Ramadhan: Kenangan Indah yang Harus Dipertahankan
Oleh: Ir. H. Amir Hady, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur
Ramadhan 1446 hujriyah telah meninggalkan kita, tetapi keindahan dan keberkahannya masih membekas dalam hati. Bulan penuh rahmat ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita, mulai dari kebersamaan dalam ibadah, semangat berbagi, hingga peningkatan kualitas diri dalam menahan hawa nafsu. Namun, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menjaga semangat Ramadhan agar tetap hidup di bulan-bulan berikutnya.
Pertama, Menjaga Kualitas Ibadah. Selama Ramadhan, masjid-masjid penuh dengan jamaah yang rajin menjalankan shalat berjamaah, tarawih, dan tadarus Al-Qur'an. Kebiasaan ini seharusnya tidak berhenti setelah Ramadhan berakhir. Kita bisa tetap menjaga shalat berjamaah di masjid, melanjutkan kebiasaan membaca Al-Qur'an setiap hari, serta memperbanyak dzikir dan doa.
Kedua, Konsisten dengan Kebiasaan Berpuasa. Puasa tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Islam mengajarkan kita untuk tetap berpuasa sunnah, seperti puasa Syawal, Senin-Kamis, atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah). Selain bernilai ibadah, puasa sunnah juga menjaga kesehatan fisik dan spiritual kita.
Ketiga, Menumbuhkan Rasa Kepedulian dan Berbagi. Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih peduli kepada sesama. Banyak orang berlomba-lomba dalam sedekah, zakat, dan membantu mereka yang membutuhkan. Sikap ini harus tetap menjadi bagian dari kehidupan kita, baik melalui infaq rutin, mendukung kegiatan sosial, maupun membantu orang-orang di sekitar kita yang sedang kesulitan.
Keempat, Menjaga Kesabaran dan Pengendalian Diri. Puasa melatih kita untuk menahan emosi, mengendalikan hawa nafsu, dan menjaga lisan dari ucapan yang sia-sia. Setelah Ramadhan, kita harus tetap menjaga akhlak ini dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, tempat kerja, maupun di lingkungan sosial.
Kelima, Mempererat Silaturahim. Salah satu momen indah di bulan Ramadhan adalah kebersamaan dalam berbuka puasa, sahur, dan ibadah bersama keluarga serta teman-teman. Silaturahim ini harus terus dipelihara, baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat, agar hubungan tetap harmonis dan penuh berkah.
Ramadhan memang telah berlalu, tetapi nilai-nilainya tidak boleh hilang dari kehidupan kita. Jika kita mampu menjaga semangat ibadah, berbagi, dan memperbaiki diri, maka suasana Ramadhan akan tetap terasa dalam setiap langkah kehidupan kita. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang tetap istiqamah dalam kebaikan.
Wallahu a’lam bish-shawab