Refleksi Milad Muhammadiyah ke-113: Dakwah Mencerahkan di Tingkat Nasional dan Internasional
Oleh: Nur Ngazizah, Mahasiswa Doktoral UAD, Dosen UMPWR
Pada Milad Muhammadiyah ke-113 ini, gema tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” menjadi penegas bahwa gerakan ini bukan hanya milik Indonesia, tetapi milik dunia. Dengan inspirasi kuat dari surat An-Nisa ayat 9 tentang kewajiban menyiapkan generasi yang kuat,serta diperkuat oleh pesan Surat At-Taubah ayat 105 tentang pentingnya bekerja secara profesional dan sungguh-sungguh,Muhammadiyah menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan dakwah berkemajuan yang konsisten memberikan kontribusi nyata bagi kemanusiaan.
Tidak berlebihan jika Muhammadiyah disebut sebagai wajah Islam berkemajuan yang menjangkau batas-batas geografis. Melalui Muhammadiyah Aid, Lazismu Global, MDMC Internasional, dan berbagai kerjasama kemanusiaan lintas negara, cahaya dakwah Muhammadiyah telah hadir di Palestina, Myanmar, Afrika, Eropa, dan negara-negara lainnya. Bantuan pangan, sekolah darurat, layanan kesehatan, hingga respon bencana menjadi bukti bahwa gerakan ini tidak hanya memikirkan Indonesia, tetapi juga menyalurkan kasih sayang Islam untuk seluruh umat manusia.
Sementara di dalam negeri, ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan, lembaga ekonomi, dan unit pemberdayaan masyarakat adalah bukti nyata bagaimana Muhammadiyah menghidupkan pesan Al-Qur’an untuk tidak meninggalkan generasi dalam keadaan lemah. Setiap amal usaha menjadi saksi betapa dakwah Muhammadiyah berdiri di atas kerja keras, bukan sekadar ucapan.
Profesionalisme sebagai Wujud Iman
Muhammadiyah dengan teguh mengajarkan bahwa dakwah harus dilakukan secara profesional. Majelis-majelisnya bekerja dengan sistem, lembaga-lembaganya berjalan dengan manajemen modern, dan kadernya dibentuk dengan watak ikhlas tetapi tetap produktif. Inilah perpaduan antara spiritualitas dan kompetensi yang membuat gerakan ini dihormati oleh bangsa dan dunia.
Bagi siapa pun yang pernah melihat langsung layanan rumah sakit Muhammadiyah yang menerima pasien tak mampu, sekolah Muhammadiyah yang tetap berdiri di daerah terpencil, relawan MDMC yang menyelamatkan nyawa di bawah puing, atau bantuan Lazismu yang menjangkau anak yatim hingga mualaf, pasti akan menyadari betapa harunya melihat dakwah yang bekerja dalam diam namun mengubah kehidupan banyak orang. Gerakan ini tidak sibuk berdebat, tetapi sibuk bekerja. Tidak mengeluh, tetapi mengabdi. Tidak meminta pujian, tetapi terus memberi. Inilah dakwah yang hidup.
Transformasi Muhammadiyah dari Masa ke Masa: Jejak Panjang Gerakan Pembaruan
Sejak berdiri pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah melewati perjalanan panjang yang penuh dinamika dan lompatan pemikiran. Gerakan ini lahir sebagai respon atas ketertinggalan umat sekaligus sebagai upaya membumikan Islam yang berkemajuan. Pada masa awal, Muhammadiyah fokus pada pembaruan pendidikan dan pemurnian ajaran, membangun madrasah modern, menerapkan kurikulum terpadu, dan menghadirkan metode belajar yang kala itu sangat maju.
Memasuki era kemerdekaan, Muhammadiyah tampil sebagai kekuatan civil society yang menjaga moral bangsa. Pada fase ini, lahir ratusan sekolah, rumah sakit, dan amal usaha yang memperkuat pondasi kesejahteraan masyarakat. Transformasi besar kembali terjadi ketika memasuki abad ke-21. Muhammadiyah menegaskan diri sebagai gerakan Islam moderat yang berperan strategis dalam isu-isu global. Setiap era menunjukkan satu hal, bahwa Muhammadiyah bukan gerakan yang statis, tetapi organisme sosial yang terus tumbuh, menyesuaikan diri dengan tantangan zaman, tanpa meninggalkan jati diri dakwahnya.
Rasa Syukur Menjadi Bagian dari Gerakan Pencerahan
Di usia 113 tahun, rasa bangga dan haru menyelimuti setiap kader dan simpatisan. Menjadi bagian dari Muhammadiyah berarti menjadi bagian dari sejarah panjang pengabdian, keberanian, dan ketulusan. Menjadi bagian dari jutaan tangan yang bekerja untuk bangsa. Menjadi bagian dari gerakan yang menebarkan rahmat hingga ke luar negeri.
Milad ini menjadi ajakan untuk memperkuat komitmen, memperluas pengabdian, dan melanjutkan perjalanan panjang dakwah profesional yang menginspirasi dunia. Milad ini menjadi ajakan untuk memperkuat komitmen, memperluas pengabdian, dan melanjutkan perjalanan panjang dakwah profesional yang menginspirasi dunia.
Muhammadiyah telah membuktikan bahwa dakwah bukan hanya ceramah. Dakwah adalah pelayanan, pengabdian, ilmu, kerja keras, dan cinta. Dan selama nilai-nilai itu terus dijaga, cahaya Muhammadiyah akan terus menerangi bangsa dan dunia hingga generasi mendatang.


