YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Logmart ke-115 dan sekaligus yang ke-30 di seluruh wilayah Yogyakarta pada Sabtu (23/9) diresmikan secara langsung oleh Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media atau Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari. Logmart yang berlokasi di Jalan Mayjend Sutoyo itu menjadi salah satu bagian dari usaha bisnis berjejaring yang saat ini telah memasuki tahun ketiga.
Terus bertambahnya gerai Logmart di berbagai daerah mengindikasikan bahwa usaha berbasis ritel tersebut memiliki peluang besar untuk tetap eksis di tengah persaingan yang semakin berat. Dalam sambutannya Deni mengaku optimis, dengan jaringan massa Muhammadiyah yang besar, Logmart di tahun-tahun mendatang akan mampu bersaing dan terus berkembang.
Belajar dari bisnis ritel yang sudah ada sebelumnya, dalam waktu enam bulan mampu membuka 200 gerai. Namun sayang, sebagian besar gerai itu telah tutup dan bisnisnya mengalami penurunan. Menurutnya menjalankan bisnis berbasis ritel tak semata soal sentimen politik, sehingga mereka lupa membangun aspek emosional. Dalam membangun bisnis, sikap sentimen sebisa mungkin harus dihindari. “Prinsipnya, apa yang kita jual di Logmart ini harus menjadi milik semua orang. Jamaah merasa memiliki dan kemudian berbelanja ke Logmart,” ujarnya.
Selain mendorong aspek emosional, dalam mengembangkan bisnis kita juga harus mendorong aspek profesionalitas. Aspek ini menempati posisi sangat penting. Karena tanpa profesionalitas bisnis tidak akan bisa berjalan. Bermodalkan basis jamaah yang besar membuat mereka terlalu percaya diri bahwa bisnis mereka akan berkembang pesat.
“Logmart bukan hanya tentang semangat jamaah, tapi dalam pengelolaannya juga kita dorong dengan semangat profesionalitas,” tegas Deni dihadapan seluruh jamaah yang hadir.
Deni menegaskan bahwa dari sekian banyak gerai Logmart yang telah dibuka, sebanyak 95 persen masih aktif. Dan sisinya sebanyak 5 persen telah tutup karena problem komonitas, yaitu terkait pembiayaan dengan prinsip modal bersama. Prinsip ini jika tidak dipahami dengan benar tak jarang justru menciptakan kompetitor-kompetitor yang ingin menguasai dan terlibat secara penuh. Hal inilah yang membuat bisnis tidak sehat dan akhirnya menyebabkan konflik di dalam. Tak lama, gerai pun harus tutup.
“Maka rata-rata usaha Logmart yang tetap eksis hingga sekarang adalah yang dikelola secara personal, bukan berdasarkan crowdfunding atau iuran jamaah. Hal ini persis seperti Logmart Mayjend Sutoyo yang dikelola secara personal,” ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan penjualan di seluruh gerai Logmart, Suara Muhammadiyah menjalin kerjasama dengan banyak amal usaha Muhammadiyah seperti rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Kerjasama ini dalam bentuk kartu anggota dan voucher belanja bagi seluruh karyawan amal usaha Muhammadiyah. “Kami kemarin melaunching Kartu Pegawai Muhammadiyah (KPM) dengan UAD sebanyak 1400 kartu. Keuntungan memiliki kartu ini adalah mendapatkan potongan belanja atau diskon di seluruh Logmart yang ada,” tutupnya.
Manajer Logmart Mayjend Sutoyo Arif Cahyana, SE MM berharap, semoga dengan adanya Logmart di JL Mayjend Sutoyo bisa terus berkembang dan menjadi kekuatan alternatif ekonomi di Muhammadiyah.
Setelah melaunching Logmart Mayjend Sutoyo, Deni Asy’ari akan langsung bertolak ke Cimahi untuk agenda yang sama. Meresmikan Logmart di kota yang disebut sebagai kota tentara di Jawa Barat. (diko)