Saatnya Mengedepankan Nurani Bangsa

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
133
IMM

IMM

Oleh: Riyan Betra Delza

Bangsa ini kembali diguncang oleh sebuah tragedi yang mengoyak hati nurani. Seorang anak muda, Affan Kurniawan, pengemudi ojek daring, meregang nyawa dalam sebuah aksi massa di Jakarta pada 28 Agustus lalu. Affan tidak sedang berdiri di panggung kekuasaan, ia tidak memegang senjata, tidak pula bersenjata kata-kata di mimbar parlemen. Ia hanyalah seorang anak bangsa yang sedang mencari nafkah, berusaha menyambung hidup di tengah kerasnya kota. Namun, takdir buruk menimpanya. Nyawanya melayang di tengah kegaduhan politik jalanan, meninggalkan keluarga yang berduka, meninggalkan luka bagi bangsa.

Kematian Affan bukan sekadar peristiwa kriminal biasa. Ia adalah cermin yang menampakkan wajah kita yang retak: wajah bangsa yang masih sering abai terhadap nyawa rakyat kecil. Ketika pentungan, peluru dan kekerasan lainnya bisa begitu merenggut hidup, kita patut bertanya: sejauh mana nilai kemanusiaan benar-benar menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa?

Bangsa ini didirikan atas cita-cita luhur: merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Namun, peristiwa seperti yang menimpa Affan mengingatkan kita bahwa kemerdekaan belum sepenuhnya menghadirkan keamanan, keadilan, dan kemanusiaan bagi setiap warga negara. Kekerasan yang melibatkan negara terhadap rakyat adalah pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara hadir bukan untuk menakuti rakyat, apalagi mengorbankan nyawanya, melainkan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Kekerasan adalah Kegagalan Moral

Kekerasan dalam bentuk apa pun adalah tanda kegagalan moral. Ia menunjukkan bahwa akal sehat dikalahkan oleh emosi, bahwa dialog digantikan oleh pentungan, kekerasan bahkan lemparan batu, bahwa keadilan dipinggirkan oleh kesewenang-wenangan. Kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah. Ia hanya melahirkan dendam, trauma, dan luka baru yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Di tengah tragedi ini, semua pihak harus menahan diri. Aparat keamanan jangan menggunakan cara-cara represif yang justru memperlebar jurang ketidakpercayaan. Para elit politik jangan mengompori suasana demi kepentingan elektoral. Mahasiswa dan rakyat jangan terjebak dalam kemarahan yang membabi buta hingga kehilangan arah perjuangan. Persatuan bangsa jauh lebih mahal daripada emosi sesaat.

Tanggung Jawab Elit Politik

Para elit negeri ini, baik di pemerintahan maupun di parlemen, harus lebih peka. Rakyat tidak butuh kata-kata manis yang diucapkan di atas panggung. Mereka butuh keadilan yang nyata, keteladanan yang hidup, dan kebijakan yang berpihak pada mereka yang lemah.

Betapa ironis ketika rakyat sedang berduka, elit justru sibuk dengan intrik, perdebatan, dan saling menyalahkan. Politik kehilangan rohnya ketika tidak lagi menyatu dengan denyut nadi rakyat. Padahal, sejatinya politik adalah alat untuk memperjuangkan kemaslahatan, bukan sekadar perebutan kursi dan kuasa.

Dalam situasi ini, kami menyeru agar para pemimpin melakukan introspeksi. Lihatlah wajah-wajah rakyat kecil yang terhimpit ekonomi, yang cemas dengan biaya hidup, yang lelah dengan janji-janji kosong. Dengarkan suara mereka dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Sebab kepemimpinan yang abai pada penderitaan rakyat adalah kepemimpinan yang kehilangan legitimasi moral.

Ujian bagi Penegakan Hukum

Kondisi kebangsaan hari ini menjadi ujian bersama. Apakah hukum akan berpihak pada kebenaran atau kembali tunduk pada logika kekuasaan? Apakah kasus ini akan dituntaskan dengan seadil-adilnya atau sekadar menjadi catatan gelap yang dilupakan?

Kami menaruh harapan pada seluruh aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Aparat yang bersalah harus bertanggung jawab. Tidak boleh ada impunitas. Setiap nyawa rakyat harus dihargai, setiap luka harus mendapat keadilan. Aparat dan pemerintah adalah pengayom, bukan algojo. Keberanian menegakkan hukum dengan adil akan memulihkan kepercayaan rakyat kepada institusi negara. Prinsip yang sama juga harus diberikan kepada setiap massa yang bertindak anarkis. 

Peran Mahasiswa dan Rakyat

Mahasiswa sebagai kaum terdidik punya tanggung jawab moral untuk menjaga akal sehat bangsa. Aksi turun ke jalan adalah hak demokratis yang dijamin konstitusi, namun cara dan tujuan aksi itu harus konstitusional. Demonstrasi bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menyuarakan nurani.

Kepada rakyat, terutama generasi muda, kami menyerukan agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu murahan di media sosial yang belum tentu kebenarannya. Informasi yang salah bisa memantik api kebencian dan memperburuk keadaan. Karena itu, kita harus arif, kritis, dan cerdas. Dengarkan penjelasan dari sumber yang jelas, ikuti arahan dari tokoh yang kredibel, dan jadilah pembawa kedamaian, bukan penyebar fitnah.

Mahasiswa IMM khususnya harus hadir sebagai suluh peradaban, bukan penyulut bara. Kita harus menyalakan pelita akal budi, memberi arah moral bagi bangsa, dan tetap setia pada jalur non-kekerasan. Perjuangan intelektual dan moral jauh lebih abadi daripada ledakan emosi sesaat.

Harapan kepada Presiden

Kepada Presiden Prabowo, kami titip pesan moral: dengarlah suara rakyat dengan hati yang jernih. Letakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan mana pun. Presiden adalah bapak bangsa, bukan juru bicara kepentingan elite sempit.

Negeri ini sedang menghadapi banyak tantangan: ekonomi global yang tidak pasti, krisis iklim yang kian nyata, serta gejolak politik internasional yang bisa merembes ke dalam negeri. Dalam kondisi seperti ini, kita butuh kepemimpinan yang menyejukkan, yang meneguhkan persatuan, dan yang adil kepada semua golongan. Jangan biarkan rakyat kecil terus menjadi korban.

Sejarah akan mencatat bukan seberapa kuat kekuasaan dijalankan, tetapi seberapa adil dan bijak kekuasaan itu digunakan. Keadilan adalah pondasi kepercayaan rakyat, dan kepercayaan rakyat adalah kekuatan sejati sebuah pemerintahan.

Menjaga Persatuan di Tengah Badai

Kita tidak boleh lupa bahwa bangsa ini lahir dari perbedaan yang disatukan oleh cita-cita besar. Persatuan adalah harta paling berharga yang diwariskan para pendiri bangsa. Jika persatuan ini pecah karena kekerasan, maka seluruh bangunan republik akan runtuh.

Karena itu, mari kita jaga kondisi bangsa ini dengan baik. Hentikan kebencian, jauhi provokasi, dan kedepankan dialog. Jangan biarkan energi bangsa habis untuk konflik horizontal yang justru melemahkan diri kita di hadapan tantangan global. Indonesia terlalu besar untuk dikecilkan oleh kebencian, terlalu berharga untuk dikorbankan demi kepentingan sesaat.

Menyalakan Pelita Nurani

Sejarah bangsa ini tidak ditulis oleh mereka yang saling menyakiti, melainkan oleh mereka yang menjaga kemanusiaan dengan jernih hati. Para pahlawan kita mengorbankan nyawa bukan untuk melanggengkan kekerasan, melainkan untuk menegakkan kemerdekaan, persatuan, dan keadilan.

Kondisi kebangsaan hari ini serta tragedy kematian Affan harus menjadi pengingat bagi kita semua. Jangan biarkan ada Affan-Affan lain yang jatuh sia-sia di jalanan republik ini. Setiap nyawa rakyat adalah amanah yang harus dijaga. Jika kita gagal menghargai nyawa rakyat, maka kita sedang menggali kubur bagi masa depan bangsa.

Mari kita kembalikan nurani kebangsaan ke tempat terhormatnya. Mari kita rawat demokrasi dengan akal sehat, mari kita tegakkan hukum dengan keadilan, mari kita jalankan politik dengan moralitas. Hanya dengan cara itu bangsa ini bisa benar-benar berdiri tegak di hadapan sejarah dan di hadapan Tuhan.

Bangsa yang kehilangan nurani, sejatinya sedang menuju jurang kehancuran. Namun bangsa yang setia pada nurani, akan menemukan jalan menuju kejayaan. 

Riyan Betra Delza, Ketua Umum DPP IMM

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Jihad Ekologis dan Isyarat Nabi dalam Memelihara Lingkungan Oleh: Khulanah, pendidik pondok pesantr....

Suara Muhammadiyah

2 March 2025

Wawasan

Memahami Al-Qur`an dan Kitab Suci Lainnya Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universit....

Suara Muhammadiyah

3 April 2024

Wawasan

  Oleh: Muhammad Iqbal Rahman (Sekertaris Majelis Tabligh PDM Kabupaten Mojokerto & Ketua....

Suara Muhammadiyah

9 September 2023

Wawasan

Perang dan Ragam Persepsi Oleh : Ahsan Jamet Hamidi Perang Bubat, adalah pertempuran antara prajur....

Suara Muhammadiyah

12 November 2023

Wawasan

Membedah Rahasia Strategi Dakwah Kelompok Salafi Oleh : M.U. Al Faruqi, Demisioner Sekretaris Umum ....

Suara Muhammadiyah

10 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah