Semua Ada Kesempatannya

Publish

4 October 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
208
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

Kita harus bersyukur sampai sekarang, masih bisa menjalani hidup di muka bumi dengan keadaan sehat. Hidup hanya sekali memberikan dorongan kepada manusia untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Kesempatan adalah waktu untuk melakukan sesuatu. Apapun paradigmanya, yang pasti semua orang diberikan kesempatan yang sama oleh Tuhan.

Yakni kesempatan bercita-cita sebagai apa saja baik itu menjadi seorang jurnalis, penulis, masinis, artis, notaris, dan lain sebagainya. Semua ada kesempatan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Tetapi problematikanya ketika ada kesempatan terkadang tidak pernah memanfaatkan, yang terjadi menyia-nyiakannya begitu saja. Yang tersisa kemudian ampasan penyesalan dan kerugian karena ketidaksungguhan dalam memanfaatkan kesempatan yang ada.

Perilaku ini masih sering terjadi. Padahal, kesempatan niscaya mahal harganya. Kesempatan tidak datang dua kali, hanya sekali. Waktu yang dipersembahkan Tuhan, hendaknya dimanfaatkan sedemikian rupa bukan malah diabaikan begitu saja. Apalah artinya berpenampilan menawan, tapi dungu memanfaatkan kesempatan dan waktu yang ada. Tidak ada kemauan untuk berkemajuan, justru malah memilih berkemunduran.

Padahal, secara eksplisit Al-Qur'an memerintahkan kita untuk hidup berkemajuan. "Siapa pun yang mau di antara kalian itu yang menjadi berkemajuan atau berkemunduran," ujar-Nya di Qs al-Mudatsir (74): 37. Hidup berkemajuan maknanya meninggalkan deretan aktivitas buruk dengan menampilkan aktivitas yang bisa membawa kebermanfaatan dan kesejahteraan. Kuncinya lewat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Kesempatan beribadah, belajar, dan bekerja sebagai bekal menyongsong kehidupan di masa depan.

Kita sadari banyak kesempatan yang terbuang sia-sia. Kita sembrono dengan waktu. Waktu sangat pendek, sementara yang panjang perjalanan menuju akhirat. Hidup ada batasannya, tatkala kereta kematian datang menjemput (Qs an-Nisa (4): 78), tidak ada seorang pun yang dapat menafikannya bahkan mengundurnya (Qs al-A'raf (7): 34). Penyesalan itu akan datang di akhir, sementara masih banyak kekurangan yang belum kita penuhi karena selama hidup di dunia tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya.

Di situlah penyesalan tertinggi seorang manusia. Tapi sudah tidak berguna lagi. Banyak orang yang mengesampingkan kepentingan ini. Jika kita menggunakan standar hidup, maka orang cerdas akan bijak memanfaatkan kesempatan dan waktu untuk melakukan kegiatan positif. Nabi Akhir Zaman pernah berpetuah agar memanfaatkan kesempatan muda sebelum masa tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan hidup sebelum mati (HR Al-Hakim).

Semua ada kesempatannya, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan dan waktu yang tersisa ini untuk melakukan kegiatan bermanfaat bukan mudarat apalagi mafsadat. Jika kita gagal, gunakan kesempatan untuk memulainya lagi. Jika kita salah, gunakan kesempatan untuk memperbaiki diri. Jika sudah salah dan tidak mau memperbaiki, merasa sudah paling benar sendiri, itulah orang picik pikiran yang menghancurkan dirinya sendiri. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Seperti biasa memasuki fase pesta demokrasi, akan banyak hal yang tidak terduga terjadi. Pro dan kon....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Mengenang Sang Inspirator Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalsel    Masyarakat....

Suara Muhammadiyah

22 June 2024

Wawasan

Ibrah Keluarga Ibrahim Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Saya in....

Suara Muhammadiyah

8 August 2024

Wawasan

Mempromosikan Budaya Hijau, Inovasi, dan Kerjasama Oleh: Agus setiyono Dalam era ketidakpastian pe....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Wawasan

Meningkatkan Kesejahteraan Bagi Bangsa Indonesia: Tantangan dan Harapan Oleh: Muhammad Himawan Suta....

Suara Muhammadiyah

8 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah