KUDUS, Suara Muhammadiyah – Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PDA Kudus menggelar Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah angkatan ke-4 pada Sabtu, 1 Dzulhijjah 1445 H bertepatan dengan 8 Juni 2024 di Aula Panti Asuhan ‘Aisyiyah Kudus.
Ketua panitia, Hj. Sri Nuryati dalam sambutannya menyampaikan, “Kegiatan ini diikuti oleh utusan dari Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se Kabupaten Kudus dan PD Nasyi’atul ‘Aisyiyah sebanyak 30 peserta dengan mengangkat tema “Membentuk Perempuan Wirausaha Kreatif Mandiri dan Berkemajuan”. Kegiatan SWA kali ini merupakan angkatan ke-4 yang telah diselenggarakan oleh MEK PDA Kudus."
Sambutan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kudus yang disampaikan oleh Koordinator bidang ekonomi, Ir. Hj. Dewi Masitoh, bahwa dalam kegiatan ini semuanya berkesempatan untuk silaturahim dan belajar bersama. "Kita harus senantiasa berkemajuan, bersemangat untuk meningkatkan kualitas diri dengan menambah ilmu di mana pun berada. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, karena dengan kesejahteraan tersebut akan memudahkan kita dan membuat nyaman dalam beraktivitas menuju keshalehan pribadi dan keshalehan sosial," tegasnya.
Materi di hari pertama yang diterima oleh peserta adalah Ke-‘Aisyiyahan dan kewirausahaan. Noor Sulichah, S.Pd., S.P. dalam pemaparan materi Ke-‘Aisyiyahan mengatakan Aisyiyah harus berkemajuan, yang memiliki makna bahwa ‘Aisyiyah harus terus memperjuangkan pemberdayaan perempuan di semua bidang, baik pendidikan, ekonomi sosial, kesehatan, maupun politik. Hal ini berarti memberikan akses yang setara terhadap peluang dan sumber daya.
"Dalam mewujudkan kemandirian ekonomi perempuan, ‘Aisyiyah menjalankan berbagai program dan kegiatan terstruktur dan berkelanjutan, termasuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengusaha UMKM untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola usaha, termasuk kegiatan Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah ini," kata Noor.
Materi selanjutnya Kewirausahaan yang disampaikan oleh Nurani Puspa Ningrum, S.E., M.E., bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur resiko dengan sikap, mental, kreativitas, dan daya cipta yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan usaha secara mandiri.
"Wirausahawan memiliki ciri-ciri: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi pada masa depan, dan kreatif. Sehingga kewirausahaan bermanfaat sebagai sumber penghasilan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memperkuat ekonomi nasional," tuturnya.
Membangun Bisnis Impian
Kudus, Suara Muhammadiyah – Wirausaha menjadi kunci utama dalam membangun ekonomi umat dan bangsa di era globalisasi yang penuh peluang dan tantangan ini. Sebagai organisasi perempuan Islam di Indonesia, ‘Aisyiyah memiliki komitmen kuat untuk mendorong dan mengembangkan potensi wirausaha perempuan sehingga terbentuk perempuan wirausaha kreatif mandiri dan berkemajuan. Inilah salah satu peran penting Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah angkatan ke-4 yang diselenggarakan oleh Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PDA Kudus pada tanggal 8 Juni hingga 6 Juli 2024 di Aula Panti Asuhan ‘Aisyiyah Kudus.
Materi merancang usaha dan perencanaan produksi yang diterima oleh peserta SWA di hari kedua ini disampaikan oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus Syahrial Aman, M.T., dan Cikita Berlian Hakim, M.T. Banyak di antara kita yang memiliki ide-ide cemerlang dan potensi besar untuk menjadi wirausahawan sukses. Namun, seringkali terkendala oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam merancang usaha dan merencanakan produksi. Hal ini dapat menghambat dalam mewujudkan mimpi untuk menjadi pengusaha yang mandiri dan berdaya.
Syahrial Aman, M.T. dalam pemaparannya menyampaikan, “Untuk memulai bisnis, dapat kita lakukan di antaranya dengan: merintis usaha baru (starting), membeli perusahaan orang lain (buying/akuisisi), dan dengan ekrjasama manajemen (franchising).”
Selanjutnya, CEO dari Syam’s Indonesian Handicraft ini memberikan tips dalam memulai bisnis, “kaum hawa yang berbisnis harus memperhatikan beberapa poin agar bisnisnya berjalan sempurna, yaitu: membulatkan tekad dan jangan ragu untuk memulai, harus memulai dari membaca peluang dan memiliki keahlian, memperbanyak koneksi atau teman yang dapat membantu melancarkan bisnis, serta menentukan target dalam pemasaran bisnis agar produk yang dipasarkan tidak salah sasaran.”
Cikita dengan materi perencanaan produksi, memaparkan bahwa, “Kegiatan operasional atau produksi secara singkat dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau proses untuk merubah input menjadi output. Dalam pengembangan produk, dapat bersumber dari internal maupun eksternal.”
“Sumber internal dapat berupa bagian penelitian dan pengembangan, konsultan pemasaran, tenaga penjual, serta peran aktif dari seluruh pihak. Sedangkan sumber eksternal dapat diperoleh dari kecenderungan pasar, peroduk yang dikeluarkan oleh pesaing, masukan / komplain dari pelanggan, serta hasil peramalan yang memanfaatkan data masa lalu yang dimiliki perusahaan”, lanjut Cikita.
Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah angkatan 4 ini hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan materi pelatihan yang komprehensif dan mudah dipahami. Materi pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting dalam membangun bisnis, Dengan mengikuti SWA, para calon wirausahawan akan mendapatkan bekal yang kuat untuk membangun bisnis impian mereka. Mereka akan dibimbing oleh para instruktur berpengalaman dan mendapatkan kesempatan untuk berjejaring dengan wirausahawan lainnya. Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah berkomitmen untuk membantu para muslimah mencapai kesuksesan dalam dunia wirausaha dan berkontribusi pada kemajuan ekonomi umat dan bangsa.
SWA merupakan platform yang tepat bagi para muslimah yang ingin membangun bisnis impian mereka. Dengan materi pelatihan yang komprehensif dan instruktur berpengalaman, membantu para calon wirausahawan untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kewirausahaan. (WNAgustina).