Terapi Kesehatan Mental dalam Bingkai Al-Qur’an dan Sunnah

Publish

7 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
148
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah — Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Ahad Pagi yang dihadiri jamaah dari berbagai kalangan. Kajian yang berlangsung pada Ahad, 6 Juli 2025 M ini mengangkat tema "Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan Sunnah: Tadarus Ayat-ayat Psikologi". Sebagai narasumber Dr Ruslan Fariadi, SAg., MSI, Ketua Bidang Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam kajian yang berlangsung sejak pukul 06.00 hingga 07.00 WIB tersebut, Ruslan mengawali tausiyahnya dengan mengingatkan bahwa majelis ilmu adalah taman-taman surga, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: "Majelis ilmu adalah raudotun min riyadhil jannah." Ia juga menguatkan bahwa tholabul ‘ilmi (menuntut ilmu) adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk dalam aspek kesehatan mental.

Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera dalam diri seseorang, dan Islam memberikan perhatian besar terhadap hal ini. Ulama Islam terdahulu seperti Abu Zaid Al-Balkhi telah menyatakan bahwa kesehatan mental adalah keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Dalam konteks Muhammadiyah, ini disebut sebagai konsep wasatiyah, yakni keseimbangan dalam mengejar dunia dan akhirat.

“Orang yang cukup secara mental adalah mereka yang menjadi tuan atas hartanya, bukan budak dari harta,” ujar Ruslan. Ia menambahkan bahwa faktor yang memengaruhi kesehatan mental mencakup aspek individu, sosial ekonomi, dan lingkungan.

Ia pun menjelaskan bahwa menjaga kesehatan mental harus dilakukan dengan menyeimbangkan tiga hal utama: spiritualitas, pendidikan, dan keluarga. Dalam keluarga, ibu disebut sebagai ‘profesor pertama’ yang membentuk karakter mental anak-anak.

Data terbaru menunjukkan bahwa terdapat 15,5 juta penduduk Indonesia yang mengalami gejala gangguan mental. Rinciannya cukup mencengangkan: 46% di antaranya adalah Gen Z, 41% milenial, 1,3% usia 45–75 tahun, dan 1,9% adalah lansia di atas 75 tahun.

Ruslan juga menegaskan, Islam telah memberikan panduan komprehensif dalam menghadapi gangguan mental. Salah satu kuncinya adalah curhat pertama kepada Allah, sebagai bentuk kesadaran spiritual. "Ketika manusia tidak tenang dalam hidupnya, bisa jadi itu adalah teguran dari dalam dirinya sendiri, yakni dari Allah SwT," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa manusia disebut oleh Allah di dalam Al-Qur’an dengan berbagai istilah, seperti Abdullah (makhluk spiritual), An-Nas (makhluk sosial), Al-Insan (makhluk berpotensi), Bani Adam (makhluk mulia), Khalifatullah (pemimpin di bumi), dan Al-Basyar (memiliki tubuh/raga). Kesemua identitas ini menunjukkan kompleksitas manusia dan pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Puncak kesempurnaan itu disebut sebagai Khoirul Anam atau Nabi itu sendiri. 

Allah juga membekali manusia dengan lima jenis hidayah, antara lain hidayah naluriah, hidayah pancaindera, hidayah akal, hidayah agama, dan hidayah taufiq.

Dua potensi dalam diri manusia, yaitu fujur (pemantik kerusakan) dan taqwa (penguat kebaikan), selalu berinteraksi dan menuntut keseimbangan.

Adapun beberapa gangguan mental dan solusi Qur’ani yang dibahas antara lain Bipolar Disorder, penyakit ini ditandai dengan fluktuasi mood. Solusinya ada dalam QS Al-Ma’arij: 19–21, dengan menekankan pentingnya meningkatkan kualitas ibadah, syukur, dan keseimbangan antara ibadah sosial dan spiritual.

Selain itu ada Anxiety Disorder atau sejenis gangguan kecemasan atau kekhawatiran berlebih. Solusi terdapat dalam QS Thaha: 124–126. “Jauh dari zikir kepada Allah adalah penyebab kegelisahan. Jadikan shalat sebagai kebutuhan, bukan sekadar rutinitas,” jelas Ruslan.

Selain itu, beliau juga mengingatkan agar umat Islam tidak menjauh dari Al-Qur’an, karena dengan selalu berinteraksi dengan wahyu Allah, seseorang akan terhindar dari penyakit mental seperti kepikunan dan depresi. QS. Ali Imran: 200 disebut sebagai motivasi untuk bangkit dari keterpurukan mental.

Mengakhiri kajian, Ruslan mengibaratkan bahwa sebagaimana laptop yang baru dibeli disertai buku panduan, manusia pun diciptakan lengkap dengan pedoman hidup berupa Al-Qur’an. “Sayangnya, manusia sering mendewakan akalnya, lupa bahwa ada Allah yang Mahatahu dan Maha Segalanya,” pungkasnya. (M/D)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Berkah Ramadan, kabar gembira menyelimuti keluarga besar Univer....

Suara Muhammadiyah

1 April 2024

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah resmi menggelar....

Suara Muhammadiyah

8 March 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap 9 Februari. Pada ....

Suara Muhammadiyah

8 February 2025

Berita

Rayakan Prestasi, Tekankan Kemakmuran, dan Lestarikan Lingkungan PALEMBANG, Suara Muhammadiyah &nda....

Suara Muhammadiyah

25 November 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Prof Dr H Abdul Mu’ti ....

Suara Muhammadiyah

9 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah