SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka mensukseskan implementasi rakornas Dikdasmen PNF, dalam paparannya, Muhammad Sayuti menyampaikan terkait manajemen organisasi dan program untuk mewujudkan visi pendidikan Muhammadiyah (3/6). Menurutnya, organisasi adalah alat dan cara perjuangan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama, termasuk juga mencapai visi pendidikan Muhammadiyah. Konsekuensinya, Muhammadiyah menjadi organisasi global dengan jaringan AUM, badan usaha yang luar biasa besar yang mesti dikelola secara maju, professional dan modern.
“Untuk itu cara kita mengelola organisasi harus terus diperbaiki. Harus terujur, dikdasmen itu inovasi setiap tahunnya apa,” ujar Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.
Menurutnya, dalam menghadapi era inovasi seperti yang terjadi saat ini, Muhammadiyah sulit untuk berlari kencang jika hanya melihat spion terlalu sering. Ia mencontohkan Muhammadiyah Australia College (MAC) yang di tahun ketiganya telah waiting list, dari yang tahun pertama hanya sebanyak 50 siswa, 129 di tahun kedua dan 159 siswa di tahun ketiga. “Saat ini kami sedang mengajukan perizinan agar bisa membuka untuk 200 siswa,” ujarnya.
Bukan hanya itu, ada yang lebih menarik, dalam waktu tiga tahun, Muhammadiyah Australia College berhasil keluar sebagai juara 3 kompetisi sains tingkat nasional di Australia. Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan pemerintah Australia kepada lembaga pendidikan Muhammadiyah di sana, yang mana 99 persen operasional MAC ditanggung oleh pemerintah Australia, dan satu persenya dari SPP siswa.
“Kami sedang mencari lokasi baru di Sidney, karena subsidi pemerintah di sana lebih besar. Ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk kompatibel dengan regulasi pemerintah Australia yang sangat cepat, dan Muhammadiyah bisa sukses di sana,” ungkap Sayuti.
Dalam hal ini ia pun menegaskan bahwa cara warga Muhammadiyah dalam mengelola organisasi harus terus menerus diperbaharui. Terbuka dengan cara-cara baru, penerapan teknologi mutakhir sebagai tools untuk mewujudkan visi Persyarikatan yang berkemajuan.
Didik Suhardi, Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah turut mengapresiasi agenda rakornas yang berjalan sangat dinamis, serta menulurkan banyak substansi inti dalam menyongsong pendidikan Muhammadiyah ke depan. Ia pun berharap pendidikan Muhammadiyah dapat terus tumbuh karena memiliki growth mindset.
Didik juga memberikan apresiasi kepada beberapa narasumber, salah satunya Raden Ridwan Hasan Saputra, penggagas dan pendiri Klinik pendidikan MIPA, atau lebih dikenal dengan KPM yang berlokasi di Ciomas, Bogor, Jawa Barat. Ridwan adalah penerima penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI tahun 2007.
“Beliau ini berhasil mematematikakan orang-orang yang tidak suka metematika menjadi suka metematika, yang tadinya menggunakan pendekatan logika, sekarang menggunakan pendekatan suprarasional. Sehingga beliau kemarin memberikan materi bagaimana mengelola Muhammadiyah, walaupun gaji besar tetap semangat, karena memperbesar doa dan niat,” ujarnya.
Di hari terakhir Rakornas Dikdasmen PNF, ia melaporkan bahwa ISMUBA akan menggunakan pendekatan baru, yaitu pembelajaran ISMUBA berbasis aktivitas. “Alhamdulillah materi sedah selesai dan sedang dalam proses cetak. Kami berharap semua daerah bisa memakai satu buku ini,” tegasnya. (diko)