PASAMAN, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat tengah menjajaki kemitraan strategis dengan Pemerintah Kabupaten Pasaman. Fokus utama kerja sama ini adalah perluasan akses pendidikan tinggi dan pemberian beasiswa bagi generasi muda daerah.
Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, M.A., bersama Ketua Prodi S2 Pendidikan Agama Islam, Dr. Rahmi, melakukan kunjungan resmi ke Kantor Bupati Pasaman, Welly Suheri, ST. Pertemuan ini membahas rencana penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
“Kami ingin kemitraan ini tidak sekadar menjadi seremonial, tetapi betul-betul berdampak langsung pada masyarakat—terutama anak-anak Pasaman yang memiliki potensi namun terkendala akses pendidikan,” ujar Dr. Riki dalam pertemuan tersebut.
Menurut Dr. Rahmi, pendekatan pendidikan yang dikembangkan UM Sumbar tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga menekankan nilai-nilai religius dan humanis. “Kami ingin membuka lebih banyak jalur pendidikan pascasarjana dan vokasi bagi putra-putri Pasaman, terutama dari keluarga prasejahtera,” tambahnya.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah alokasi kuota beasiswa khusus bagi mahasiswa asal Pasaman. Program ini diharapkan menjadi solusi konkret bagi tantangan kesenjangan pendidikan di wilayah Sumatera Barat.
Bupati Pasaman, Welly Suheri, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyebut kolaborasi ini sebagai peluang memperkuat daya saing SDM daerah sekaligus meningkatkan sinergi antara institusi pendidikan dan pemerintah daerah.
"Ini bukan sekadar kerja sama administratif, tapi strategi pembangunan jangka panjang yang menyentuh akar masalah pendidikan dan kesejahteraan," ungkap Welly dalam sambutannya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah tokoh penting, antara lain Anggit Kurniawan Nasution, S.I.Kom., M.Sc., tokoh muda Pasaman, Kepala UPT Humas PPMB UM Sumatera Barat Afrizon, S.ST.Par., serta Kaprodi Teknik Sipil, Zuheldi, S.T., M.T.
Langkah UM Sumatera Barat ini dinilai sebagai bagian dari reposisi strategis perguruan tinggi untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan daerah, sekaligus menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.