WASYATIYAH BERKEMAJUAN

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
39
Foto Istimewa

Foto Istimewa

WASYATIYAH BERKEMAJUAN 

Butir keempat al-Khasha’ishu al-Khamsu (Karakteristik Lima),  al-Islam al-Taqaddumi  (Islam berkemajuan) dalam Risalah Islam Berkemajuan  adalaha  Tanmiyat alWasathiyah  (Mengembangkan Wasathiyah).

Dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48  tersebut, mengembangkan wasathiyah dijabarkan dengan kalimat: Al-Qur’an menyatakan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat tengahan), yang mengandung makna unggul dan tegak. Islam itu sendiri sesungguhnya adalah agama wasathiyah (tengahan), yang menolak ekstremisme dalam beragama dan sikap sosial baik dalam bentuk sikap berlebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith).

Wasathiyah juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra-konservatisme dan ultra-liberalisme dalam beragama. Selaras dengan itu, wasathiyah menuntut sikap seimbang (tawazun) antara kehidupan individu dan masyarakat, lahir dan batin, serta duniawi dan ukhrawi.

Wasathiyah tidak mengarah pada toleransi terhadap sekularisme politik dan permisivisme moral. Karena Islam adalah agama wasathiyah, maka ia harus menjadi ciri yang menonjol dalam berpikir dan bersikap umat Islam. Wasathiyah diwujudkan dalam sikap sosial (1) tegas dalam pendirian, luas dalam wawasan, dan luwes dalam sikap; (2) menghargai perbedaan pandangan atau pendapat; (3) menolak pengkafiran terhadap sesama muslim; (4) memajukan dan menggembirakan masyarakat; (5) memahami realitas dan prioritas; (6) menghindari fanatisme berlebihan terhadap kelompok atau paham keagamaan tertentu; dan (7) memudahkan pelaksanaan ajaran agama.

Al-Qur’an Surat al-Baqarah 143 menyebut “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan”. Kalimat ini bersambung dengan “agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia”. Dua frasa yang bersambung tersebut mengandung makna  bahwa umat wasathiyah berfungsi menjadi pelaku perbuatan dalam kehidupan. Bukan semata-mata bersifat pertengahan atau umat yang adil dan pilihan belaka. Dengan demikian karakter atau sifat dasar wasathiyah yang dikehendaki Allah sebagaimana terkandung dalam  Al-Qur’an itu adalah “wasathiyah berkemajuan” atau “wasathiyah Islam Berkemajuan”.

Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 08/2025


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Mengoptimalkan Etos Kemajuan Gerakan Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah bermisikan d....

Suara Muhammadiyah

17 April 2025

Editorial

Cerdas-Seksama Menjaga Muhammadiyah Indonesia sedang menggelar kontestasi politik untuk Pemilu tang....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Editorial

MELUASKAN PAHAM AGAMA Tema Salafi telah didiskusikan berulang kali. Tulisan ini tidak hendak menjel....

Suara Muhammadiyah

4 July 2024

Editorial

Muhammadiyah Korektif-Bijaksana Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Siapa bilang Muhammadiyah tid....

Suara Muhammadiyah

24 January 2025

Editorial

100 TAHUN MAJELIS TARJIH Saat ini, Majelis Tarjih dapat dikatakan sebagai salah satu majelis yang p....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah