Mengoptimalkan Etos Kemajuan Gerakan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
67
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Mengoptimalkan Etos Kemajuan Gerakan

Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si.

Muhammadiyah bermisikan dakwah dan tajdid  Muhammadiyah terus berkiprah tak kenal lelah dalam mewujudkan usaha gerakannya di dunia nyata untuk kebangunan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dalam lintasan perjuangan panjang dengan segala dinamika suka dan duka. Gerak dakwah dan amal usaha Muhammadiyah terus berdiaspora menebar kemaslahatan bagi seluruh warga masyarakat dan bangsa tanpa mengenal batas agama, suku, ras, golongan, dan sekat-sekat sosial-politik. Bermodal kemandirian, Muhammadiyah  bergerak terus  memelopori amaliah kemajuan di berbagai aspek kehidupan.

Di antara fokus gerakan Muhammadiyah dalam dua periode ini sebagai wujud dari pemajuan misi dakwah dan tajdid serta usahanya ialah membangun pusat-pusat keunggulan atau “center of excellence”. Mengakselerasikan pengembangan amal-amal usaha baru di wilayah-wilayah atau daerah-daerah tertentu seperti di Aceh, Papua, NTT, NTB,  Maluku, Sulawesi, Jawa Barat,  Sumatra Barat, Jambi, serta daerah lainnya merupakan cara untuk pemerataan sekaligus peningkatan kualitas dan intensitas gerakan Muhammadiyah secara luas.

Perluasan gerakan tersebut merupakan wujud dari semangat bangkit dan meluasnya etos kemajuan Muhammadiyah yang harus terus dirawat dan ditumbuhsuburkan di seluruh tingkatan dan lini Persyarikatan. Termasuk di lingkungan Aisyiyah dan organisasi otonom lainnya. Di kawasan-kawasan yang sudah maju, Muhammadiyah dengan seluruh amal usahanya jangan berada di zona nyaman agar tidak terjadi kemandegan atau stagnasi.

Dinamisasi Gerakan

Membangun pusat-pusat keunggulan merupakan salah satu parameter dari kemajuan gerak Muhammadiyah atau Muhammadiyah berkemajuan. Ketika Muhammadiyah merayakan milad ke-111 saatnya Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lini organisasi melakukan dinamisasi gerakan jika ingin menjadi Muhammadiyah “unggul berkemajuan” sebagaimana amanat Muktamar ke-48 di Surakarta. Karenanya seluruh aspek dan lini gerakan harus dihidupkan atau didinamisasi secara merata dan meluas dari pusat hingga wilayah, daerah, cabang, dan ranting.

Kini saatnya Muhammadiyah  bersama seluruh organ institusinya terus berbenah,  mereformasi, dan mentransformasi diri. Masalah Muhammadiyah masih banyak yang harus dihadapi dan diselesaikan secara serius. Hidupkan etos jamaah dan warga masyarakat untuk menjadi komunitas yang religius, bersosial, cerdas, berilmu, dan berdaya dalam berbagai aspek. Kembangkan kerjasama dan ta’awun antar warga dan jamaah sehingga menjadi insan kolektif yang mau saling berbagi dan peduli. Hidupkan masjid dan ranting sehingga mampu menyangunu warga menuju kemajuan di berbagai bidang. Cerdaskan, cerahkan, dan memakmurkan masyarakat di akar rumput.

Para pimpinan Persyarikatan di seluruh tingkatan dan lini organisasi dituntut untuk terus giat bergerak memajukan Muhammadiyah serta berkhidmat bagi masyarakat luas. Para pengemban amanat Muhammadiyah itu jangan sampai sibuk  sendiri dan  tenggelam dalam lautan aktivitas rutin, seremonial, dan formalitas semata. Waktu, energi, dan langkah terlalu dihabiskan oleh menghadiri acara ke acara yang tidak berimbang dengan aktifitas produktif yang bersifat menggerakkan pusat-pusat dan aktivitas-aktivitas kemajuan. Jangan sampai larut dalam aktivitas “menghadiri undangan”, sehingga kehilangan kesempatan dalam mendinamisasi gerakan secara signifikan dan nyata.

Para penggerak dan pimpinan di seluruh tingkatan dan lini organisasi jangan sampai kehilangan peluang untuk menggerakkan organisasi secara progresif dan membangun pusat-pusat keunggulan di tengah persaingan yang tinggi saat ini.  Kyai Dahlan 111 tahun yang lalu berpesan kepada para pemimpin Persyarikatan, agar “menjadi pemimpin kemajuan  Islam”. Menjadi pemimpin-pemimpin pergerakan, yang menggerakkan Muhammadiyah luar dan dalam. Menjadi para pemimpin penggerak yang berpikiran, bersikap, dan bertindak maju sejalan Risalah Islam Berkemajuan.

Pemahaman keagamaan dalam perspektif “Risalah Islam Berkemajuan” dan ideologi Muhammadiyah yang melandasi dan membingkai gerakan perlu penanaman yang semakin mendalam dan meluas disertai penguatan yang tersistem. Cara dakwah dan tabligh mesti diperbaiki yang dapat memperluas jangkauan gerak Muhammadiyah melintas batas ke kawasan-kawasan sosial yang heterogen sebagaimana etos dakwah generasi awal. Etos kemajuan dan kegembiraan menjadi spirit pergerakan Muhammadiyah saat itu, yang terus menjadi inspirasi bagi perkembangan selanjutnya dari fase ke fase, sehingga alam pikiran maju Muhammadiyah diterima secara luas oleh masyarakat umum di Indonesia.

Lebih khusus kini dalam menghadapi dunia digital dan media sosial yang memerlukan kecakapan, adaptasi, dan kemampuan-kemampuan baru dalam pergerakan Muhammadiyah secara keseluruhan. Di era revolusi 4.0 dan 5.0 warga Muhammadiyah jangan menjadi “pemandu sorak”, tetapi menjadi aktor-aktor perubahan yang mengantarkan gerakan Islam ini menjadi Gerakan Berkemajuan di abad kedua. Kurangi kecenderungan terlalu sibuk giat di media sosial yang tidak produktif, apalagi  merasa banyak berbuat karena aktif di medsos yang sifatnya partisan semata tanpa peran yang signifikan menjadikan medsos sebagai media dakwah dan tajdid. Jangan sampai Muhammadiyah sebagai organisasi modern gagap dan tidak siap dalam menghadapi perubahan karena para anggota dan pimpinannya masih berpola pikir “disket lama”,  sehingga sulit hidup di era baru yang serba digital dalam gerak revolusi iptek super canggih.

Gerakan Infak Pendidikan

Muhammadiyah dalam usia lebih satu abad penting memobilisasi potensinya sebagai bagian dari proses transformasi diri. Pada Milad tahun ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah memobilisasi “Gerakan Infak Pendidikan 111” bagi seluruh anggota, simpatisan, amal usaha, dan organ gerakan di semua lini organisasi maupun pihak luar. Kenyataan di depan mata kita masih terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang memerlukan pemajuan di berbagai aspek, termasuk pemberdayaan dan penyejahteraan guru. Kegiatan pendidikan Muhammadiyah-Aisyiyah di daerah-daerah terjauh, terpencil, terdepan, dan kawasan-kawasan rentan lainnya memerlukan dukungan penguatan, pemberdayaan, dan pemajuan.

Mari setiap anggota dan seluruh institusi yang ada di Persyarikatan termasuk kita para pimpinannya  menggerakkan diri untuk berinfak bagi pemajuan pendidikan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Infak pendidikan ini ditampung menjadi dana abadi pendidikan! Gerakan infak ini sekaligus menghidupkan kembali gairah berinfak-shadaqah yang sejak berdiri Muhammadiyah telah menjadi etos dan tradisi besar warga Persyarikatan. Di antara pesan Kyai Dahlan melalui Nyai Walidah Dahlan ialah, “Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni.”. Mari saatnya berbagi, peduli, dan mengeluarkan kantong sendiri untuk “Infak Pendidikan 111” sesuai angka Milad tahun ini. Jika bukan Kita, Siapa lagi? 

Gerakan Infak Pendidikan merupakan batu uji bagi para anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh organ dan tingkatan Persyarikatan. Bila selama ini misalkan mampu menggerakkan dana Palestina demikian besar dan hal itu sangat baik sebagai wujud pemihakan atas perjuangan kemerdekaan rakyat dan negara di kawasan Timur Tengah tersebut. Namun bersamaan dengan itu, apakah seluruh komponen dan warga Muhammadiyah mau dan mampu memobilisasikan dananya untuk memajukan dunia pendidikan? Pendidikan sebagai pusat strategis kemajuan umat dan bangsa di tengah persaingan tinggi dengan umat dan bangsa yang lain. 

Bagi anggota, kader, dan lebih-lebih pimpinan di seluruh lingkungan dan tingkatan organisasi menjadi batu ujian pula apakan selain mengkhidmatkan diri melalui tenaga, pikiran, akses, dan lainnya mau dan mampu pula mendarmabaktikan sebagian rizkinya untuk memajukan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah yang masih banyak memerlukan perhatian untuk pemajuan dan pengembangan. Lebih-lebih untuk kawasan terjauh, tertinggal, dan terdepan maupun untuk peningkatan kualitas pendidikan Muhammadiyah secara keseluruhan, sungguh diperlukan dukungan dana yang mencukupi. Termasuk untuk lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola Aisyiyah, yang memerlukan revitalisasi di semua aspeknya.

Di sinilah etos kemajuan dan pengkhidmatan seluruh anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah teruji dan diuji sesuai dengan kadarnya. Memang bergerak dan memimpin Muhammadiyah itu sukarela sebagai wujud panggilan hati (calling), tetapi sangatlah bermakna jika terus dioptimalkan aktualisasi dan manifestasinya dalam tindakan-tindakan nyata yang membawa dampak langsung pada pemajuan gerakan. Jangan sampai bergerak di Muhammadiyah bersifat formalitas, simbolik, dan sibuk pada aktivitas seremonial semata. Muhammadiyah saat ini sungguh menuntut pengkhidmatan yang maksimal dari para penggeraknya sebagai manifestasi dari panggilan ibadah, jihad, dan dakwah. Majukan Muhammadiyah di manapun berada dengan dinamis dan gembira tanpa merasa lelah. Kata Kyai Dahlan, “Ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah” , artinya “ jangan pernah lelah bekerja untuk Muhammadiyah”.

Sumber: Majalah SM Edisi 24 Tahun 2023


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Elite Politik Menjaga Situasi Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 terus bergerak maju sampai tiba 14 Fe....

Suara Muhammadiyah

6 January 2024

Editorial

Banyak Agenda Muhammadiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah sungguh besar dan memi....

Suara Muhammadiyah

29 February 2024

Editorial

JUDI ITU ADIKSI, RUGI, RACUNI GENERASI Judi merupakan jenis permainan kemungkinan atau peluang deng....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Editorial

MENEGUHKAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH Pengalaman dan kiprah kesejarahan Muhammadiyah semakin membentu....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Editorial

AUM DAN DAKWAH MUHAMMADIYAH Mana yang mestinya lebih dulu lahir antara Amal Usaha Muhammadiyah (AUM....

Suara Muhammadiyah

14 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah