Zayed Award untuk Muhammadiyah

Publish

23 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
60
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Zayed Award untuk Muhammadiyah

Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama alhamdulillah menerima penghargaan “Zayed Award for Human Fraternity” untuk tahun 2024 ini. Puncak acara penerimaan penghargaan dilaksanakan di arena The Founder’s Memorial Abu Dhabi,   5 Februari 2024 yang diterima langsung masing-masing Ketua Umum mewakili dua organisasi Islam terbesar Indonesia itu.

Sungguh banyak ucapan dan penyampaian selamat kepada Muhammadiyah atas penghargaan internasional tersebut. Kami menyambutnya dengan rasa syukur yang tinggi disertai sikap rendah hati. Bagi yang terlalu sibuk menghadapi dinamika politik Pemilu, mungkin penghargaan ini kurang menarik perhatian. Namun bagi warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah yang merasakan betul betapa tidak mudah melakukan usaha dan praksis gerakan secara nyata, sungguh merupakan anugerah Allah yang patut diterima dengan kesyukuran!

Selain Muhammadiyah dan NU, dua penerima lainnya bersifat perseorangan yakni Prof Moghbi seorang dokter spesialis jantung yang membuka klinik gratis untuk operasi jantung bagi mereka yang tidak mampu. Ada pula Mrs Nelly dari Chile, yang menyantuni dan membina para narapidana dengan pendekatan yang humanistik. Acaranya berlangsung khidmat dan anggun, masing-masing penerima menyampaikan sambutan singkat.  Inilah penghargaan internasional yang berharga dan bermakna.

Bagi Muhammadiyah,  Zayed Award sebagai penghargaan internasional independen yang cukup bergengsi itu,  tentu merupakan wujud pengakuan global yang penting dan sangat berarti. Penghargaan ini sepenuhnya untuk Muhammadiyah sebagai organisasi atau institusi. Bukan untuk perorangan. Inilah penghargaan dunia untuk Muhammadiyah atas jasa dan perjuangannya dalam gerak persaudaraan kemanusiaan berbasis Al-Ma’un. Dari Muhammadiyah untuk semua!

Mengenang Syeikh Zayed

Zayed Award adalah penghargaan internasional independen yang bermarkas di Abu Dhabi, yang diberikan kepada organisasi dan perorangan yang berjasa dalam aksi persaudaraan kemanusiaan di belahan negeri manapun. Nama penghargaan dilekatkan kepada Syeikh Zayed bin Sultan Al-Nahyan pendiri Uni Emirat Arab yang berjasa dalam pengembangan program persaudaraan kemanusiaan untuk semua, serta menjadikan Uni Emirat menjadi negara maju yang modern.

Kami mengetahui akan menerima Zayed Award  pada 4 Januari 2024 ketika Sekjen Majelis Hukama Al-Muslimin, Judge Mohammed Abdes Salam secara khusus datang ke Indonesia. Pertama saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo, kedua bertemu dengan Megawati Soekarnoputri selaku salah satu anggota Dewan Juri, dan ketiga saat beliau langsung berkunjung ke PP Muhammadiyah secara terbatas di Kantor Menteng Jakarta. Namun saat ini tidak boleh dipublikasikan ke luar karena menunggu pengumuman resmi dari Panitia pada 2 Februari 2024 di Abu Dhabi.

Dalam rangka penerimaan penghargaan tersebut kami mewakili PP Muhammadiyah bersama dua penerima lainnya dari Mesir dan Chile diterima langsung oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 Januari 2024. Ketua Umum PBNU terlambat hadir di Roma saat itu. Pada pertemuan spesial itu Paus mengucapkan selamat kepada para penerima Zayed Award, sekaligus berharap ada kontinuitas praksis persaudaraan kemanusiaan di seluruh dunia. Kami juga saat itu diterima Perdana Menteri Kerajaan Vatikan di kompleks yang sama.

Paus Fransiskus bersama Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Ath-Thayeb  memprakarsai ide persaudaraan kemanusiaan melalui Deklarasi dan Penandatanganan Piagam atau “Document  for Human Fraternity for  World Peace and Living Together” pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi, yang sering disebut sebagai “Deklarasi Abu Dhabi”. Kami  penerima penghargaan juga diterima  oleh Grand Syeikh Al-Azhar  pada 4 Februari malam di Abu Dhabi. Kedua tokoh Islam dan Katolik dunia tersebut juga menjadi penerima Zayed Award yang pertama, penerima berikutnya ialah Sekjen PBB Guterres serta lembaga Sant’s Egidio dari Italy. Disebabkan oleh  Covid-19, baru tahun ini diadakan kembali dan penghargaan jatuh kepada Muhammadiyah dan NU dari Indonesia, serta dua tokoh dari Mesir dan Chile.

Muhammadiyah dengan menerima Zayed Award tersebut tentu semakin memantapkan diri untuk terus meningkatkan usaha-usaha dan aksi persaudaraan kemanusiaan dalam berbagai program pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, budaya, dan dakwah komunitas yang dirasakan langsung oleh masyarakat luas tanpa pandang latar belakang agama, suku, ras, golongan, dan keberbedaan apapun. Seluruh penggerak aktivitas program kemanusiaan di lingkungan Muhammadiyah juga penting semakin meneguhkan dan menunjukkan sikap inklusif yang humanis dan sarat persaudaraan kepada siapapun, hatta yang berbeda pilihan politik, golongan, dan keragaman apapun. Sikap keras, eksklusif, tidak adil, intoleran, dan ekstrem dalam wujud apapun tentu tidak sejalan dengan jiwa persaudaraan kemanusiaan sejati bagi mereka yang bergelut di lembaga dan aksi kemanusiaan.

Praksis Muhammadiyah

Muhammadiyah layak menerima Zayed Awar karena lebih satu abad mempraktikkan nilai-nilai kehidupan bersama di masyarakat Indonesia, khususnya dalam mengembangkan persaudaraan kemanusiaan semesta dalam kehidupan masyarakat yang majemuk berbasis praksis dan teologi Al-Ma’un. Sebutlah sebagai pengalaman sosial gerakan Islam moderat dalam mengembangkan cara hidup bersama secara terbuka, toleran, adil,  dan damai di tengah perbedaan agama, etnik, daerah, dan golongan masyarakat Indonesia.

Gerakan Islam ini selama satu abad lebih menyebarkan dan mewujudkan nilai-nilai Islam yang moderat dan  membawa kemajuan hidup bersama melalui pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan pengembangan komunitas di masyarakat. Muhammadiyah terlibat langsung dalam gerak persaudaraan kemanusiaan melalui praksis pembinaan komunitas difabel, kaum miskin, kelompok marjinal, mitigasi kebencanaan, pembinaan buruh tani nelayan, resolusi konflik, serta aksi kemanusiaan lainnya di akar rumput.

Gerakan Muhammadiyah untuk mengembangkan kehidupan bersama melalui program “Muhammadiyah untuk Semua” (Muhammadiyah for All). Termasuk yang dilakukan oleh organisasi perempuan Muhammadiyah yakni Aisyiyah, yang mengembangkan program-program inklusif di seluruh daerah dan kawasan Indonesia melalui praksis-sosial pemberdayaan masyarakat dan gerakan philanthropy Islam. Muhammadiyah sejak berdirinya memiliki teologi dan praksis “Al-Ma’un”  dalam mengembangkan filantropi sosial yang bersifat inklusif itu.

Di Indonesia bagian Timur seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur di mana umat Islam minoritas, Muhammadiyah melakukan usaha-usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Di Papua Muhammadiyah mendirikan Perguruan Tinggi dan Sekolah-Sekolah, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial bagi penduduk setempat yang mayoritas Kristen dan Katolik, sebagai sarana atau jalan mengembangkan integrasi sosial. Guru atau dosen yang beragama Kristen dan Katolik ada yang mengajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah tersebut, termasuk mengajarkan kedua agama tersebut. Muhammadiyah juga mengembangkan program pemberdayaan masyarakat untuk etnik Kokoda di Papua Barat, tanpa terhalang oleh perbedaan agama dan etnik.

Program-program Muhammadiyah untuk kemanusiaan seperti penanggulangan bencana dan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah terjauh dan terpencil secara inklusif telah diakui publik secara luas. Muhammadiyah termasuk di dalamnya Aisyiyah sangat aktif dalam melaksanakan program penanggulangan bencana seperti di Aceh, Jogjakarta, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, dan saat ini di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang tengah berduka. Program kemanusiaan tersebut diselenggarakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazismu), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Pembina Kesejahteraan Sosial (MPKS), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan seluruh bagian dari jaringan organisasinya termasuk Aisyiyah di seluruh Indonesia dan meluas ke mancanegara.

Muhammadiyah juga memainkan peranan dalam program resolusi konflik di Philipina Selatan, Thailand Selatan, dan kawasan lain untuk rekonsiliasi dan perdamaian. Selain itu Muhammadiyah juga melaksanakan program-program kemanusiaan di Rohingya dan Cox’s Bazar Bangladesh melalui “Muhammadiyah Aid”. Program kemanusiaan juga dilakukan untuk pembelaan terhadap bangsa Palestina yang masih mengalami nasib buruk dan perlakuan tidak adil di Timur Tengah. Semua dilandasi oleh spirit kemanusiaan bahwa di era peradaban modern semua umat manusia layak hidup bersama tanpa diskriminasi, penderitaan, dan penindasan.

Usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah untuk program persaudaraan kemanusiaan lintas batas tersebut  merupakan aktualisasi dari spirit menghadirkan ajaran Islam sebagai “Din al-‘Amal wa Tanwir” yakni agama sebagai seperangkat perbuatan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Spirit kemanusiaan tersebut juga dilandasi nilai ajaran Islam  sebagai “Din al-Salam” yaitu agama untuk perdamaian dan keselamatan hidup bersama. Dalam konteks universal, Muhammadiyah berusaha tiada kenal lelah dalam menghadirkan Islam sebagai “rahmatan lil-‘alamin” di dunia nyata, bukan dalam retorika dan teori semata!

Sumber: Majalah SM Edisi 04 Tahun 2024


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

AGAR BASA-BASI TAK MENYAKITI HATI Banyak orang tak berpikir panjang sebelum ber-’basa-basi&rs....

Suara Muhammadiyah

12 April 2024

Editorial

Ormas dan Tambang Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2024 tent....

Suara Muhammadiyah

14 June 2024

Editorial

Keluasan Ajaran Islam Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si Akhir-akhir ini ada kecenderungan berisla....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023

Editorial

TAAT UNTUK MASLAHAT Seorang pria tampak berjalan di parkiran yang cukup luas menuju bangunan teduh ....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Editorial

KEGAIRAHAN BERAGAMA YANG BERKEMAJUAN Pernah, para ilmuwan sosial memprediksikan bahwa agama-agama a....

Suara Muhammadiyah

4 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah