YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Muhammad Ziyad, MAg menyampaikan Idul Fitri yang identik dengan syawalan maupun halal bi halal menjadi momen terbaik membuka pintu maaf seluas-luasnya. Ziyad menukil Qs ali-'Imran [3]: 133-135, di mana redaksi ayat ini sebagai inspirasi umat Islam mengejawantahkan saling memaafkan kepada sesama.
Hal itu disampaikan saat Syawalan dan Pelepasan Jamaah Haji Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Selasa (30/4) di Sportotium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Disambungkan lagi oleh Ziyad, bahwa semua itu meniscayakan pada terjalinya silaturahmi yang boleh jadi sempat terputus. Sehingga, Ia mengapresiasi setinggi-tingginya penyelenggaraan kegiatan tersebut.
"Saya menyambut gembira dan mengapresiasi acara ini. Acara ini membangun silaturahmi. Yaitu membuka pintu-pintu kebaikan, rezeki, memperluas dan memperpanjang umur kebaikan kita," ujarnya saat dimintai keterangannya oleh Suara Muhammadiyah.
Lebih lanjut, acara ini jelas Ziyad, menjadi ajang konsolidasi bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Yaitu, upaya untuk saling mempertautkan persaudaraan, sehingga bisa saling kenal-mengenal satu dengan yang lainnya. Pada saat bersamaan, Ziyad mengungkapkan implementasi acara ini merupakan rangkaian membangun komitmen bersama untuk melanjutkan kebaikan-kebaikan yang telah dikumpulkan selama bulan Ramadan kemarin.
"Pribadi-pribadi orang yang bertakwa harus memiliki pribadi yang unggul. Yakni unggul dalam perbuatannya, unggul dalam pikirannya, unggul dalam kinerjanya. Pokoknya unggul dalam segala hal," jelasnya.
Ziyad menjelaskan, selain hal tersebut, pribadi orang bertakwa lulusan pascaramadhan, semestinya memiliki responsif terhadap kebaikan. Jangan sampai menunda untuk berbuat kebaikan. Karena berbuat kebaikan sudah menjadi keniscayaan dan keharusan yang ditunaikan oleh seluruh umat manusia, terlebih khusus lagi bagi orang yang bertakwa.
"Maka, saya harapkan jangan sampai untuk menunda-nunda (berbuat kebaikan). Segeralah pokoknya," tuturnya.
Berikutnya, setiap orang bertakwa harus bisa berinovasi. Bahwa inovasi merupakan bagian keniscayaan melongok terjadinya transformasi kehidupan yang semakin masif. Ziyad menekankan hal itu agar jangan sampai kehidupan keterbelakang, tetapi sudah seharusnya kehidupan di dorong ke arah berkemajuan.
Dalam kesempatan itu, Ziyad juga mengungkapkan ibadah haji tahun 1445 H adalah yang terbesar. Diungkapkannya bahwa Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 241.000. Ziyad bersyukur akan hal itu, karena adanya eskalasi jumlah jamaah haji. Tentu, harus ada kesabaran tinggi dari seluruh jamaah haji yang dalam waktu dekat melaksanakan ibadah haji.
"Tentu jamaah meningkat ini, fasilitasnya nanti mungkin juga akan berubah. Dan tentu ini akan membutuhkan kesabaran tinggi bagi jamaah kita. Yang biasanya kalau tidak di Mina, di Arafah, sekarang mungkin akan berhimpitan. Maka yang perlu dibutuhkan adalah sabar, sabar, dan sabar," ungakpanya.
Ziyad mungkapkan, pihaknya telah berkolaborasi dengan PCIM Arab Saudi untuk membantu selama pelaksanaan musim haji. Terutama membantu jamaah haji kalangan senior care, agar bisa fokus dalam menjalankan ibadah. Untuk itu, pihaknya berharap agar ibadah haji tahun ini bisa berjalan dengan sukses dan lancar.
"Kita juga menugaskan PCIM Arab Saudi untuk membantu jamaah haji Indonesia, terutama jamaah haji Muhammadiyah. Sehingga jamaah kita dapat nyaman dan aman selama berada di tanah suci. Kita berharap agar Pemerintah memitigasi sebaik-baiknya, agar kejadian di Muzdalifah tahun kemarin tidak terulang kembali. Sehingga jamaah kita dalam kondisi sehat dan pulang dalam keadaan mabrur," tandasnya. (Cris)