107 tahun Pandu Hizbul Wathan: Cinta Alam Indonesia adalah Cinta Tanah Air

Publish

22 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
165
Foto Istimewa

Foto Istimewa

107 tahun Pandu Hizbul Wathan: Cinta Alam Indonesia adalah Cinta Tanah Air

Penulis: Yudha Kurniawan, Ketua Pimda 02 Tapak Suci Bantul, Ketua LPO PDM Bantul, bekerja di Kemendikdasmen BPMP DIY

Latihan Pandu Hizbul Wathan (HW) di sekolah Ara pada semester ini membuat kami sekeluarga menggerutu. Betapa tidak, saban hari Ara membawa pulang sampah plastik entah sisa bungkus makanan atau kemasan barang apapun yang ditemukannya. 

Setiap malam, menjelang tidur Ara menggunting kecil-kecil plastiknya dan dimasukkan ke dalam botol bekas kemasan air mineral. Kadang ritual malamnya melibatkan kami orang tuanya agar cepat selesai dan Ara dapat cepat berangkat tidur sesuai anjuran Pak Abdul Mu’ti.

Menurut Ara, tugas yang dikerjakannya disebut ecobrick. Ecobrick adalah kreasi kerajinan yang terbuat dari limbah atau sampah plastik, manfaatnya besar bagi kehidupan karena menjadi solusi di tengah kebuntuan pengelolaan limbah plastik (https://waste4change.com/). 

Hari Rabu pekan ini, Kang Rudi Suharto orang Dinas Lingkungan Hidup dan Tokoh Pandu HW Bantul menayangkan video tentang ecobrick di status WA-nya. Video itu rekaman bangunan berdinding ecobrick Posko Relawan Donor Darah Kwarda HW Bantul, yang dibangun di Murtigading Sanden Bantul.

Spontan kuminta Kang Rudi kirim video itu, kemudian kuforward ke WA istriku yang langsung komentar “wuih keren mas, nengdi iki?” Kang Rudi mengkonfirmasi bahwa posko berdinding ecobrick ini kontribusi para murid yang di sekolahnya mengikuti latihan Pandu HW, tentu salah satunya Ara. 

Pikiranku kemudian melayang ke Sumatra yang sedang menderita pasca bencana banjir bandang. Tanah subur makmur itu hari ini didera penderitaan gegara ulah manusia-manusia biadab yang bertahun-tahun melakukan deforestasi secara membabi-buta. 

Mereka orang-orang terpelajar, kaya raya, tapi demi meraup keuntungan pribadi tega menghacurkan karunia alam raya yang tak ternilai harganya. Walhasil kerusakan alam ini diwariskan kepada anak cucu kita berikut dengan ancaman bencananya. 

Cintai Alam dan Tanah Air

Kembali ke Bantul, di Bumi Satria ini anak-anak Muhammadiyah ditempa kesadaran cinta alam dan lingkungan, oleh Gerakan Kepanduan HW yang 20 Desember 2025 berusia 107 tahun. Langkah kecil yang dilakukan Kwarda HW Bantul dengan ecobrick-nya, adalah investasi pendidikan untuk menyiapkan generasi cinta alam.

Mereka diharapkan tampil di tahun 2045 sebagai bonus demografi Indonesia Emas yang akan membawa kemajuan bangsanya lahir dan batin. Bukan bermaksud otak-atik gathuk, tapi ndilalahnya milad Pandu HW jatuhnya 20 Desember, sehari sebelumnya 19 Desember adalah Hari Bela Negara. 

Buat yang sudah lupa, mari kembali mengingat pada tanggal 19 Desember 1948, angkatan perang Kerajaan Belanda menyerbu Yogyakarta yang saat itu sebagai Ibukota Indonesia. Serbuan ini sesuai perintah Panglima KNIL Letnan Jenderal Simon Hendrick Spoor, bertujuan melumpuhkan Ibukota Yogyakarta dan menghapus Indonesia dari peta Dunia. 

Sebuah niat kaum penjajah yang begitu kejam, menghapus Indonesia dari peta Dunia. Alhamdulillah, ndilalahnya Panglima Besar Tentara Republik Indonesia Letnan Jenderal Raden Soedirman prajurit yang sangat patriotik, yang ndilalahnya juga mantan Menteri Daerah Pandu Hizbul Wathan di Banyumas. 

Kendati mengidap penyakit parah, hingga hanya sebelah paru-parunya yang aktif, Panglima Besar Soedirman mengobarkan perang gerilya semesta melalui Perintah Siasat Nomor 1 yang disiarkan RRI. Selanjutnya, selama 7 bulan langsung memimpin peperangan dengan berpindah-pindah markas hingga menempuh jarak gerilya 1000 km. Karena 1000 km terlampau jauh, LANGKAHMU pasti sulit napak tilas sejauh itu, maka barangkali BIKERSMU kapan-kapan boleh touring rute gerilya Sang Panglima.

Soedirman menjadi pemberani dan pantang menyerah itu bukan hal yang kebetulan dan serba ndilalah. Beliau sejak muda ditempa oleh iklim pendidikan yang menanamkan kesadaran ruhani dan integritas. 

Sebagai pemimpin, Soedirman sejak muda telah menunjukkan bagaimana harus mengemban amanah. Maka ada riwayat saat perkemahan di Baturraden Purwokerto, diterpa hujan badai yang sangat lebat. 

Seluruh pembina dan peserta perkemahan menyelamatkan diri ke perkampungan penduduk. Usai hujan mereda semua heran, Soedirman bertahan di tenda dan tetap mengamankan kawasan perkemahan.

Tatkala ditanya mengapa tidak berlindung ke rumah penduduk, Soedirman manjawab “Sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah, jika tidak kuat pulanglah”. Jawaban ini menjadi sabda Soedirman yang sangat popular dan mengispirasi hingga kini. 

Maka tak perlu heran, tatkala sakit parah-pun Jenderal kita turun ke palagan memimpin pasukannya. Sempat Presiden Soekarno menasihati agar Jenderalnya mengambil cuti dan istirahat saja memulihkan kesehatan. Namun Sang Jenderal menjawab, ”Yang sakit Soedirman, Panglima Besar tidak pernah sakit.”

Soedirman yang 19 Desember 1948 mengobarkan perang gerilya semesta untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kado Milad paling monumental bagi Pandu HW. Mulai tahun ini, sebaiknya aktivis HW selalu mengingat bahwa sehari sebelum Milad HW ada Hari Bela Negara yang meneladani perjuangan Soedirman, seorang pandu yang sangat mencintai tanah airnya. 

Soedirman bagi Pandu HW harus menjadi “role model” cinta tanah air. Tentu saja cinta tanah air di hari-hari ini bukan lagi berperang menjadi gerilyawan seperti zaman Soedirman. 

Cintailah tanah air kita dengan mencintai dan memelihara alam Indonesia sebaik-baiknya. Jangan dikira di Sumatra banjir bandang baru terjadi tahun ini ya. Silakan cek di berita-berita lama maupun youtube sekian tahun lalu, kita dapat temukan banyak informasi banjir bandang.

Kendati demikian, banjir bandang sebelumnya yang tidak separah tahun ini, tidak menjadi pelajaran. Deforestasi-nya jalan terus, entah masyarakat dahulu protes atau tidak. Atau bahkan dari dahulu sudah tidak ada yang berdaya untuk melayangkan protes.

Kembali ke ecobrick, Kwarda HW Bantul yang memobilisasi semua murid yang latihan di sekolahnya adalah bentuk rasa cinta tanah air. Soedirman muda yang cinta tanah air sedang disemai di Bantul dan semua daerah yang ada Pandu HW, melalui kesadaran mencintai alam Indonesia.

Bagaimana dengan Pak Abdul Mu’ti?

Mendikdasmen kita hari ini Pak Abdul Mu’ti, beliau pasti sangat paham betapa pentingnya menyiapkan anak bangsa yang berkarakter cinta tanah air. Pak Mu’ti juga sedang gencar dengan kampanye penguatan karakter melalui gerakan tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat. 

Pak Mu’ti telah menerbitkan Permendikdasmen Nomor 13 tahun 2025, yang lampiran III-nya berbicara tentang pengembangan ekstrakurikuler. Disebutkan bahwa Tujuan pelaksanaan Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan sebagai berikut : (a) Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor Peserta Didik. (b) Ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat, minat, dan potensi serta karakter Peserta Didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya. 

Permendikdasmen ini membagi 5 Jenis Ekstrakurikuler, nomor 1 adalah kelompok ektrakurikuler krida, misalnya: Kepramukaan atau Kepanduan lainnya, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya.

Dengan demikian ektrakurikuler Pramuka dan Kepanduan lainnya misalnya Pandu Hizbul Wathan, di zamannya Pak Abdul Mu’ti termasuk ke dalam kegiatan krida. Banyak lho kegiatan dalam Pandu HW, yang dapat melatih kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara efektif bahkan simultan. 

Misalnya melalui ecobrick, Ara anak kami secara kognitif menjadi paham pentingnya mengelola sampah plastik agar bermanfaat dan tidak mengganggu kelestarian alam. Secara afektif Ara memiliki rasa bersalah apabila mengotori lingkungan dengan sampah plastik. Maka Ara akan melakukan kesadaran bertindak nyata setidaknya meletakkan sampah sesuai golongannya pada tempat yang telag disediakan.

Ecobrick yang nampaknya kegiatan sederhana, di tangan Pandu HW Bantul menjadi sarana pengembangan individu secara holistik, mencakup jasmani dan rohani, akal dan emosi, serta spiritualitas dan keterampilan. Dengan demikian Ara dan teman-temannya distimulasi mencapai potensi tertinggi sebagai pribadi yang terintegrasi, berakhlak mulia, berpengetahuan, dan mampu berkontribusi positif bagi diri sendiri dan masyarakat. 

Akhirnya, mewakili Pimda 02 Tapak Suci Pimda 02 Tapak Suci Bantul dan Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) PDM Bantul, saya menyampaikan selamat milad ke-107 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Semoga senantiasa bertumbuh, utuh, dan tangguh, menuju Indonesia Emas 2045.   


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Demokrasi Virtual dan Krisis Kebijaksanaan Oleh: Suko Wahyudi, Pegiat Literasi Tinggal di Yogyakart....

Suara Muhammadiyah

4 October 2025

Wawasan

Momen Kebersamaan dalam Keluarga Oleh: TEGUH PAMUNGKAS, Warga Muhammadiyah Kalsel Keluarga adalah ....

Suara Muhammadiyah

13 November 2025

Wawasan

Menantikan Tafsir At-Tanwir: Jalan Cerah Mengamalkan Ayat-Ayat Al-Qur’an Oleh: M. Saifudin, P....

Suara Muhammadiyah

22 December 2025

Wawasan

 Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (1)  Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Sap....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Wawasan

Ketiban Sampur Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon, Klaten   "Jika tidak bisa....

Suara Muhammadiyah

21 June 2025