Bukti Cinta kepada Rasulullah: Menegakkan Islam Kaffah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
33
Ilustrasi

Ilustrasi

Oleh: dr. Wiwik Rahayu, M.Kes 

Cinta kepada Rasulullah SAW adalah bagian tak terpisahkan dari iman. Ia bukan sekadar slogan, bukan pula sebatas seremonial tahunan. Cinta sejati harus diwujudkan dalam ketaatan penuh pada risalah yang beliau bawa. Sebagian umat Islam merayakan kelahiran Nabi SAW dengan berbagai kegiatan keagamaan, dan itu tentu patut dihargai. Namun, pertanyaan yang layak kita renungkan adalah: apakah cukup dengan itu kita bisa membuktikan cinta kepada beliau, sementara kehidupan kita belum sepenuhnya diatur oleh syariah Islam yang beliau perjuangkan?

Allah SWT telah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. al-Baqarah [2]:208). Ayat ini menegaskan bahwa Islam tidak boleh dipilah-pilih. Ketaatan harus menyeluruh, tidak parsial. Rasulullah SAW sendiri bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai daripada orangtuanya, anaknya, dan segenap manusia.” (HR. al-Bukhari). Maka cinta sejati kepada Nabi adalah ketaatan sepenuh hati pada syariah yang beliau bawa.

Allah juga mengingatkan, “Orang-orang yang menyakiti Rasulullah, bagi mereka azab yang pedih.” (QS. at-Taubah [9]:61). Menyakiti Nabi bukan hanya menghina pribadi beliau, tetapi juga ketika ajarannya ditolak atau diabaikan. Bahkan, Aisyah ra. meriwayatkan Rasulullah pernah marah karena ada umat yang ragu melaksanakan perintah beliau (HR Muslim). Jelaslah, cinta yang hanya berhenti pada seremoni tanpa ketaatan hanyalah cinta yang hampa.

Sayangnya, kondisi negeri ini sering menunjukkan hal sebaliknya. Indonesia adalah negeri dengan Muslim terbesar di dunia, tetapi Islam belum dijadikan pedoman utama dalam mengatur masyarakat dan negara. Setiap tahun kelahiran Nabi dirayakan meriah, sementara korupsi tetap merajalela, hukum kerap timpang, dan krisis moral terus terjadi. Para pejabat lebih sibuk membicarakan kenaikan gaji dan tunjangan, sementara rakyat masih menanggung beban hidup yang berat. Ironisnya, ajaran Islam sering dibatasi pada ranah ibadah ritual, sementara urusan politik, ekonomi, hukum, dan sosial dijalankan dengan sistem sekuler.

Semoga pada Rabiul awal tahun ini menjadi momen bagi umat Islam membuktikan cinta sejati kepada Rasulullah SAW. Tidak cukup dengan klaim cinta, tetapi harus dengan ketaatan nyata. Kecintaan itu harus diwujudkan dengan menegakkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Islam kaffah mengajarkan keadilan, menjaga amanah, menata ekonomi untuk kesejahteraan umat, dan membentuk masyarakat yang bermoral. Sejarah telah membuktikan bahwa ketika Islam dijalankan secara kaffah, lahir peradaban yang adil dan mulia.

Nilai ini pun relevan dalam dunia pendidikan. Di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Riau, pendidikan kedokteran tidak hanya berorientasi pada penguasaan ilmu medis, tetapi juga membentuk karakter, akhlak, dan etika Islami. Seorang dokter sejati bukan hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga memberi teladan moral, spiritual dan menjadi pengemban dakwah Islam kaffah di tengah masyarakat. Integrasi ilmu dan iman, profesionalitas dan syariah, adalah cara nyata untuk membuktikan cinta kepada Rasulullah SAW.

Akhirnya, bukti cinta tertinggi kepada Nabi SAW adalah dengan ketaatan total kepada syariah yang beliau bawa. Tanpa itu, cinta hanya akan menjadi klaim kosong. Dengan itu, cinta menjadi nyata dan bermakna, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat, maupun dunia pendidikan. Semoga umat Islam semakin dekat dengan Rasulullah, bukan hanya dengan lisan, tetapi dengan langkah nyata dalam menegakkan Islam kaffah. 

Wiwik Rahayu, Dosen FK UMRI


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Amankah Menitipkan Anak di Daycare?  Belajar Dari Kasus Penganiayaan Yang Mengguncang Publik ....

Suara Muhammadiyah

18 August 2024

Wawasan

Muhammadiyah dan Gerakan Anti Korupsi: Menegakkan Integritas untuk Indonesia Bermartabat Oleh: Sole....

Suara Muhammadiyah

15 August 2025

Wawasan

Refleksi Ramadhan: Saatnya Merenung dan Menghitung Nikmat yang Telah Diberikan Oleh: Furqan Mawardi....

Suara Muhammadiyah

1 March 2025

Wawasan

Menuju Indonesia Emas 2045, Siapkah Tenaga Kerja di Indonesia? Oleh: Larasati Indah Lestari, Magist....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

Restorasi Kemanusiaan melalui Puasa: Refleksi di Ujung Ramadhan Oleh: Dzar Fadli El Furqan, Ketua B....

Suara Muhammadiyah

28 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah