Do’a di Lembah Berbatu & Pisang Cavendish

Publish

22 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
48
Padang Muzdalifah Dok Istimewa

Padang Muzdalifah Dok Istimewa

Do’a di Lembah Berbatu & Pisang Cavendish

Oleh : Dr. Nasrullah, M.Pd., Pensiunan Guru SMA Situjuh, Kab. 50 Kota, Alumni Program Doktor (S3) Pendidikan Islam UIN Imam Bonjol, Padang

 Untuk melengkapi menu makanan di tanah suci, jemaah selalu disediakan buah-buahan. Buah-buahan itu adalah jeruk, apel dan pisang yang diberikan secara bergantian. Jika dicermati, diantara ke tiga buah-buahan itu, buah pisang terungkap jelas dalam Al Qur’an, seperti yang terdapat dalam suarat Al Waqiah ayat 29, yang artinya : Dan pohon pisang yang bersusun buahnya. Disamping itu pisang merupakan buah-buahan yang paling banyak dan paling mudah ditemukan di berbagai tempat di daerah kita. Berbagai macam jenis dan beraneka pula nama dan rasanya. Bahkan produksi pisang negara kita mencapai 9,26 juta ton pada tahun 2024 (Sumber BPS). 

Namun, pisang yang disediakan di tanah suci adalah pisang cavendish. Pisang ini memiliki warna kulit buah kuning cerah, rasanya sangat enak dan gurih serta dapat diterima lidah siapa saja. Sehingga sangat disukai dan dapat memenuhi kebutuhan gizi serta memuaskan selera jemaah haji dari seluruh dunia umumnya dan jemaah haji Indonesia khususnya. Sehingga sangat tepat sekali kebijakan pengelola ibadah haji untuk mendatangkan ribuan ton pisang tersebut ke Arab Saudi. 

Pertanyaan yang mengemuka adalah, dari manakah pisang itu di datangkan? Apakah dari negara kita yang memiliki aneka ragam pisang dan dapat memproduksi jutaan ton pisang setiap tahun. Ternyata tidak. Ditelusuri dari kardus pisang yang ditemukan atau dari observasi di beberapa tempat pendistribusiannya, secara acak, baik itu di Makkah maupun Madinah, ternyata pisang itu diimpor dari negara kecil yang bernama Ecuador. Di kardusnya tertulis product of Ecuador.

Ecuador merupakan negara kecil yang terletak di bagian barat laut benua Amerika. Bagian utaranya berbatasan dengan Kolombia, bagian timur dan selatan berbatasan dengan Peru dan bagian barat berbatasan dengan Samudera Pasifik. Luasnya 283.560 km2 dan penduduknya tahun 2025 diperkirakan sekitar 18,24 juta jiwa. (Sumber : Wikipedia). Dibanding dengan Indonesia yang memiliki luas 5.180.053 km2 dan memiliki penduduk 273,2 juta jiwa, jelas Ecuador sangat kecil. 

Meskipun hanya merupakan negara kecil, namun kemampuan Ecuador mengekspor pisang ke berbagai negara, diantaranya ke Arab Saudi patut di cermati. Artinya harus berupaya membuka mata untuk mengamati keadaan itu. Sebab, penduduk Ecuador bukan Islam. Kalau toh ada yang seagama dengan kita, jumlahnya hanya beberapa ribu saja. Namun mereka mampu menangkap peluang dan mengekspor pisang ke tanah suci. Tanah suci tempat beribadah haji bagi orang Islam. Di mana warga Indonesia adalah jemaah haji terbesar di dunia. Hal ini jelas merupakan buah dari kemampuan diplomasi, kolaborasi, komunikasi dan terobosan perdagangan yang tidak bisa dianggap enteng. Sehingga dengan mencermati hal itu banyak pelajaran dan manfaat yang bisa diambil. 

Beberapa manfaat yang bisa diambil dari kedigdayaan Ecuador sebagai pengekspor pisang Cavendish terbesar ke Arab Saudi dapat ditelusuri dari berbagai segi, diantaranya dari segi spiritual dan pendidikan. 

1. Segi Spiritual

Dari segi spiritual atau dari segi agama, buah-buahan yang di datangkan ke tanah suci dari berbagai penjuru dunia, merupakan bukti kekuasaan Allah SWT, yang mengabulkan do’a Nabi Ibrahim, sebagaimana terdapat dalam Al Qur’an, surat Ibrahim ayat 37, yang artinya : “ Ya Tuhan kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak dapat mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati mereka cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Do’a ini diucapkan Nabi Ibrahim saat meninggalkan anaknya yang masih bayi dan dinamai Ismail bersama Ibunya di lembah yang berbatu dan tandus di Makkah. Sudah jelas, pada lembah yang berbatu dan tandus itu tidak mungkin bisa tumbuh tanaman. Dan, Nabi Ibrahim saat berdo’a mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana buah-buahan dapat di datangkan ke lembah bebatuan yang kering kerontang dan tidak berpenduduk, kecuali mereka bertiga.

M. Quraish Shihab, dalam tafsir Al Misbah, vol. 6 hal. 389, menjelaskan bahwa buah-buahan untuk makanan ataupun rezeki tersebut di bawa dari tempat lain. Artinya harus diimpor, sehingga kebutuhan buah-buahan bagi mereka yang berada di situ dapat terpenuhi. Dalam hal ini berarti impor buah pisang cavendish dari Ecuador ataupun dari daerah lain menunjukkan kekuasaan Allah dalam mengabulkan do’a Nabi Ibrahim.

Harapan ataupun do’a Nabi Ibrahim itu di ucapkan ribuan tahun yang lalu. Makbulnya do’a tersebut akan berlangsung sampai dunia kiamat. Artinya, rezeki berupa buah-buahan dalam berbagai bentuk dan jenis akan selalu di datangkan atau berdatangan ke Baitullah. Berdatangan dalam hal ini tentu melalui impor yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Merujuk dari do’a Nabi Ibrahim tersebut, maka teladan yang diberikan adalah kita di tuntut berdo’a untuk anak cucu di masa mendatang. Do’a untuk kebaikan mereka pada masa yang akan datang. Masa mendatang yang tidak terbayangkan bentuknya. Persis sama dengan kondisi Nabi Ibrahum saat berdo’a dulu. Tak ada dalam benaknya muncul bayangan bagaimana mungkin lembah berbatu yang kering dan kerontang bisa dipenuhi buah-buahan. Hanya harapan pada kekuasaan Allah lah yang mendorongnya berdo’a. 

Kini, kita juga tak bisa membayangkan bagaimana generasi mendatang, generasi emas tahun 2045 akan hidup sejahtera di tengah berbagai tantangan dan ancaman tersebut. Mulai dari tantangan perubahan iklim, peningkatan populasi manusia, penyebaran wabah penyakit, menipisnya sumber daya alam yang dapat di perbaharui, krisis pangan, krisis energi dan sebagainya. Termasuk juga dampak negatif dari kemajuan teknologi. Generasi sekarang mungkin sulit membayangkan tantangan dan ancaman itu secara spesifik.

Namun, yang jelas tantangan dan ancaman itu sudah menunjukkan hilalnya, jadi pasti akan ada. Sebab, manusia bertambah banyak, persediaan makanan dan energi akan terus tergerogoti. Untuk itu, meskipun do’a kita tidak setara dengan do’a Nabi Ibrahim, namun, siapa tahu, sebait do’a tulus ikhlas yang kita panjatkan pada-Nya, dapat menyelamatkan generasi mendatang dari berbagai musibah dan bencana yang tidak bisa di prediksi dari sekarang.

2. Segi Pendidikan

Dari segi pendidikan, di mana pendidikan pada abad ke -21 menekankan pada pentingnya keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, serta pentingnya meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja sama ataupun kolaborasi, maka kemampuan negara Ecuador merupakan bukti nyata. Betapa mereka dengan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif dapat memasarkan produk ke berbagai penjuru dunia. Mereka mampu memenangkan persaingan dagang, khususnya dalam perdagangan pisang Cavendish. Sehingga banyak negara saingannya dikalahkan, meskipun negara saingan itu memiliki potensi yang lebih besar dan penduduk yang lebih banyak.

Seiring dan sejalan dengan rencana Presiden Prabowo membuat perkampungan haji di Makkah, maka persiapan untuk menyambut rencana itu sudah sewajarnya di mulai dari sekarang. Di antaranya adalah persiapan untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan bagi ratusan ribu jemaah haji Indonesia. Belajar dari pengalaman, bahwa buah pisang yang mampu melewati proses seleksi dan dapat diterima otoritas Arab Saudi adalah pisang Cavendish, maka upaya memperluas penanaman pisang cavendish di berbagai daerah di negara kita merupakan kebutuhan yang mendesak. Pelaksanaan hal ini tentu membutuhkan pelatihan dan pendidikan dari pihak terkait.

Di kala produksi banyak dan melimpah dan kemampuan diplomasi, komunikasi serta negosiasi anak bangsa dapat diandalkan, maka bukan tidak mungkin pada masa mendatang, kebutuhan pisang untuk Arab Saudi umumnya dan khususnya Jemaah haji Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan bisa dipenuhi oleh negara kita. Sehingga pada tahun-tahun mendatang kita akan menemukan kardus pisang yang bertuliskan product of Indonesia dalam seluruh paket buah-buahan konsumsi jemaah haji. 

Jika ini terwujud, tentu akan meningkatkan devisa negara, mengurangi pengangguran, serta meningkatkan semangat beribadah jemaah haji kita dan jemaah haji lainnya. Sehingga, pada masanya kelak perkampungan haji Indonesia di Makkah tidak hanya membuat pelaksanaan ibadah haji lancar, tetapi juga meningkatkan perekonomian negara. Semoga. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Puasa: Jalan Kesempurnaan Spiritual yang Penuh Hikmah Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta P....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Wawasan

Oleh: Dodok Sartono SE, MM  Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia terus ....

Suara Muhammadiyah

26 November 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Sekarang kita akan membahas tig....

Suara Muhammadiyah

25 May 2025

Wawasan

Mendobrak Senyap: Kisah Syawalan di Karossa Oleh: Furqan Mawardi/Ketua Lembaga Pengembangan Ca....

Suara Muhammadiyah

14 April 2025

Wawasan

Keberkahan Muallimin Muhammadiyah Oleh: Khafid Sirotudin Seorang kawan aktivis persyarikatan pantu....

Suara Muhammadiyah

10 August 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah