LAMONGAN, Suara Muhammadiyah - Musholla Al Maqbul Dadapan meriahkan momen peringatan Nuzulul Qur’an dengan mengundang penceramah Ma’in, S.HI., dalam acara yang berlangsung pada hari Sabtu (30/3/2024). Acara ini diselenggarakan dengan penuh khidmat dan semangat keagamaan yang tinggi, dihadiri oleh jamaah serta tokoh-tokoh agama setempat.
Prakata dari panitia, Toha Mahsun, S.Pd, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua hadirin yang turut memeriahkan acara tersebut. “Kami mewakili panitia, jika ada kekurangan, mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ujarnya.
Amrozi, S.Pd.I, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Dadapan, turut memberikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya acara ini. “Detik-detik kita memasuki tahap ketiga, saya atas nama PRM mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya ini. Sehingga gerakan memakmurkan masjid atau musholla benar-benar terlaksana dengan baik untuk masyarakat,” katanya.
“Ampunan dari Allah, pahala yang berlipat, dan bebas dari api neraka harus kita raih,” tambahnya, mengingatkan pentingnya meningkatkan ketakwaan dan produktivitas selama 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Penceramah Ma’in, S.HI., dari Labuhan, yang juga merupakan anggota Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, mendorong agar masyarakat dapat meneladani kiprah para sesepuh dalam memahami agama Islam. “Kita harus bisa meneladani kiprah sesepuh kita, sehingga kita paham agama. Contohnya dengan kehadiran musholla ini sehingga anak cucu maupun masyarakat untuk melanjutkan dalam syiar-syiar agama Islam,” paparnya.
Ma'in menekankan pentingnya meraih predikat takwa sebagai ujung diperintahkannya syariat puasa ramadan. Dengan nilai ketakwaan yang dimiliki diharapkan menjadi orang-orang yang mulia dan terhormat.
Dia menjelaskan ada empat golongan yang selalu dirindukan surga yakni golongan orang yang gemar membaca alqur’an, golongan orang yang pandai menjaga perkataan, golongan orang yang memberikan makan bagi yang membutuhkan dan keempat golongan orang yang berpuasa di bulan ramadan.
Mengakhiri isi ceramahnya, beliau juga meminta dengan khusus kepada para jamaah ibu-ibu untuk pentingnya menjadi isteri yang baik, yakni selalu menyenangkan bila dipandang suami, selalu taat perintah suami, dan berusaha untuk tidak berbuat yang tidak disukai suaminya.
Dengan ketiga ciri diatas, diharapkan terwujudnya para suami dan isteri yang baik dan mampu melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah. Dari lingkungan keluarga yang baik diharapkan terwujud lingkungan masyarakat yang baik pula. (Fathan Faris Saputro)