BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah - Memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Eco Bhinneka Banyuwangi mengadakan kegiatan ASRI (Aksi Hutan Lestari) di hutan Karetan, Glagahagung pada 5 Juni 2024. Kegiatan ini melibatkan organisasi/ komunitas dari berbagai kalangan lintas agama dan usia. Peserta ASRI antara lain, Among (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan), Orspala (Organisasi Pecinta Alam) SMK Muhammadiyah 8 Siliragung, budayawan, PKK, tokoh masyarakat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Purwoharjo, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah se-Glagahagung.
Ketua Pimpinan Daerah 'Aisyiyah, Laili Dwi Damayanti menuturkan bahwa beliau bangga terhadap program Eco Bhinneka. “Jajaran Pimpinan Daerah 'Aisyiyah menyambut dengan baik dan sangat bangga terhadap program Eco Bhinneka karena telah berhasil menggabungkan dua isu yaitu tentang kelestarian alam dengan kerukunan antarumat beragama.”
Aksi Hutan Lestari terdiri atas penanaman biopori di hutan Karetan, cerdas cermat Eco Bhinneka, dan aksi membersihkan sampah plastik. Pemilihan hutan Karetan sebagai lokasi kegiatan Eco Bhinneka ialah atas dasar keprihatinan terhadap kondisi hutan di Indonesia khususnya di Desa Glagahagung. Hutan sering kali menjadi korban dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Sering kali orang asing yang melintas di hutan Karetan secara sengaja membuang sampah sembarangan di sana.
Pada sambutannya Ibunda Laili juga menyampaikan bahwa biopori yang akan ditanam dapat menjadi solusi bagi masyarakat karena sampah tersebut akan menjadi kompos yang bermanfaat bagi kesuburan tanah di sekitarnya, "Kami harap yang mengikuti kegiatan ini dapat minimal menerapkan biopori di rumah atau lingkungan masing-masing dan yang utama dapat ditularkan kepada teman-teman yang ada di komunitas masing-masing,” imbuh Laili.
Kegiatan ASRI diawali dengan seluruh peserta berjalan kaki dari Balai Desa menuju hutan Karetan yang berjarak sekitar 200 m. Kemudian peserta menuju titik lokasi penanaman biopori yang berada di lapangan hutan Karetan. Biopori merupakan lubang pada tanah yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkolasi air hujan ke dalam tanah. Biopori juga dapat menjadi media untuk memanfaatkan sampah organik. Kemudian sampah organik yang dimasukkan ditimbun dalam biopori dan akan terurai menjadi pupuk kompos sekaligus dapat menyuburkan tanah di sekitar lubang biopori.
Selanjutnya peserta berkumpul di lapangan hutan Karetan untuk mengikuti cerdas cermat Eco Bhinneka yang telah disiapkan oleh fasilitator nasional Eco Bhinneka. Cerdas cermat tersebut seputar literasi tentang menjaga lingkungan dan kerukunan antarumat beragama, sebagaimana motto Eco Bhinneka yakni “Merawat Kerukunan Melestarikan Lingkungan.” Seluruh peserta antusias dalam mengikuti permainan tersebut.
Kegiatan berikutnya yakni aksi membersihkan sampah plastik yang ada di area hutan Karetan, selanjutnya akan didaur ulang oleh pihak terkait. Pada rangkaian c lean up ini peserta dapat membedakan sampah organik dan nonorganik. Sampah nonorganik yang dikumpulkan oleh peserta dimasukkan dalam tas sampah yang telah disediakan oleh fasilitator. Peserta mengumpulkan sampah nonorganik di berbagai titik, seperti di jalan raya hutan, di area lapangan, dan di dalam hutan Karetan. Setelah itu seluruh peserta kembali ke Balai Desa untuk beramah-tamah dan menikmati sajian makan siang Bersama. Sebelum melanjutkan agenda penanaman bibit pohon dan pembuatan biopori di rumah warga, Masjid, Gereja, dan Pura. (Novia/Winda)