Hikmah Manajemen Ramadhan

Publish

23 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
687
Dok. tugu.com

Dok. tugu.com

Oleh: Dartim Ibnu Rushd 

Bulan ramadhan telah datang di tengah-tengah kita. Di bulan ramadhan ini, kita sebagai umat muslim wajib menjalankan salah satu rukun Islam, yakni puasa. Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan diri dari berhubungan suami istri pada siang harinya. Sedangkan pada malam hari di bulan ramadhan kita dianjurkan memperbanyak ibadah-ibadah lain, seperti shalat malam; dzikir dan membaca Al-Quran. 

Perintah diwajibkannya menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam terdapat pada Q.S. Al-Baqarah: 183. Selain itu, dijelaskan detail terkait puasa pada ayat setelahnya hingga ayat yang ke-187. Dalam sejarah Islam, turunanya perintah puasa ini bebarengan ketika Rasulullah dan para sahabat sedang menjalankan visi-misi perang di dekat sumur badar yang kemudian dikenal dengan perang badar. Dari kisah ini mengisyaratkan pembelajaran bahwa perlunya sikap totalitas dalam keadaan sulit sekalipun.  

Di dalam teori manajemen, dikenal istilah dengan teori manajemen modal dan proses. Di mana secara detail disebut dengan teori input-procces-output atau masukan-proses-luaran. Teori ini dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengkaji ayat mengenai perintah puasa di atas. Ayat perintah puasa yang artinya adalah “wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kalian berpuasa sebagaimana umat sebelum kamu, supaya kalian menjadi orang yang bertaqwa”. Jika dicermati, ayat ini dapat dikorelasikan dengan teori input-proses-output di atas. Lalu apa unsur masukannya? Bagaimana prosesnya? Dan apa yang menjadi luarannya?

Dalam ayat di atas sebagai unsur masukan atau input-nya adalah iman. Ditambah motivasi untuk meraih pahala tak terkira dari Allah Swt (ihtisab). Sebagaimana mengutip sebuah hadits yang disabdakan oleh Rasulullah, “Barang siapa berpuasa karena iman dan mengharap pahala (ihtisaban), maka akan diampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu”. Jadi ada dua modal sebagai input seseorang muslim menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan yaitu modal iman dan motivasi berharap pahala dari Allah Swt.

Berikutnya adalah unsur prosesnya. Proses ibadah yang dijalankan di bulan ramadhan ini adalah puasa atau syiam. Puasa adalah sebuah proses menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta menahan hawa nafsu dari syahwat. Di dalam proses berpuasa, selain dilarang atau menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa, juga dianjurkan untuk menjauhi hal-hal yang dapat merusak nilai pahala puasa. Yang disebabkan karena melakukan perbuatan dosa. Baik itu dosa kecil apalagi dosa besar.

Oleh karena itu, di saat proses berpuasa berjalan di bulan ramadhan, kita dianjurkan untuk mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat agar terhindar dari amalan-amalan yang bernilai sia-sia. Kita dianjurkan untuk memperbanyak berinteraksi dengan Al-Quran melalui membaca atau tilawah dan tadabbur Al-Quran; termasuk juga mengkaji ilmu; memperbanyak shalat dan memperbaiki kualitasnya; serta memperbanyak infak dan sedekah di bulan ramadhan.   

Jika diumpamakan kita sedang menjalankan perdagangan, maka amalan-amalan di atas adalah barang dagangan yang kita jual ke Allah dan kita tidak akan pernah mengalami kerugian (tijaratan lan tabur). Sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. Fathir ayat 29 artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itulah mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. 

Berikutnya, terkait dengan sisi luaran atau output yang diharapkan dari konsep manajemen puasa ini adalah menjadi orang-orang bertaqwa. Pertanyaannya adalah, seperti apa kriteria orang yang bertaqwa itu? Kita bisa lihat dan simak dalam ayat lain yang bisa memberikan gambaran seprti apa orang yang bertaqwa, yaitu Q.S. Ali Imran ayat 17, artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur”.

Dari ayat di atas dapat diketahui ciri-ciri orang bertaqwa sebagaimana yang diharapkan dari orang yang berpuasa. Ciri-ciri taqwa adalah sabar; benar; taat; istiqomah; mudah berinfaq dan selalu beristigfar dengan segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Karena memang dengan berpuasa, orang yang beriman akan terlatih dalam kesabaran, diharapkan selalu berbuat benar atau jujur, taat dalam ibadah, berinfaq atau selalu menebar kemanfaatan; dan selalu memohon ampun kepada Allah Swt karena memang manusia tidak bisa luput dari dosa. Baik itu dosa yang disengaja ataupun tidak. 

Demikian hikmah berpuasa jika dilihat dari sisi teori manajemen proses. Dengan modal iman yang kokoh dan berharap pahala semata-mata dari Allah (ihtisab), maka dapat menjalankan ibadah puasa dan mengisi setiap waktu di bulan ramadhan dengan kebaikan ibadah-ibadah lain sebagai proses yang baik. Hingga akhirnya menghasilkan luaran yang nanti dapat disebut menjadi insan yang bertaqwa. 

Dimana ketaqwaan itu sendiri adalah ciri-ciri dari derajat kemuliaan seseorang di sisi Allah Swt (Q.S. Al-Hujurat: 13). Di mana orang yang bertaqwa adalah orang yang akan selalu dimudahkan dalam setiap urusan dan akan selalu dilapangkan rizkinya yang terkadang datang dari arah tidak disangka-sangka (Q.S. At-Talaq:2-3). Mudah-mudahan kita dapat mendapatkan derajat ketaqwaan dan akan selalu istiqomah dalam setiap sikap dan perilaku ketakwaan itu. 

 

*Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam-Universitas Muhammadiyah Surakarta


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Anak Saleh (18) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

21 November 2024

Wawasan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Aisyiyah adalah sebuah organisasi perempuan Islam terbesar di Indon....

Suara Muhammadiyah

19 May 2024

Wawasan

Refleksi Hardinas dan Jembatan Emas Pendidikan Oleh: Adam Dahlanisme, Pascasarjana UMS Tujuan Pend....

Suara Muhammadiyah

2 May 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Baru-baru ini Menko PMK Muhadjir Effendy mewacanakan larangan haji lebih dari s....

Suara Muhammadiyah

15 September 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Bagaimana cara memahami ayat-ay....

Suara Muhammadiyah

22 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah