Idul Fitri Tradisi Menyemai Nilai Autentik
Oleh: Rumini Zulfikar (GusZul), Penasehat PRM Troketon
"Sungguh Aku telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan." (Q.S. Al Tin Ayat 4.)
Dengan Kesempurnaan Manusia sebagai insan dalam kesempurnaannya, sejatinya untuk menjadi diri dengan yang autentik dengan keasliannya pada dirinya. Satu Syawal merupakan sebuah momen yang sangat berharga dan sebagai tonggak di mana setiap insan manusia yang beriman dan bertakwa menjadi kembali pada fitrahnya sebagai umat yang diibaratkan bayi baru lahir di dunia ini.
Selama satu bulan penuh Allah telah mendidik dan memberikan sebuah arahan dengan syariatnya yaitu dengan Memerintahkan umat yang beriman untuk ibadah puasa. Agar menjadi umat yang bertakwa. Jika kita menelisik dan menelaah secara mendalam hakikat Tuhan memerintahkan menjalankan ibadah puasa agar umat manusia tersebut menjadi umat dalam kehidupan sesuai kaidah atau rule yang telah ditetapkan oleh Tuhan yaitu menjadi Umat yang Autentik. Dalam hal ini adalah Mulia.
Autentik bermakna Asli, Tulen, Sah, dan dapat dipercaya. Dalam perubahan zaman yang cepat berubah (Disrupsi) ini dengan kecanggihan teknologi selain berdampak positif memudahkan urusan kita dalam kehidupan ini akan tetapi juga berdampak negatif yaitu kita akan seakan-akan menggantungkan akan teknologi itu sendiri dan secara psikologis kita juga terkena dampaknya yaitu kita kurang percaya diri pada diri kita sendiri. Apalagi pada generasi Zaman Now atau generasi Z ini sangat rentan sekali. Serta dengan demikian kehidupan manusia mengalami Degradasi dan Dehidrasi dan puncaknya menjadi Deevakuasi itu sendiri karena disadari atau tidak itu banyak terkena. Oleh sebab itu ibadah puasa di bulan Ramadan adalah Bagaimana Tuhan memberikan dosis atau takaran yang pas apa yang harus dilakukan oleh manusia itu sendiri. Sebagai umat yang beriman maka selama satu bulan harus bisa menjadi pelajaran dan bisa diambil hikmahnya.
Dampak Tidak Bersikap Autentik
Seiring dengan pola pikir yang sempit serta pola laku yang tidak sesuai koridor nilai-nilai agama banyak umat manusia atau umat Islam sendiri dalam kehidupan mengalami sebuah keadaan yang mana menghinggapinya sehingga apa yang terjadi adalah bersikap dan bertindak tidak Autentik Karena sudah jauh dari nilai agama itu sendiri sebenarnya agama sebagai sebuah instrumen untuk menuntun umat manusia itu sendiri. Sehingga kita menjadi pribadi yang:
Pertama adalah. Kita dihantui rasa penyesalan karena kita menolak sesuatu yang baru dan kita tidak mempunyai rasa percaya diri, dan kita lebih pada zona Nyaman. Kedua adalah Kita Sering menyalahkan Orang lain dan tidak mau melihat kekurangan, kelemahan kita sendiri karena kita merasa paling benar dan serba paling... dan ini yang berakibat fatal bagi kita sendiri maupun akan masa depan kita. Dan yang ketiga adalah kita tidak merasa bahagia ini sebabkan baik secara ruhani kita yang didominasi hal-hal buruk dan kotor dalam hati dan pikiran kita sendiri berimbas pada Perilaku kita.
Lima hal jadi Pribadi Autentik
Untuk menjadi pribadi yang Autentik Ada beberapa hal yang harus kita lakukan yaitu, pertama, Kita harus mau menerima diri kita apa adanya baik kekurangan kita untuk memacu diri untuk memperbaikinya dengan tidak segan untuk belajar dari sebuah peristiwa, maupun kelebihan yang kita miliki untuk memberikan sebuah dampak yang positif yang membawa kemaslahatan.
Kedua, Kenali lebih dalam siapa diri kita sebenarnya. Ketiga, Kita harus berani menghilangkan kebiasaan dengan membandingkan diri dengan orang lain karena pada dasarnya dalam diri kita mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keempat, Jangan menyiksa diri dengan selalu membenarkan perkataan orang lain. Kelima, Mulailah mencintai hal-hal yang kita lakukan dengan sepenuh hati tanpa jemu untuk tetap selalu melakukan hal-hal yang baik.
Semoga di bulan syawal kita jadikan untuk sebuah lompatan untuk menjadi diri yang mempunyai energi dasyat untuk menjadi pribadi yang Autentik yang mana telah diberikan dari Proses perjalanan Selama bulan Ramadan kemarin dengan Menyelaraskan / mensinkronkan Kebersihan hati dan berani untuk mengambil keberanian bersikap. Semoga kita dimudahkan dalam ikhtiar tersebut.