Keluarga Besar Muhammadiyah Kalbar Gelar Silahturahim Idul Fitri

Publish

20 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1215
Foto Istimewa

Foto Istimewa

PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah Kalimantan Barat tidak surut bergerilya untuk perubahan baik bangsa, kehadiran persyarikatan senantiasa menggembirakan dengan melakukan kegiatan positif dan bermanfaat bagi umat. Untuk menjaga semangat tersebut, PWM Kalimantan Barat bekerjasama dengan PDM Kota Pontianak dan UM Pontianak mengadakan kegiatan silahturahim Idul Fitri 1445 Hijriyah dengan mengundang seluruh keluarga besar Muhammadiyah Kalimantan Barat, dengan tema Menjalin Ukhuwah Mencerahkan Semesta, disampaikan oleh Dr. KH. Tafsir, M.Ag, Ketua PWM Jawa Tengah, diselenggarakan di auditorium UM Pontianak, Jumat (19/04).

Dalam pengantarnya, Ketua PWM Kalbar Dr. Pabali Musa, menyampaikan terimakasih atas kehadiran seluruh jajaran pimpinan Muhammadiyah-'Aisyiyah dari tingkat wilayah, Kota, Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat serta seluruh simpatisan yang juga ikut memeriahkan kegiatan. "Sesuai tema hari ini kita mencerahkan semesta yang bermakna mencerahkan individu langsung, semoga dapat terlaksana setelah berpuasa di bulan Ramadan", harapnya. 

Tidak lupa Dosen di Universitas Tanjungpura dan pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Sambas tersebut, mengingatkan esensi silahturahim yang bermaksud menjalin dan menjaga ukhuwah Islam antar sesama warga persyarikatan yang ada di Kalimantan Barat. 

Dalam tausiahnya, Dr. KH. Tafsir, M.Ag menyoroti tentang budaya keragaman yang berbeda, budaya sebagai akulturasi nilai-nilai Islam. Menurutnya umat Islam mayoritas di Indonesia harus dapat memberi warna keislaman bukan sebaliknya. Umat Islam dapat memberikan warna dan ciri terhadap berIslam sendiri, jangan malah ikut-ikutan simbol atau kreatifitas agama lain. Ia pun bertanya kepada seluruh peserta tentang kreativitas umat Islam yang diikuti oleh umat lain ?. 

KH Tafsir mencontohkan kekuatan Islam di tanah Jawa walau lama duduki kekuasaan Eropa (kolonial), tetapi tidak membuat Jawa menjadi berubah, maka kita kenal Islam adalah Jawa dan Jawa adalah Islam. Akulturasi Islam dan Jawa merupakan bagian kreativitas dalam dakwah di masyarakat. Fenomena idul Fitri adalah fenomena budaya, yakni silahturahim. Kreativitas umat Islam Indonesia dalam membungkus Idul Fitri, hemat KH Tafsir adalah bentuk keberagaman dengan ciri sesuai budaya masyarakat Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung selama 120 menit dan diikuti 500 lebih peserta, ditutup dengan foto bersama. (Amalia Irfani)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

KEBUMEN, Suara Muhammadiyah - Berdasarkan pada surat undangan Jambore Jamaah Tani Muhammadiyah (JATA....

Suara Muhammadiyah

19 September 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sejak kepergiannya lebih dari tiga dekade silam, namanya terus menggem....

Suara Muhammadiyah

10 November 2025

Berita

ACEH, Suara Muhammadiyah – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Lembaga Amil Zakat, Infaq,....

Suara Muhammadiyah

7 March 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dunia saat ini mengalami transformasi luar biasa. Transformas....

Suara Muhammadiyah

22 September 2023

Berita

PALOPO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Palopo (UM Palopo) merayakan Milad ke-5 dengan....

Suara Muhammadiyah

20 February 2024