Memasifkan Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah Al Qur’an di Ramadhan

Publish

24 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
713
Foto Istimewa

Foto Istimewa

SOLO, Suara Muhammadiyah - Instruksikan Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) untuk Khatam Terjemah Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Itulah inti kultum Anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta ketika menjadi imam maghrib di Pondok Semangat Karangpandan Karanganyar, Sabtu (23/3/2024).

Jatmiko menyampaikan Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Nabi berpesan, siapa yang ingin berkomunikasi dengan Allah maka bacalah Alquran. 

“Ingin merasakan dialog dengan Allah, maka bacalah Alquran setiap hari baik teks arab maupun terjemahan. Adanya pesantren Ramadhan saya instruksikan GJDJ khatam terjemah dan bacaan arabnya,” tegasnya.

Hal itu berdasarkan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, lanjutnya. “Surga merindukan 4 golongan yaitu orang yang membaca al-Quran, seorang muslim yang mampu menjaga lisannya untuk tidak menyakiti orang lain, muslim yang memberi makan orang lapar, dan muslim yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan,” jelasnya.

Kemudian Dai Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menjelaskan, surat Al-Alaq 1-5: Wahyu Pertama tentang Pentingnya Literasi. Menarik dikaji, mengapa wahyu (tertulis) pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah lima ayat dari surat al-Alaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (2) Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah; (3) Yang mengajar manusia dengan perantaraan pena; (4) mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.” 

Dalam wahyu pertama ini ada dua kata penting yang berhubungan dengan literasi—dalam makna dasarnya: dunia tulis-menulis. Yaitu iqra (membaca) dan kalam (pena, tulisan).

“Maka pesantren Ramadhan ini kita niatkan seperti dalam hadits. Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang," (HR Tirmidzi),” katanya.

Selain itu, Ia menegaskan adanya Gerakan membaca terjemahan al Quran. Maka,  kandungan dan ajaran al-Qur’an dapat dicerna dan dipahami lebih baik. Sebab, bagi seorang Muslim apalagi kader persyarikatan Muhammadiyah, membaca al-Qur’an dengan baik dan benar adalah sebuah kewajiban. 

“Hal ini karena al-Qur’an menggunakan bahasa Arab yang memiliki kaidah dan cara pengucapan huruf yang berbeda dengan bahasa Indonesia,” urainya. (jmk)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UAD menerima kunjungan dari Institu....

Suara Muhammadiyah

1 August 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah — PDM Kota Bandung melakukan peletakan batu pertama pembangunan Ge....

Suara Muhammadiyah

13 February 2024

Berita

BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Setelah delapan tahun mengalami kevakuman, UMB Press, penerbitan mili....

Suara Muhammadiyah

11 February 2025

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Aisyi Tower Klaten akan segera menjadi babak baru pergerakan perhotelan....

Suara Muhammadiyah

16 November 2024

Berita

Kritisi Diplomasi Publik dan Peran Diaspora YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Prof. Dr. Tulus W....

Suara Muhammadiyah

9 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah