Membaca Sumber yang Berbeda

Publish

2 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
550
Doc. pixabay

Doc. pixabay

Oleh: Donny Syofyan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Salah satu cara untuk membuka jendela perspektif atau sudut yang berbeda adalah dengan membaca berbagai buku. Buku-buku tentang satu bidang akan memberi kita satu pintu untuk melihat dunia. Beberapa buku di bidang lain akan membukakan kita jendela lain untuk memahami dunia.

Itu juga terkait dengan kitab suci agama-agama dunia. Bayangkan beberapa orang mendatangi Anda dan berkata, “Saya tidak perlu membaca Al-Qur`an karena saya sudah tahu tentang kitab-kitab suci.” Anda mungkin akan berpikir bahwa orang itu berpikiran tertutup. Bagaimana mereka akan mengetahui Al-Quran tanpa membacanya? Demikian juga kebalikannya dengan umat Islam.

Bagaimana umat Islam akan memahami kitab suci agama lain jika kita tidak diizinkan membacanya? Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS 3: 93). Jadi, jika orang lain membuat klaim, Al-Qur`an membalas mereka dan perintah kepada umat Islam adalah untuk berujar kepada mereka, "Bawa kitab suci Anda dan ayo baca di sini. Mari kita lihat apakah apa yang Anda katakan itu benar."

Itu berarti bahwa Muslim dan non-Muslim membaca kitab suci non-Muslim bersama-sama. Ini sesuatu yang menyegarkan untuk saling belajar. Banyak Muslim percaya bahwa mereka tidak boleh membaca kitab suci agama lain karena Muslim sudah memiliki Al-Qur`an untuk diikuti dan tidak perlu mempelajari kitab suci lainnya. 

Boleh jadi perintah itu lebih relevan pada saat masyarakat terkotak-kotak. Dulu orang-orang Muslim dan non-Muslim masing-masing tinggal di kantong-kantong yang terpisah. Mereka memiliki interaksi yang terbatas satu sama lain. Tapi sekarang kita memiliki interaksi secara teratur dan intens. Dengan mengetahui apa yang ada dalam tulisan suci yang lain, maka kita bisa melakukan lebih banyak dialog. Kita dapat menghargai pandangan dan pendapat orang lain dengan lebih baik. 

Kita dapat melihat kebaikan agama yang mereka praktikkan, dan kemudian, tentu saja, kita akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menawarkan Islam sebagai alternatif dan menunjukkan kepada mereka Al-Qur`an sebagai kitab suci yang juga perlu mereka baca. Dengan menunjukkan sikap keterbukaan semacam ini, setidaknya kita bisa mengatur panggung bagi orang lain untuk menunjukkan jenis keterbukaan yang sama terhadap kitab suci yang kita yakini telah diwahyukan Tuhan untuk semua umat manusia.

Tapi saya ingin berbicara lebih umum tentang membaca beragam sumber. Ini bukan hanya tentang agama, tetapi juga tentang berbagai macam subjek. Sama seperti saya harus mengambil jurusan ekonomi saat akan kuliah. Pada saat itu saya tidak menyukainya, tetapi kemudian saya melihat banyak penerapannya dalam kehidupan. Saya perlu memikirkan hal-hal berkaitan dengan permintaan dan penawaran, bagaimana dengan kenaikan harga-harga dan bagaimana persediaan meningkat. Sekarang semua itu menjadi sangat relevan buat saya.

Dengan cara yang sama, jika Anda berada di satu bidang subjek, Anda bisa mulai membaca beberapa bidang lain hanya karena Anda penasaran terhadap subjek lain. Anda mungkin menemukan bahwa ini adalah jendela lain dalam kehidupan, dan Anda bisa menghargai dan memahami kehidupan dan dunia melalui jendela baru itu.

Pertanyaannya, bagaimana kita dapat memperluas pemikiran kita, memperluas cakrawala kita, dan membuat kita lebih menghargai hal-hal di sekitar kita, dan juga untuk menguasai apa yang ada di sekitar kita. Nah, katakanlah Anda menyukai sains. Tentu Anda mungkin lebih cenderung membaca buku atau jurnal tentang sains. Tapi bagaimana, untuk perubahan, sesekali Anda mengambil, katakanlah, jurnal sastra atau subjek lain yang tidak terkait langsung dengan sains dan lihat apa yang dikatakannya.

Telusuri saja, balikkan halaman dan lihat apa yang menarik bagi Anda. Baca beberapa baris di sana-sini. Ini akan memperluas perspektif Anda. Anda tidak harus menjadi ahli dalam subjek lain. Anda hanya perlu menyadari subjek lain tersebut dan apa nuansa di balik bidang itu. Pada akhirnya, Anda akan menemukan koneksi yang terbentuk antara subjek itu dan spesialisasi Anda. Dengan cara ini cakrawala Anda diperluas dan dan perspektif Anda diperkuat.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Benarkah Surah Asy-Syu’ara Surah Para Pemusik? Muhammad Zakaria Darlin, Lc., M.A., Ph.D, ....

Suara Muhammadiyah

18 May 2024

Wawasan

Anak Saleh (14) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui p....

Suara Muhammadiyah

24 October 2024

Wawasan

Oleh :  Priyono, S.HI., M.H Secara etimologi, pemuda syab (Arab), youth (Inggris) selalu diart....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Bagaimana caranya mengatasi bia....

Suara Muhammadiyah

20 May 2024

Wawasan

Oleh: Rivandy Azhari Ali Harahap Indonesia adalah negara yang unik dengan kekayaan budaya, agama, d....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah