Meningkatkan Kualitas Takwa Melalui Membaca Al-Qur'an

Publish

16 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
144
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Meningkatkan Kualitas Takwa Melalui Membaca Al-Qur'an

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi – Ketua PRM Legoso, Tangerang Selatan

Sabtu, 15 Maret 2025, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tangerang Selatan mengadakan acara buka puasa bersama yang diselenggarakan bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Cabe Ilir, Pamulang – Tangerang Selatan. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed., yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Menurut Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok Cabe Ilir, Ma'ruf El Rumi, hajatan ini merupakan forum konsolidasi antar seluruh pegiat dan pengurus Daerah, Cabang, dan Ranting Muhammadiyah di Tangerang Selatan. PRM Pondok Cabe Ilir menjadi tuan rumah, dan alhamdulillah berhasil menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.  

Dalam sesi pengajian, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Menteri PDM berkenan menyampaikan pesan keagamaan yang sangat menarik dan penting untuk saya tulis, terutama yang berkaitan dengan Al-Qur'an. Sebagai hamba Allah, kita harus menjadikan kitab suci tersebut sebagai petunjuk hidup, pedoman dalam keseharian, serta sarana untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita. Mengapa hal ini penting? Karena hanya dengan iman dan takwa, manusia akan memperoleh keselamatan dalam dua kehidupan: dunia dan akhirat.

Al-Qur'an Sebagai Penyembuh Hati dan Petunjuk bagi Seluruh Umat Manusia

Menurut pandangan Prof. Mu'ti, Al-Qur'an disebut sebagai "Assyifa" (penyembuh bagi penyakit hati). "Syifa'ul lima fissudur", sebagaimana tertulis dalam Surat Yunus ayat 57:

"Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin."

Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dalam Surat Al-Isra' ayat 82, juga disebutkan:

“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”

Jika kita telusuri lebih lanjut, kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur'an sengaja diturunkan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk orang-orang beriman atau Muslim saja, melainkan untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Al-Qur'an dimulai dengan seruan "Kamu sekalian umat manusia", sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”.

Membaca Al-Qur'an dengan Hati yang Khusyuk

Al-Qur'an diturunkan untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, ia bisa menjadi obat, rahmat, dan petunjuk jika kita beriman. Bagi mereka yang tidak beriman atau orang-orang zalim, Al-Qur'an justru akan membuat mereka semakin merugi. Kunci dari manfaat Al-Qur'an adalah iman—iman kepada Allah, iman kepada Al-Qur'an itu sendiri, serta iman kepada Rasul dan malaikat.

Kunci utama iman kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan wahyu-Nya, yaitu Al-Qur'an, yang kemudian sampai kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW, hingga Al Quran itu bisa sampai kepda kita semua di saat ini. Ketika kita membaca Al-Qur'an, kita seolah-olah sedang berhadapan dengan Allah. Kita dapat membayangkan diri kita seolah-olah seperti Nabi Muhammad saat menerima wahyu dari Malaikat Jibril, saat Nabi Muhammad menyampaikanya kepada para sahabat yang mendengarkan wahyu tersebut. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah dari godaan syaitan ketika hendak memulai membaca Al-Qur'an.

Ketika membaca Al-Qur'an, hendaknya kita juga harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Al-Qur'an adalah bacaan yang sempurna, dan lebih dari sekadar membaca, kita juga harus merenungkan dan mengkaji setiap ayatnya. Makna "membaca" dalam konteks ini juga dapat diartikan sebagai "tala" - "tilawah", yang artinya mengikuti sesuatu dengan sangat dekat, seolah menempel. Jadi para pembaca memiliki semangat untuk memahami, mengikuti semua isinya dengan hati yang sangat dekat. 

Semangat yang perlu dibangun ketika membaca Al-Qur'an adalah seperti Malaikat Jibril saat mengajarkannya kepada Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad yang mengajarkannya kepada para sahabat, yang kemudian diteruskan kepada umat setelahnya. Sebagian ulama berpendapat bahwa dalam mempelajari Al-Qur'an, harus ada sanadnya. Belajar Al-Qur'an tidak boleh hanya melalui internet atau aplikasi, namun harus ada guru yang membimbingnya. Dengan cara ini, kita akan memperoleh pemahaman yang benar dan terhindar dari penyimpangan.

Bagi mereka yang membaca dan mengimani ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an, maka ALLAH akan mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur'an dengan sepenuh hati akan menjadi pribadi yang berilmu, terampil, dan rendah hati. Mereka akan menjadi bagian dari masyarakat yang penuh dengan pengetahuan dan keterampilan, dan tidak akan pernah merasa rendah diri. Itulah makna dari membaca Al-Qur'an dengan sempurna.

Tidak Ada Batas Usia dalam Mempelajari Al-Qur'an

Al-Qur'an juga diyakini bisa menyembuhkan "penyakit dalam dada", yang oleh sebagian ulama diartikan sebagai kebodohan. Orang yang bodoh tidak akan bisa mendapatkan manfaat dari Al-Qur'an, karena untuk merasakan manfaatnya, kita harus berusaha memahami dan merenungkan setiap ayatnya. Dengan memahami isi Al-Qur'an, kita bisa membersihkan hati kita dan memperbaiki akhlak kita. Selain itu, membaca Al-Qur'an juga dapat membangun ruhani, jiwa, dan mental yang sehat. Ketika jiwa seseorang sehat, fisiknya juga akan menjadi lebih sehat.

Pesan terakhir, tidak ada batas usia dalam mempelajari Al-Qur'an. Rasulullah SAW sendiri memerlukan waktu 23 tahun untuk menghapal Al-Qur'an, dan hal itu dimulai pada usia 40 tahun. Proses turunnya Al-Qur'an telah menumbuhkan tradisi baru di kalangan umat Islam, yaitu tradisi membaca dan menulis. Ini adalah peradaban baru yang dibangun dengan kekuatan ilmu.

Dengan membaca Al-Qur'an, kita tidak hanya memperdalam iman dan takwa, tetapi juga membangun peradaban manusia yang lebih maju dan berkualitas. Semoga kita semua senantiasa diberikan taufik dan hidayah untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Menyambut Ramadhan Oleh: Saidun Derani Kedatangan bulan Ramadhan sangat ditunggu-tunggu oleh orang....

Suara Muhammadiyah

8 February 2024

Wawasan

Jangan Menaruh Musang dan Ayam dalam Satu Kandang: Memperingati Hari UMKM Nasional 2024 Oleh: Khafi....

Suara Muhammadiyah

13 August 2024

Wawasan

Persatuan Bangsa Arab: Antropologis Kuat, Politis Rapuh  Oleh: Hajriyanto Y. Thohari  Ba....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Salah satu cara untuk membuka j....

Suara Muhammadiyah

2 February 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Mari kita lanjutkan perjalanan ....

Suara Muhammadiyah

6 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah