Menyosong Lahirnya Pemimpin Daerah yang Amanah

Publish

26 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
437
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Menyosong Lahirnya Pemimpin Daerah yang Amanah

Oleh: Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Sekretaris PDM Wonogiri

Tahun 2024 ini akan diselenggarakan pemilihan umum kepala daerah serentak yang akan memilih baik itu pemimpin-pemimpin nasional para negarawan yang akan duduk di pemimpin pemerintahan daerah.

Dalam Islam kepemimpinan sesuatu yang sangat penting dan strategis. Karena kepemimpinan akan membawa dampak kepada kerusakan atau kebaikan di tengah-tengah Masyarakat, tergantung kepada manusianya pengelolanya. Bila kepemimpinannya terjaga integritasnhya, maka adalah kepemimpinan profetik. Kepemimpinanya khusnul khotimah tidak membawa dampak sosial yang merugikan bangsa dan rakyatnya.

Berbicara Kepemimpinan dalam Perspektif Islam. Setiap orang adalah pemimpin. Setiap pemimpin dimintai pertanggungjawabannya sebagai pemimpin. Bagaimana kepemimpinan dijalankan?. Bagaimana menjalankan kepemimpinan tersebut dan apa atau serta untuk apa kepemimpinan tersebut dijalankan?. Apa kontribusinya untuk kemajuan dan kemaslahatan Masyarakat?.

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, dalam Bahasa Inggris disebut leader. Kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Perkataan khalifah berarti pengganti atau wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah Saw terutama bagi Sahabat Nabi Saw keempat Khalifah, yang menyebut juga yang disebut khalifah, pemimpin, sekaligus sebagai seorang penguasa. Penguasa yang cenderung berkonotasi sebagai pemimpin formal yang tidak hanya aspek keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi juga sampai-sampai dalam kehidupan dan bernegara. 

Dalam Alquran mencakup pula maksud Allah Swt untuk menyatukan pemimpin yang bersifat non formal sebagaimana surat Al-Baqarah ayat 30

“Sesungguhnya aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi Firman tersebut kepada khalifah pengganti Rasulullah tetapi adalah penciptaan Nabi Adam As dan anak cucunya yang disebut nabi yang disebut manusia dan dibebankan bumi tugas yang di kandangnya itu menempatkan setiap manusia sebagai pemimpin tamu undangan Allah.”

Ada tiga tugas seorang pemimpin dalam Masyarakat, sebagaimana tugas kenabian, antara lain: Tugas Pertama, menyeru dan menyuruh orang lain untuk berbuat amal makruf. Sedangkan tugas kedua melarang atau menyuruh orang lain kekuatan. Dengan kata lain tugas manusia tidak lain melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah Swt dalam semua kehidupannya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama di tengah suatu Masyarakat.

Berbicara kepemimpinan dalam konteks Islam ini sedang menjadi persoalan yang terus bergulir baik tingkat maut nasional maupun tingkat internasional. Sebab kepemimpinan merupakan unsur penting dalam sistem kemasyarakatan dan kehidupan manusia. Suatu pameo mengatakan bahwa kebaikan tanpa diorganisir dengan baik akan bisa dikalahkan dengan kebatilan yang dikelola dengan organisasi yang baik, profesional, manajemen yang rapi dan disiplin organisasi yang disipilin. 

Kepemimpinan mempunyai banyak persamaan dengan khalifah yang berarti pemerintahan atau kepemimpinan khalifah itu sendiri tidak dijumpai dalam Alquran. Menurut Khalid Ibnu Khaldun khalifah adalah kepemimpinan. Khalifah berubah menjadi pemerintahan berdasarkan kedaulatan. Khalifah ini masih bersifat pribadi, sedangkan pemerintahan adalah yang telah melembaga ke dalam suatu sistem kedaulatan. 

Menurut Imam Al Mawardi dan Ibnu Khaldun khalifah adalah lembaga yang mengganti fungsi pembuat hukum, melaksanakan undang-undang hukum Islam dan mengurus masalah-masalah agama dan dunia. Menurut Al Mawardi, khalifah atau imamah berfungsi mengganti peran kenabian dalam memelihara agama dan mengatur dunia. Dalam sejarah pemerintahan Islam merupakan timbul kesatuan Masyarakat. Khalifah adalah fungsi manusia di muka bumi, yang mengembang amanah Allah Swt sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Ahzab surat ke 33 ayat 72.

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ.

“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit bumi dan n amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhawatirkannya dan dipikullah amanat itu oleh manusia sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” yang dimaksud di sini adalah dengan amanat itu adalah tugas keagamaan.

Manusia sebagai khalifah, kekhalifahan karena kualitas dan kemampuannya di dalam berpikir, kemampuan menggunakan akal pikirannya dan menggunakan hati nuraninya dalam menjalankan kehidupan, menangkap dan menggunakan simbol-simbol komunikasi sehingga dia bisa menyampaikan pesan-pesan baik. Kemampuan melarang atau mengajak untuk melakukan suatu kebaikan. 

Islam sebagai agama yang mendunia memberikan kerangka teoritik dan acuan dalam pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan di dunia. Salah satu bentuk implementasi tujuan universal Islam adalah sistem kepemimpinan yang bersumber dari nilai-nilai universal Islam dari kandungan Alquran maupun perilaku Hasanah Rasulullah Muhammad Saw yang dalam bentuk sunnah. Amanah yang merupakan kelanjutan misi ketuhanan dan kenabian dari Rasulullah Muhammad Saw.

Misi kenabian adalah menciptakan kesejahteraan untuk alam Semesta di mana tugas hidup manusia adalah menciptakan kemakmuran untuk mengabdikan Segala potensi dan kreativitasnya sebagai Allah Swt sebagai konsekuensi keberadaannya di muka bumi maka dalam Islam fungsi kepemimpinan dan khalifah Syariah manfaatkan untuk mencapai kebahagiaan dunia sebagai syukur atas karunia yang telah sebagai syukur atas karunia yang telah dilimpahkan

Selain Amanah, hakikat kepemimpinan juga mencapai prestasi kebaikan dan mencegah yang merugikan diri sendiri, merugikan keluarga, merugikan masyarakat sekitar, merugikan orang lain dan merugikan bangsa dan negara. Dalam konteks kepemimpinan profetik ini, merupakan tugas pemimpin untuk menciptakan tata kehidupan yang lebih baik dan terjaminnya hak kewajiban secara merata kehidupan Masyarakat.

Hakikat Kepemimpinan 

Dalam rangka untuk menjalankan fungsi dan hakikat kepemimpinan tersebut, maka mentalitas kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain; pertama, seorang pemimpin haruslah orang yang mempunyai moral dan etika yang tinggi. Moralitas dalam menjalankan Amanah. Kepemimpinan yang jujur, berintegritas dalam menjalankan Amanah. Kedua, seorang pemimpin mampu beradaptasi dan berinteraksi seperti air.

Air yang selalu mencari solusi di tengah persoalan yang dihadapi oleh organisasi atau masyarakatnya. Di mana air bersifat seperti karang dalam menghadapi segala kritik. Selalu selama misi kebaikan dan kesejahteraan yang menjadi paradigma kepemimpinannya dijalankan dengan baik seorang. Ketiga, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kewirausahaan atau interpreneurship. Di mana dia harus mengembangkan kreativitas dan profesionalitas untuk menciptakan kemandirian dalam strategi pengembangan organisasi maupun masyarakatnya.

Maka dalam perspektif Islam fenomena kepemimpinan Rasulullah Saw memberikan teladan kepemimpinan yang Amanah. Kepemimpinan yang Fathonah, Kepemimpinan yang tabligh. Yaitu kepemimpinan yang senantiasa membawa pencerahan, bukan membawa destruktif kerusakan di tengah-tengah Masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang diambil adalah dalam rangka mewujudkan maslahah untuk semuanya. Kepemimpinan bukan hanya menguntungkan secara ekonomi kelompok tertentu, sementara menentang dan bahkan melawan hukum-hukum Allah Swt dengan berbuat dzalim kepada mereka yang tidak mendukungnya.

Kepemimpinan harus dijalankan dengan selalu merujuk kepada sumber Al Qur;an dan mengkuti jejak teladan Rasulullah Saw dalam kepemimpinan yang Amanah berdasar Sunnah Nabi Saw.

Maka kepemimpinan yang rahmatan lil ‘alamin yaitu kepemimpinan yang mampu memberikan perlindungan bagi semua kepentingan dan mampu mengendalikan berbagai kepentingan dan konflik serta perbedaan di tempat disebut kepemimpinan yang akomodatif dapat diterima oleh semua pihak dan itulah teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah Bagaimana Rasulullah Saw dengan atas sehingga asuh tanpa harus berkonflik dengan siapa pun.

Segala persoalan dipecahkan dengan musyawarah, saling menasehati dalam kebaikan, kesabaran, dan ketakwaan. Akhirnya Allah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat bangsa yang menjalankan amanah kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Demikian juga rakyatnya taat dalam rangka untuk beribadah kepada Allah Swt dan taat kepada pemimpin yang tidak boleh dan tidak mengajak maksiat kepada Allah. 

Sebaliknya kalau pemimpin mengajak kemaksiatan, bahkan menentang Allah Swt dengan hukum-hukum yang diciptakannya, maka masyarakat rakyat berhak untuk menentang atau tidak sepakat dengan kepemimpinan yang dijalankan. Oleh karena itu kepemimpinan laksana dalam ibadah salat berjamaah.

Apabila seorang pemimpin atau Imam melakukan kesalahan dalam menjalankan kepemimpinannya, maka makmum mengingatkan dengan ucapan subhanallah atau dengan kalau yang jamaah putri menepuk badannya untuk memberikan isyarat bahwa apa yang dilakukan oleh pemimpin atau Imam adalah salah. Inilah contoh-contoh dalam ajaran Islam yang bisa kita implementasikan di tengah-tengah Masyarakat. Tentunya kita tidak ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hancur karena akhlak pemimpin, akhlak rakyatnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam. 

Kita berharap bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi Masyarakat Sejahtera dan adil dalam kemakmuran. Semoga bangsa kita terhindar dari segala perpecahan, dan tidak ada konflik yang berarti. Semua masalah bisa diselesaikan dengan cara musyawarah, pemecahan masalah dengan senantiasa berdasarkan akhlak yang Islami.

Kita doakan para pemimpin menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, serta bisa peduli dan selalu berpihak kepada rakyat. Apa pun kondisinya dan selalu menjaga amanah dengan baik-baiknya, sehingga tidak ada yang terzalimi. Pemimpin tidak berbuat zalim kepada rakyatnya dan rakyat tidak berbuat zalim kepada pemimpinnya. Sehingga itu semuanya akan berjalan dengan baik. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Saatnya Mengembalikan Marwah Pendidikan Tinggi Oleh: Dr. Husamah, S.Pd., M.Pd., Dosen Pendidikan Bi....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Wawasan

Pemimpin Matang di Pohon Oleh : Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso dan ....

Suara Muhammadiyah

27 August 2024

Wawasan

Toleransi Dibalik Narasi Moderasi Beragama Oleh Badru Rohman, Kokam Solo Raya Dalam konteks keIndo....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Wawasan

Oleh: H Akhmad Khairudin, SS., MBA, Anggota Majlis Ekonomi PCM Turi Dampak Ekonomi Bagi Negara Peng....

Suara Muhammadiyah

28 June 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Salah satu aspek ibadah haji ad....

Suara Muhammadiyah

31 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah