Merasakan Penderitaan Seseorang

Publish

4 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
56
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Merasakan Penderitaan Seseorang

Oleh: Alif Syarifuddin Ahmad (ASA), PDM Kota Tegal, Pengasuh PPTQ Masa Keemasan/Lansia Kota Tegal

Setiap orang cenderung memiliki sifat, agresi atau tindakan untuk menyakiti orang lain. Namun, kadar agresi yang dimiliki dan seberapa besar kontrolnya itu tergantung pada masing-masing individu.

Kadang kita punya perasaan ingin lebih unggul dari yang lain. Jarang orang  yang bisa kontrol diri agar memiliki sifat yang menyerah kalah. Merasa diri unggul karena punya kelebihan dibandingkan dengan yang lain. Rata-rata para penguasa  itu lebih sombong dari rakyat jelata. Orang kaya itu lebih ingin dihormati dari orang miskin. Orang pintar itu lebih ingin unggul dari orang yang biasa. Orang yang merasa punya wajah cantik lebih berhak mendapat posisi terbaik dibandingkan yang punya wajah biasa-biasa saja. Pendeknya, orang yang memiliki keunggulan merasa ingin ditempatkan lebih terhormat dari yang biasa-biasa saja. 

Akan tetapi, keinginan tersebut bisa dikendalikan sehingga tak dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari yang hanya akan merugikan diri sendiri apabila kita punya semangat untuk menguatkan dari agenda syukur serta sabar.

Mengapa kita terkadang ingin menyakiti karena kita jarang merasakan penderitaan orang. Kita terlalu mencintai pada ego yang Allah berikan pada diri.

Sifat kemanusiaan berubah menjadi sifat syaithoniyah karena yang muncul adalah rasa menang, unggul, dan tidak boleh ada yang lebih darinya.

“Bisa jadi, dia masih punya superego atau aturan-aturan yang dipegang karena dianggap melanggar norma,” Itulah ungkapan yang kerap kita dengar.

Pikiran untuk menyakiti orang lain yang sering terbesit hingga ditunjukkan dalam bentuk perilaku dapat ditepis dengan merasakan penderitaan orang lain. 
Ingatlah kisah Abu Dujanah. la seorang sahabat yang ketika selesai salat selalu langsung pulang dengan tidak membaca dzikir dan doa.
"Apa yang menyebabkan engkau wahai Abu Dujanah berperilaku demikian?" Kata Rasulullah.

Abu Dujanah selanjutnya menjawab, "Ini karena ada pohon kurma yang menjuntai di pekaranganku. Pohon ini bukan milikku. Jadi aku setiap habis Sholat subuh terutama terburu-buru untuk membersihkannya dan kurma itu aku serahkan kepada pemiliknya, yakni tetanggaku".

"Aku melakukannya tanpa sedikit pun diberi dan mengharapkan imbalan. Hal ini aku lakukan agar anak-anakku tidak memakan buah kurma yang jatuh tersebut karena kurma itu tidak halal untukku dan keluargaku. Tetapi, suatu ketika aku jumpai anakku sudah lebih dahulu bangun dan kulihat dia tengah memakan kurma tersebut. Oleh karena itu, aku datangi anakku dan lekas aku masukkan tanganku agar bisa mengeluarkan buah kurma tersebut dari mulutnya. Namun saking kencangnya, anakku menangis berlinangan air mata. Begitulah ya Rasulullah," jelas Abu Dujanah.

Mendengar kisah itu Rasulullah SAW seketika menangis kemudian beliau memanggil tetangga Abu Dujanah tersebut. 

Kepadanya, Rasulullah berkata, "Maukah engkau jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari harga pohon kurma itu. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada."

Begitu tawaran Nabi SAW Namun, lelaki yang dikenal sebagai seorang penjual yang munafik ini lantas menjawab dengan tegas,

"Aku tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Aku tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji."

Di tengah proses itu, tiba-tiba Sayidina Abu Bakar as-Shiddiq Radhiyallahu anhu datang. Ia lantas berkata,

"Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari harga kurma yang paling bagus di kota ini."

Mendengar ini, orang munafik tersebut berkata kegirangan, "Baiklah, aku jual pohon ini."

Setelah sepakat, Abu Bakar segera menyerahkan pohon kurma kepada Abu Dujanah pada saat itu juga. Rasulullah SAW kemudian bersabda,

"Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar sabda Nabi ini, Sayidina Abu Bakar merespon dengan bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah.

Si munafik berlalu. la berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi pada hari itu.

"Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu tidaklah berpindah dan masih tetap di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu lalu buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun." Inilah perilaku orang yang tak pernah sedikitpun merasakan penderitaan orang lain.

Pada malam harinya, saat si munafik itu tertidur terjadi peristiwa yang tak diduga. Pohon kurma yang berada di pekarangan rumah si munafik itu tiba-tiba berpindah posisi ke depan rumah Abu Dujanah.

Pohon kurma itu kini berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik dan berpindah dengan bantuan tangan manusia ke pekarangan Abu Dujanah. Allah akan menolong orang yang peduli kepada orang lain.

Kisah ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita, yakni betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah, Abu Dujanah, menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang haram. Sesulit dan seberat apa pun hidup, seseorang tidak boleh memakan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya dari barang haram. Intinya kita dalam hidup ini bagaimana bisa merasakan penderitaan sahabat yang dilakukan oleh Rasulullah dan Abu Bakar serta menjaga prinsip kebaikan Abu Dujanah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Aulif Angga Zakariya Badan usaha milik sekolah atau bisa disebut BUMS memang bukan sebuah gag....

Suara Muhammadiyah

26 August 2025

Wawasan

Menyingkap Misteri Yesus dalam Islam Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas An....

Suara Muhammadiyah

10 January 2025

Wawasan

Gerakan IMM dalam Lintasan Peradaban (1) Oleh: Hilma Fanniar Rohman, Dosen Perbankan Syariah, Unive....

Suara Muhammadiyah

8 May 2024

Wawasan

Bersedekah dengan Harta yang Dicintai Oleh: Mohammad Fakhrudin Seruan berpuasa ditujukan kepad....

Suara Muhammadiyah

2 April 2024

Wawasan

Ibu, Sosok Insan yang Mulia Oleh: Rumini Zulfikar Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai H....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah