Muslim Memuliakan Nabi Isa
Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Islam mengajarkan umat Islam kita untuk menghormati Nabi Isa dan ibunya, Maryam. Itu berarti bahwa umat Islam bisa berdialog dan punya kedekatan dengan teman-teman Kristiani. Bagi orang Kristiani, Isa (mereka menyebutnya Yesus) adalah salah satu figur terpenting di bumi. Jika umat Kristiani harus tahu dan percaya kepada Isa, maka seorang Muslim dapat berkata dengan bangga, "Kami percaya pada Nabi Isa dan ibunya."
Bagi saudara-saudara Kristiani, mereka memiliki prinsip-prinsip tradisional tertentu bahwa Isa harus diyakini. Dari sudut pandang Kristen, jika seseorang tidak tahu tentang Isa, lalu apa yang mereka ketahui? Jika seseorang tidak percaya kepada Isa, apa sebenarnya yang mereka yakini? Pasti sangat aneh bagi orang Kristen tradisional untuk mendekati orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Isa.
Kita bisa menemukan agama Yahudi tidak mengatakan apapun tentang Isa. Alih-alih menghormatinya, kaum Yahudi justru mencemarkan sosok Isa. Di sinilah Islam menonjol dan unik di antara agama-agama samawi hari ini. Islam mengatakan banyak hal tentang Isa. Al-Qur’an mengabarkan kita tentang Isa setidaknya 25 kali. Bahkan Al-Qur’an juga menyebut sosok ibunya lebih dari 10 kali.
Ada dua surah dalam Al-Qur’an yang merujuk kepada Maryam dan putranya, Isa. Pertama adalah surah ke-3, yakni surah Ali 'Imran. Sebutan surah ini diambil dari nama kakek Isa alias ayah Maryam. Surah kedua adalah surah ke-19 dalam Al-Qur’an, yaitu surah Maryam. Lagi-lagi sebutan surah ini berasal dari nama ibu Isa sendiri, yakni Maryam. Orang Kristiani menyebutnya Maria atau Miriam.
Dua surah ini memberikan deskripsi terperinci. Sebagai contoh, Al-Qur’an melukiskan dialog antara malaikat dan Maryam, “Dia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!” Dia (Jibril) berkata, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan” (QS 19:20-21)
Jadi, Isa dilahirkan dengan cara khusus di bawah pengawasan Tuhan. Setelah pengumuman khusus ini, Isa melakukan banyak perbuatan ajaib. Dia menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita kusta, membangkitkan orang mati untuk hidup kembali. Isa jelas orang yang sangat istimewa dalam Al-Qur’an. Dia melakukan semua ini, dari perspektif Muslim dan dari ajaran Al-Qur’an, atas kehendak dan izin Allah.
Isa adalah Rasul yang melakukan banyak mukjizat dan menunjukkan tanda-tanda dan kebesaran Allah di muka bumi. Al-Qur’an menyatakan bahwa Isa adalah seorang Nabi Allah. Dia seorang Rasul Allah. Al-Qur’an bahkan memanggilnya Al Masih atau Mesias sebagaimana disebut oleh umat Kristiani, “(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (QS 3:45).
Istilah Mesias, berasal dari Ibrani Ha-Mashiach, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Christos. Umat Kristiani berpikir hanya mereka yang percaya bahwa Isa adalah Kristus. Namun demikian, Muslim juga percaya bahwa Isa adalah Kristus, Kristus Allah, yang berarti bahwa Isa ditunjuk oleh Tuhan untuk melakukan tugas tertentu.
Dari sudut pandang Al-Qur’an, Isa mengikuti garis besar para nabi sebelumnya. Dia mengajarkan pesan-pesa monoteistik. Isa mengikuti hukum, bahkan dengan beberapa modifikasi. Tugas dan ucapan Isa ini direkam dalam Al-Qur’an, “Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku” (QS 3:50). Jadi Isa mengikuti beberapa hukum Taurat seraya membatalkan sebagian hukum tersebut.
Isa dengan tegas menyatakan konsep tauhid, sebagaimana terbaca dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (QS 3:51). Jadi Isa adalah salah seorang tokoh sentral dalam Al-Qur’an. Sebagai umat Islam, kita harus percaya kepada Isa. Jika tidak, kita tidak akan menjadi seorang Muslim. Maka sangat penting bagi seorang Muslim untuk mengadakan dialog dengan umat Kristiani.