Omon-omon Pak Bei (7): Oleh-oleh Jamnas JATAM
Oleh: Wahyudi Nasution
KANG NARJO: Selamat ya, Pak Bei. Penyelenggaraan Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di Kebumen kemarin sukses besar.
PAK BEI: Alhamdulillaah. Ini berkat dukungan Kang Narjo dan seluruh peserta yang hadir dari berbagai penjuru ke Kebumen dengan antusias.
KANG NARJO: Kami benar-benar puas dengan pelayanan panitia, Pak Bei. Bisa dibilang sempurna fasilitas dan pelayanannya. Adik-adik LO, remaja-remaja IPM dan HW itu, melayani kami dengan sepenuh hati, sejak kami datang hingga perpulangan. Mereka sangat ramah dan sigap, tahu betul tugasnya sebagai LO.
PAK BEI: Iya, Kang. Teman-Teman PDM Kebumen sangat sukses menjadi tuan rumah, mampu menggerakkan dan memimpin semua yang terlibat kepanitiaan, termasuk para LO. Demikian juga PCM Gombong, mereka berhasil menggerakkan seluruh amal usaha dan ranting memfasilitasi seluruh rangkaian acara Pembukaan Jamnas bersama Ketum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, dan Wakil Menteri Pertanian, Bpk. Sudaryono. Dan, itu semua tidak terlepas dari dukungan Bupati Lilis Nuryani dan seluruh jajaran Pemkab Kebumen.
KANG NARJO: Tapi juga ada yang kurang, Pak Bei, dan kami sempat agak kecewa sebenarnya.
PAK BEI: Apa itu, Kang?
KANG NARJO: Pas acara Bisnis Forum di UNIMUGO itu, kebetulan aku ikut di Klaster 2 tentang Perkebunan, Tanaman Herbal, dan Literasi Keuangan. Ternyata tidak sesuai ekspektasi kami.
PAK BEI: Kenapa, Kang?
KANG NARJO: Sesuai pembagian klaster, semua peserta pelaku usaha perkebunan dan empon-empon ikut di sana, Pak Bei. Tentu saja kami berharap akan ketemu dengan buyer besar dan ada transaksi. Tapi ternyata di forum itu justru lebih banyak bicara tentang perbankan syariah. Hanya sedikit yang bicara tentang tanaman herbal. Tema perkebunan bahkan sama sekali tidak disinggung. Tidak ada narasumbernya. Maka banyak yang protes, Pak Bei.
PAK BEI: Iya, Kang. Saya juga sudah mendengar insiden itu. Kami pun sangat memaklumi kekecewaan para peserta. Ya begitulah, memang nyatanya masih banyak kekurangan kami dalam mempersiapkan Jambore Nasional kemarin. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
KANG NARJO: Tenang saja, Pak Bei. Bagaimanapun kami paham bahwa Jamnas kemarin itu baru pertama kali kita selenggarakan. Maka, terlepas dari masih adanya kekurangan, kami sangat puas dengan keseluruhan pelaksanaan dan rangkaian acaranya. Ini jambore petani berskala Nasional pertama dalam sejarah. Tentu seluruh panitia sudah bekerja keras berbulan-bulan sehingga Jambore JATAM bisa berasa seperti Muktamar Muhammadiyah. Hebat.
PAK BEI: Terima kasih, Kang.
KANG NARJO: Ada lagi yang lebih menggembirakan, Pak Bei.
PAK BEI: Apa, Kang?
KANG NARJO: Stand-stand jualan para peserta di Expo dan Bazar semua laris-manis. Event itu menjadi ajang transaksi komoditas pertanian/pangan antar-daerah. Ya minimal antar-peserta bisa saling nglarisi, saling membeli. Jadi kami pulang membawa barang belanjaan dari teman sesama peserta.
PAK BEI: Pengunjung dari masyarakat umum juga banyak, kan?
KANG NARJO: Benar, Pak Bei. Menurut laporan, total pengunjung stand Expo Teknologi dan Bazar Produk Pangan ada 24.000 orang. Transaksi selama 3 hari 1,5 M. Itu hebat, Pak Bei.
PAK BEI: Terima kasih, Kang. Kami berharap semua peserta kembali ke kampung halamannya dengan selamat, dan tetap semangat dalam perjuangan berjamaah membangun kedaulatan pangan bangsa. Tolong RESOLUSI KEBUMEN yang sudah kita susun bersama disosialisakan dan laksanakan di daerah masing-masing sebagai oleh-oleh penting dari Jamnas JATAN Kebumen. Insya Allah kita akan berjumpa lagi di Jamnas JATAM yang ke-2 di Lampung dua tahun lagi.
KANG NARJO: Siap, Pak Bei. Tentu saya dan semua peserta akan lebih bersemangat membangun JATAM hingga di Cabang dan Ranting. Aamiin.
"Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat."
Klaten, 23 September 2025