SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Nasyiatul 'Aisyiyah (PDNA) Kota Surabaya dilantik oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul 'Aisyiyah Jawa Timur di aula Pusat Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya jalan Wuni No 9 Surabaya.
Mengusung tema “Kiprah Perempuan Muda Menguatkan Generasi Bangsa, Memajukan Surabaya”. Pelantikan tersebut turut dihadiri Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Ustadz Muhammad Jemadi MA dan anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya dr Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah, Sabtu (9/3/24).
Dokter Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah menyampaikan pesan dihadapan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah kota Surabaya untuk senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
"Kalau kita beriman dan bertaqwa, maka Allah akan memberikan keberkahan dari langit dan bumi," terang dokter Zuhro.
Itu maknanya, lanjut dokter Zuhro, religiusitas itu harus ada, merupakan sebuah proses untuk mencari sebuah jalan kebenaran berhubungan dengan sesuatu yang sakral yakni keshalihan, pengabdian yang besar pada agama.
"Kita harus bisa menjadi agent of change atau agen perubahan yakni usaha yang dilakukan dalam pembangunan suatu organisasi ditandai dengan adanya sejumlah orang yang menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut," paparnya.
Fungsi agen perubahan, sambung dokter Zuhro meliputi:
Pertama, mengidentifikasi masalah: agen perubahan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, organisasi, atau komunitas yang memerlukan perubahan.
Kedua, merumuskan solusi: mereka mengembangkan solusi atau strategi untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi.
Ketiga, mendorong perubahan: agen perubahan bertindak sebagai penggerak utama dalam mendorong perubahan yang diinginkan dengan mengimplementasikan solusi yang telah dirumuskan.
Keempat, mengkomunikasikan visi: mereka mengkomunikasikan visi perubahan kepada pihak-pihak terkait untuk memperoleh dukungan dan keterlibatan.
Kelima, memotivasi dan menginspirasi: agen perubahan memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam upaya perubahan, baik melalui contoh nyata maupun melalui pendekatan komunikasi yang persuasif.
Keenam, mengelola resistensi: mereka mengelola resistensi dan tantangan yang mungkin muncul selama proses perubahan dengan cara mengatasi keengganan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak yang terpengaruh.
Ketujuh, menilai dampak: agen perubahan mengevaluasi dampak dari perubahan yang telah diimplementasikan untuk memastikan bahwa tujuan perubahan tercapai dan memberikan manfaat yang diinginkan.
Kedelapan, menjaga keberlanjutan: mereka berupaya untuk menjaga keberlanjutan dari perubahan yang telah dicapai dengan memastikan bahwa sistem, proses, atau kebijakan yang baru tetap relevan dan efektif dalam jangka panjang.
"Sebisa mungkin memberdayakan diri kita dan lingkungan sekitar, kalau kita aktif di organisasi, tidak boleh meninggalkan kodrat kita sebagai istri dan ibu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua PDNA kota Surabaya Thalita Sabrina El Jihan sangat setuju dengan apa yang disampaikan dokter Zuhro bahwa perempuan harus mengambil peran penting di Masyarakat.
"Harus belajar mengatur waktu mana yang tugas rumah tangga dan tugas berdakwah," ungkapnya.
"Alhamdulillah, pengukuhan bisa berjalan dengan lancar, mudah-mudahan program kedepannya pun bisa terealisasi dengan baik," imbuhnya.
Lanjut Thalita Sabrina El Jihan, Fokus dan Ikhtiar Ketua PDNA Surabaya dalam 3 Tahun ke Depan adalah:
Pertama, menguatkan dan memberdayakan kompetensi kader Nasyiatul Aisyiyah dalam berbagai lini keilmuan : Agama, Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Lingkungan, Sosial-Budaya dan Politik.
Kedua, mendorong aktifnya cabang dan ranting Nasyiah dengan cara mengintensifkan, menghidupkan dan merawat kegiatan-kegiatan di akar rumput.
Ketiga, mengusahan terbentuknya cabang-cabang dan ranting-ranting baru di Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang belum ada Nasyiatul Aisyiyah, minimal 1 tahun 2 cabang dan ranting baru.
Keempat, mendukung, menyiapkan dan mengusahakan Diaspora Kader Nasyiah Surabaya untuk menempati posisi-posisi strategis di masyarakat.
Kelima, memperluas kiprah Nasyiah Surabaya dalam Membangun jaringan dan jalinan kerjasama dengan berbagai unsur dan elemen.
"Semua hal tersebut tetap harus mengacu pada identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan Tajdid. Khususnya pada bidang sosial budaya tetap menjaga aqidah tauhid dan syariat Islam," tandasnya. (Yuda)