Peran Orang Tua Mengajarkan Keselamatan pada Anak
Oleh: Abdul Muhyi, Mahasiswa Institut Agama Islam Al Ghuraba Jakarta
Tiga anak di bawah usia lima tahun atau balita meninggal dunia dalam kebakaran hebat yang melanda total 17 rumah di Jalan Cipinang Baru Bunder, RT 005/RW 018, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur pada Jumat (20/9/2024). Menurut Sutanto, sumber api saat ini diduga berasal dari rumah ketiga balita yang tewas dalam kebakaran tersebut. Api disebut merambat dengan cepat ke rumah lain karena salin berdekatan (Liputan6.com,21 September 2024).
Mengapa minimnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak dapat berkontribusi pada kejadian tragis seperti ini, dan bagaimana hal tersebut bisa dicegah dalam konteks pendidikan keluarga?Bagaimana peran orang tua dalam mengawasi dan mendidik anak-anak mereka di rumah untuk mengenali bahaya kebakaran dan situasi darurat?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengawasan diartikan sebagai tindakan mengawasi atau menjaga agar sesuatu berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam konteks ini, pengawasan orang tua adalah tanggung jawab untuk melindungi, mendidik, dan memastikan keselamatan anak-anak. (Santoso (2020: 45) Pendidikan keselamatan di rumah merupakan langkah preventif yang efektif untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi di rumah. Anak-anak membutuhkan bimbingan dalam mengenali lingkungan yang aman, termasuk potensi bahaya seperti kebakaran. Hal ini menegaskan bahwa minimnya pengawasan dapat meningkatkan risiko kecelakaan di rumah (Santoso, B. (2020).
Landasan hukum di Indonesia juga menegaskan pentingnya pengawasan terhadap anak. UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 Pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, dan kelalaian. Ketika orang tua gagal memberikan pengawasan yang memadai, mereka dapat dianggap melanggar hak anak atas perlindungan. Penelitian oleh Prasetyo (2021: 112) menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan yang melibatkan anak-anak, termasuk kebakaran, terjadi karena kurangnya pengawasan dan edukasi keselamatan di lingkungan rumah. Oleh karena itu, memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pengawasan anak adalah langkah preventif yang sangat penting. (Prasetyo, A. (2021). "Pengawasan Orang Tua pada Anak Usia Dini", Jurnal Pendidikan Keluarga, 15(2), 112-118).
Dalam perspektif agama, Islam juga menekankan tanggung jawab orang tua dalam menjaga anak-anak dari bahaya. QS. At-Tahrim ayat 6 menyatakan, "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." Tafsir Al-Mawardi menjelaskan bahwa menjaga keluarga mencakup memberikan pendidikan dan melindungi mereka dari bahaya duniawi, termasuk kecelakaan seperti kebakaran. Ibnu Katsir (2004: 248) menambahkan bahwa pengawasan adalah bentuk tanggung jawab moral yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua. Dengan memahami pentingnya pengawasan dari sudut pandang agama, orang tua diharapkan lebih termotivasi untuk melindungi anak-anak mereka dari segala bentuk risiko dan bahaya.
Minimnya Pengawasan Orang Tua
Minimnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak balita menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai kecelakaan tragis, termasuk kebakaran. Anak-anak usia dini belum memiliki kesadaran yang cukup tentang bahaya di sekitar mereka, sehingga mereka rentan terhadap risiko. Ketika orang tua lalai dalam mengawasi anak-anak, kemungkinan mereka terlibat dalam situasi berbahaya meningkat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan orang tua dalam memastikan keselamatan anak, terutama di lingkungan rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi mereka.
Pengawasan orang tua yang baik tidak hanya melindungi anak-anak dari bahaya, tetapi juga memberikan mereka pemahaman awal mengenai risiko di sekitar mereka. Anak-anak pada usia balita belum mampu membedakan mana yang aman dan berbahaya. Oleh karena itu, orang tua yang secara aktif mengawasi anak-anak dapat mencegah kejadian seperti kebakaran dengan memberikan pengarahan yang jelas dan melakukan tindakan pencegahan. Ketika pengawasan ini minim, anak-anak cenderung lebih mudah terpapar bahaya, yang dapat menyebabkan kecelakaan atau tragedi.
Minimnya pengawasan ini sering kali disebabkan oleh faktor sosial dan ekonomi. Banyak orang tua, terutama di lingkungan perkotaan, harus bekerja sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam situasi seperti ini, pengawasan terhadap anak menjadi kurang optimal. Kondisi ini semakin diperburuk ketika mereka tinggal di lingkungan padat penduduk di mana rumah-rumah berdempetan. Dalam situasi seperti ini, risiko kebakaran jauh lebih tinggi, karena api dapat dengan cepat menyebar dari satu rumah ke rumah lainnya. Jika orang tua tidak bisa memberikan pengawasan yang baik, anak-anak akan berada dalam bahaya yang lebih besar.
Secara hukum, kelalaian orang tua dalam mengawasi anak bisa dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak-hak anak. Menurut UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014, anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan dan kelalaian, termasuk dalam hal pengawasan. Dalam konteks agama, Islam juga sangat menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua dalam menjaga anak-anak mereka. Dalam QS. At-Tahrim ayat 6, Allah SWT berfirman agar setiap orang menjaga diri dan keluarganya dari bahaya. Ini menunjukkan bahwa pengawasan adalah kewajiban moral dan agama yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua.
Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah kejadian tragis seperti kebakaran adalah dengan meningkatkan edukasi bagi orang tua mengenai pentingnya pengawasan. Program-program edukasi mengenai keselamatan di rumah, bahaya kebakaran, serta cara mencegahnya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran orang tua. Edukasi ini bisa diberikan melalui sekolah, lembaga agama, atau komunitas setempat. Orang tua juga harus diajarkan bagaimana cara melibatkan anak-anak dalam memahami risiko-risiko yang ada di sekitar mereka.
Selain itu, peran komunitas juga tidak bisa diabaikan. Di lingkungan yang padat penduduk, seperti perkampungan di perkotaan, tetangga dan masyarakat setempat dapat berperan dalam membantu pengawasan anak-anak. Gotong royong dalam menjaga keselamatan bersama dapat mengurangi risiko kecelakaan, terutama ketika orang tua harus bekerja atau tidak dapat selalu berada di rumah. Dukungan komunitas dalam hal pengawasan bersama bisa menjadi solusi untuk mengatasi minimnya pengawasan orang tua.
Secara keseluruhan, minimnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak dapat berdampak besar pada keselamatan mereka. Selain faktor sosial dan ekonomi, kurangnya edukasi tentang bahaya di rumah dan kurangnya dukungan komunitas juga berkontribusi terhadap risiko tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran orang tua, memperkuat peran komunitas, dan menyediakan program edukasi yang relevan guna mencegah tragedi yang serupa terjadi di masa depan.
Mengenalkan Bahaya Kebakaran dan Situasi Darurat
Peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anak untuk mengenali dan menghindari bahaya di lingkungan rumah, termasuk bahaya kebakaran dan situasi darurat lainnya. Anak-anak pada usia dini sering kali belum memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup mengenai risiko yang ada di sekitar mereka, sehingga tanggung jawab orang tua menjadi sangat krusial. Orang tua perlu menyediakan pengawasan yang memadai serta mendidik anak-anak tentang tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam situasi darurat, terutama untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti kebakaran.
Langkah awal yang bisa dilakukan orang tua adalah mengenalkan anak-anak pada potensi bahaya di rumah. Benda-benda seperti korek api, lilin, dan peralatan listrik harus dijelaskan kepada anak-anak sebagai barang yang berbahaya dan hanya boleh digunakan oleh orang dewasa. Anak-anak juga perlu diberitahu di mana saja lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi sumber kebakaran, seperti dapur atau area penyimpanan gas. Dengan memberikan informasi dasar ini, anak-anak dapat memahami batasan-batasan di rumah yang berkaitan dengan keselamatan mereka.
Selain memberikan pemahaman tentang benda-benda berbahaya, orang tua juga harus mengajarkan anak-anak tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi kebakaran atau situasi darurat lainnya. Misalnya, mereka harus tahu cara melapor kepada orang dewasa ketika melihat sesuatu yang mencurigakan atau berpotensi menyebabkan kebakaran. Orang tua juga dapat melatih anak-anak mengenai prosedur evakuasi darurat, seperti cara keluar dari rumah dengan aman atau mencari bantuan di tempat yang aman jika ada kebakaran.
Mengajarkan keterampilan dasar pertolongan pertama kepada anak-anak juga sangat penting. Orang tua bisa mulai dengan mengenalkan anak-anak pada nomor darurat yang harus mereka hubungi jika terjadi kebakaran, seperti pemadam kebakaran atau polisi. Selain itu, mereka juga perlu diajarkan bagaimana cara menenangkan diri dalam situasi panik dan menghindari tindakan-tindakan yang justru bisa memperparah situasi, seperti mencoba memadamkan api sendiri tanpa bantuan orang dewasa.
Pengawasan yang ketat juga harus diterapkan oleh orang tua dalam aktivitas sehari-hari anak-anak. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak selalu diawasi ketika berada di area yang berpotensi berbahaya, seperti dapur atau garasi. Selain itu, orang tua juga harus selalu mengecek kondisi rumah secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya tersembunyi yang bisa memicu kebakaran, seperti kebocoran gas atau kabel listrik yang rusak.
Di sisi lain, pendidikan mengenai keselamatan kebakaran ini tidak hanya penting untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua sendiri. Orang tua perlu terus meningkatkan pengetahuan mereka tentang pencegahan kebakaran dan penanganan situasi darurat. Dengan begitu, mereka dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dan menciptakan lingkungan rumah yang lebih aman. Orang tua yang berpengetahuan akan mampu mengambil langkah pencegahan yang lebih baik dan lebih proaktif dalam melindungi anak-anak mereka dari risiko bahaya.
Secara keseluruhan, peran orang tua dalam mengawasi dan mendidik anak-anak tentang bahaya kebakaran sangatlah vital. Pengawasan yang tepat serta pendidikan yang diberikan sejak dini dapat membantu anak-anak mengenali risiko di sekitar mereka dan mengetahui tindakan apa yang harus diambil dalam situasi darurat. Melalui pendekatan yang terstruktur dan berkesinambungan, orang tua dapat menciptakan rumah yang aman sekaligus mempersiapkan anak-anak mereka untuk lebih tanggap dalam menghadapi potensi bahaya.