Ramadhan di Masjid Kampus UAD: Milenial, Intelektual dan Harmonisasi Agama

Publish

23 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
535
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Ramadhan di Masjid Kampus UAD: Milenial, Intelektual dan Harmonisasi Agama

Oleh: Fuandani Istiati, Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Bulan ramadhan selalu menjadi fenomena sakral di kalangan masyarakat Indonesia. Selain memiliki unsur ritualitas dan spiritual, bulan ini juga memiliki fenomena unik nan menarik salah satunya fenomena masjid kampus yang menjadi salah satu tujuan dalam berburu takjil berbuka. Agaknya fenomena ini cukup menarik sepuluh tahun terakhir terkhusu di Indonesia, dimana banyak kampus-kampus menyediakan pengajian sebelum berbuka yang diikuti penyediaan takjil berbuka. 

Takjilan di kampus banyak menarik minat mahasiswa terkhusus dari kalangan anak rantau. Bahkan tak sedikit pula masyarakat umum yang juga menyasar kampus sebagai tempat mereka untuk berbuka puasa. Menyadari akan fenomena ini, beberapa kampus terkhusus kampus-kampus Islam menginisiasi program untuk menyambut Ramadhan, salah satunya adalah program “Ramadhan di Kampus” yang diinisiasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ramadhan di Kampus

Menyambut Ramadhan di tahun 2024 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta melalui Islamic Centernya merancang sebuah program yang cukup serius dalam menghadapi fenomena takjilan di kampus, yaitu “Ramadhan di Kampus”. Bukan tahun pertama bagi Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan program tersebut. Sudah bertahun-tahun kampus ini menyediakan menu berbuka, kajian menjelang buka puasa, bahkan shalat tarawih berjamaah di masjid Islamic Centernya. Namun, menjadi menarik kemudian fenomena khas ini kemudian dirancang secara epic dan menarik sehingga memuat esensi mendalam, bukan sekedar menyediakan takjil berbuka semata.

Mengangkat tema “Ramadhan Bulan Harmonisasi Agama dan Ilmu Pengetahuan” kegiatan yang diadakan oleh Islamic Center UAD tidak hanya sebatas kajian berbuka dan menyediakan menu takjilan. Melainkan kajian keilmuan juga menjadi salah satu rangkaian dalam program Ramadhan di kampus. Tidak sampai disitu, tarawih berjamaah, Islamic Course, I’tikaf, dan Lomba Semarak Ramadhan di Kampus tidak terlewatkan menjadi program menarik di bulan Ramadhan yang ditawarkan oleh kampus ini menemani lezatnya menu berbuka.

Menariknya lagi, program ini juga sangat mendukung kenyamanan beribadah. Masjid Islamic Center UAD yang nyaman dengan fasilitas ruangan luas dan ber-AC, ditambah karpet yang empuk membuat jamaah akan merasakan kenyaman paripurna dalam melaksanakan ibadah tarawih. Kebersihan dan ketertiban sangat terjaga, karena saat anda mengikuti shalat tarawih berjamaah akan ada petugas yang menata shaf shalat, sehingga shaf rapi dan rapat.

Tidak sampai disitu saja, bentuk konsistensi lain dalam menjunjung kenyamanan beribadah, disediakan pula play ground anak dilantai dasar masjid. Sehingga para orang tua yang memiliki anak balita dapat menitipkan anak mereka disana dan dijaga dengan baik oleh para petugas yang tidak lain adalah mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG PAUD) UAD. Maka, tidak perlu risau lagi membawa anak ke masjid karena takut terganggu dalam beribadah.

Harmonisasi Agama dan Ilmu Pengetahuan

“Harmonisasi Agama dan Ilmu Pengetahuan” menjadi tema yang epic di ramadahn tahun ini. Tema ini merupakan sebuah refleksi mendalam yang diangkat UAD sebagai salah satu universitas Islam terbesar di Yogyakarta dan di Indonesia. Sebagai tonggak peradaban, perlu rasanya Islam muncul kembali menjadi peradaban besar setelah lama tertidur dengan menghadirkan kembali Islam dalam nafas perkembangan ilmu pengetahuan.

Melalui tema ini UAD merancang kajian berbukanya dengan kajian-kajian korelasi agama Islam dengan ilmu-ilmu pengetahuan seperti “Ilmu Kedoteran dan Islam”, “Sastra dan Islam” dan tema-tema serupa lainnya dengan mengangkat keilmuan-keilmuan umum dan korelasinya dengan Islam. Tema-tema tersebut disampaikan oleh para akademisi UAD.

“Islam mengalami kemunduran setelah umatnya banyak meninggalkan Al-Qur’an” tukas Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam ceramahnya membuka program “Ramadhan di Kampus” di Islamic Center UAD seminggu yang lalu. Dimana beliau menjelaskan bahwasanya dalam pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan agaknya umat Islam sudah jarang lagi mengkorelasikannya dengan Al-Qur’an. Yang mana seperti kita ketahui bahwasanya Al-Qur’an bagi umat Islam adalah kitab suci serta tuntunan segala ilmu pengetahuan.

Dari kegelisahan itulah maka tema harmonisasi agama dan ilmu pengetahuan digaungkan di bulan Ramadhan tahun ini oleh UAD. Mengingat sebagai universitas Islam UAD juga memiliki jurusan-jurusan umum seperti kedokteran, Teknik, sosial budaya, dan lain sebagainya perlu disegarkan dan diingatkan kembali bahwasanya Islam tetap bisa menjadi nafas pengembangan ilmu. Maka, dalam kajian-kajian menjelang berbukanya mengangkat isu-isu keilmuan umum dan kontemporer yang mana tidak bisa terlepas dari Islam itu sendiri.

Media Dakwah Milenial dan Intelektual

Dengan tema “Harmonisasi Agama dan Ilmu Pengetahuan” serta momentum bulan Ramadhan yang penuh akan keistimewaannya, rangkaian program Ramadhan di kampus UAD menjadi media dakwah milenial dan intelektual. Sasaran utamanya adalah mahasiswa UAD itu sendiri, sehingga transformasi agama dan ilmu semesta dapat tersampaikan dengan dinamis. Tidak sampai disitu, pemilihan tema-tema kajian berbuka, tarawih, dhuha, dan Islamic course yang mengangkat isu-isu terkini dan korelasi agama dan ilmu pengetahuan agaknya menjadi daya tarik sendiri. Hal ini dikarenakan generasi milenial dapat dikatakan generasi yang cukup lihai dalam memanfaatkan segala bentuk teknologi digital dalam mengakses ilmu agama.

Generasi milenial merupakan generasi yang terlahir antara 1980-2000 yang identik dengan manusia yang pemanfaat teknologinya sangat tinggi, dan menjadi kebutuhan mereka dalam menjalani hidup. Sebagai alternatifnya, maka dakwah bil-hikmah juga dapat mengiringi identitas generasi ini dalam memahami dan memaknai ilmu agama. Dakwah bil-hikmah sendiri adalah metode dakwah yang mengedepankan pengetahuan, adil, dan argumentatif. Untuk mengadopsi metode ini, informasi-informasi terkait “Ramadhan di Kampus”, UAD juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok dalam merangkul mereka. Pemilihan tema-tema kajian yang kolaboratif juga menjadi pertimbangan selanjutnya. Sehingga mahasiswa dalam konteks ini tidak antipati dalam mengikutinya.

Selain menyasar milenial, para intelektual juga menjadi sasaran dakwah UAD. Bukan ranah fiqhiyyah yang dikedepankan dalam setiap kajian dan kegiatannya, melainkan integrasi keilmuan agama dan ilmu pengetahuan yang menjadi poin utamanya. Sehingga, intelektual non-agama pun dapat memahami dan memaknainya dengan mudah karena keilmuan umu yang menjadi tombak bahasannya, dan ilmu agama (Islam) sebagai landasan dan nafasnya. Maka, agama bukan lagi untuk agama saja, melainkan agama untuk seluruh aspek kehidupan manusia yang tertransformasikan melalui ilmu pengetahuan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Tito Yuwono, MSc., PhD Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta S....

Suara Muhammadiyah

18 May 2024

Wawasan

Meninjau Ulang Syarat Mencari Ilmu Menurut Imam Syafii Oleh: Al-Faiz MR Tarman, Dosen Universitas M....

Suara Muhammadiyah

1 April 2024

Wawasan

SIAP TEMPUR Oleh: Joko Intarto ---------------Pengembangan platform penghimpunan wakaf uang dengan....

Suara Muhammadiyah

24 November 2023

Wawasan

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas  Surah Al-Baqarah ayat 36 dan 38....

Suara Muhammadiyah

17 July 2024

Wawasan

Oleh: Teguh Pamungkas Indonesia merayakan HUT ke-78 kemerdekaan RI pada bulan lalu. Kemerdekaan yan....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah