Refleksi 112 Tahun Muhammadiyah
Oleh: Rumini Zul Fikar, PRM Troketon, Klaten
"Dalam rentang waktu lebih dari satu abad, sebuah gerakan dakwah, sosial, dan pendidikan menjelma menjadi kekuatan umat dalam menuju umat, bangsa, dan negara yang maju. Itulah Muhammadiyah."
Tidak terasa, Muhammadiyah kini telah berusia 112 tahun. Sejak didirikan pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H) atas inisiatif KH Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta, Muhammadiyah telah menjadi pilar penting dalam membangun umat, bangsa, dan negara.
Selama lebih dari satu abad, Muhammadiyah berkembang secara struktural hingga ke tingkat paling bawah, memberikan dampak besar bagi gerakan dakwahnya. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh muhammadiyah.or.id pada Kamis, 14 November 2023, Muhammadiyah memiliki 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), 475 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), 3.947 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), dan 14.670 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Selain itu, terdapat 30 Pimpinan Wilayah Istimewa Muhammadiyah (PSIM) di luar negeri dan 31 Unit Pengembangan Pesantren (UPP).
Untuk amal usaha, Muhammadiyah juga telah mengelola 272 perguruan tinggi (83 universitas, 53 sekolah tinggi, dan 36 lainnya), 122 rumah sakit (dengan 20 rumah sakit dalam proses pembangunan), 231 klinik, dan 5.354 sekolah/madrasah. Selain itu, Muhammadiyah mengelola aset wakaf yang terdiri dari 20.465 lokasi dengan total luas tanah mencapai 214.742.677 m², 1.012 amal usaha sosial, dan 440 PesantrenMu. Jumlah ini belum termasuk 300 Baitut Tamkin Muhammadiyah (BTM) yang tercatat berdasarkan data bisnis.com pada 4 Juli 2024. Muhammadiyah juga menargetkan jumlah anggota persyarikatan mencapai 190 juta pada tahun 2024.
Dengan kekuatan yang dimiliki, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, Muhammadiyah telah terbukti menjadi salah satu organisasi yang mumpuni dalam memberikan kontribusi nyata bagi agama, umat, bangsa, dan negara. Sejak awal berdirinya hingga usia 112 tahun, Muhammadiyah telah hadir di setiap sendi kehidupan masyarakat dan memberikan dampak signifikan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, pemberdayaan, kemanusiaan, dan politik kebangsaan.
Tema Milad dan Tanwir 2024
Tema "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua" yang diangkat dalam Milad dan Tanwir tahun ini sangat relevan. Hal ini mencerminkan ikhtiar bersama seluruh elemen bangsa dalam mengejar ketertinggalan dan memajukan Indonesia.
Simbol-simbol yang digunakan, seperti musik Sasando, mencerminkan harmoni dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Warna gradasi biru dan hijau melambangkan harapan dan kesuburan, sedangkan bunga sepe menjadi simbol keindahan dan kemakmuran.
Pesan utama dari Milad dan Tanwir ke-112 adalah pentingnya gotong royong dan kebersamaan, dengan menanggalkan ego pribadi atau kelompok demi kepentingan bangsa dan negara.
Selamat Milad ke-112 dan Tanwir Muhammadiyah 2024. Semoga Muhammadiyah terus membawa keberkahan bagi seluruh bangsa Indonesia. Aamiin.