Refleksi 116 Tahun Kebangkitan Nasional

Publish

20 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
528
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Refleksi 116 Tahun Kebangkitan Nasional

Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon

"Masa Depan Bangsa Indonesia tergantung Usaha saat ini." -dr. Sutomo-

Seabad sudah sebuah gerakan untuk keluar dari keterbelakangan, penindasan, dan penjajahan. Hal inilah yang menggerakkan seorang anak bangsa bernama dr. Sutomo. Atas dasar itulah, sosok seorang pemuda kelahiran Surabaya pada 30 Juli 1888, terketuk hatinya untuk menggalang sebuah kebangkitan guna melawan ketidakadilan dan penindasan dari bangsa penjajah.

Maka Sutomo bersama rekan-rekan tepat pada tanggal 20 Mei 1908 mencetuskan gagasan agar seluruh elemen bangsa bangkit atas dasar persamaan nasib. Karena pada waktu itu kondisi bangsa kita terpuruk baik secara ekonomi, politik, budaya, maupun kondisi sosial kehidupan lainnya. Ibarat kata, bangsa kita pada waktu itu benar-benar dalam kungkungan penjajah, sehingga bangsa Indonesia tidak bisa mengatur rumah tangga sendiri karena terjajah.

Karena sebelumnya dalam melawan penjajahan masih berjalan sendiri-sendiri kedaerahan belum terorganisasi dengan baik, maka setelah adanya keinginan kaum muda terpelajar pada waktu itu, dr. Sutomo, Douwes Dekker, Soekarno, Hos Cokroaminoto, Cipto Mangunkusumo, Wahidin Sudirohusodo, Ki Hajar Dewantara, bersama-sama dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing untuk bersama-sama melawan penjajah.

Sangat menarik dan sebagai pemantik, sebuah pidato dr. Sutomo yaitu "Masa Depan Bangsa Indonesia tergantung usaha saat ini." Ini menunjukkan bahwa mimpi kemerdekaan dan suatu bangsa tidak akan terwujud jika tidak ada usaha yang nyata. Dalam sanepan Jawa dikatakan bahwa "Endek Wiwitan Duwur Wekasan" yang bermakna bahwa semua untuk mencapai kesuksesan harus diawali dari bawah.

Pertalian dr. Sutomo dengan Muhammadiyah

Kita sebagai generasi penerus jangan jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah) baik sebagai warga negara dan warga persyarikatan, bahwa warisan pemikiran tentang nilai-nilai yang dibawa dr. Sutomo mampu mengubah pola pikir jumud menuju pola pikir yang progresif, salah satunya bagaimana rakyat sehat dan perlunya sebuah sarana kesehatan. Itu merupakan bidang yang harus menjadi prioritas bagi rakyat Indonesia selain pendidikan. Maka tidak aneh ketika KH Ahmad Dahlan ingin mendirikan PKO, dr. Sutomo sangat antusias dan menjadi penasehat PKO di Surabaya. Maka mau tidak mau kita harus menyadari bahwa Sutomo adalah selain aset bangsa juga merupakan kader dan aset persyarikatan.

Karena perkumpulan Budi Utomo lah yang mendorong agar KH Ahmad Dahlan dakwah bahwa Muhammadiyah ini menjadi sebuah perkumpulan atau organisasi resmi. Berkat dorongan dan dukungan itulah KH Ahmad Dahlan lantas membentuk persyarikatan Muhammadiyah menjadi organisasi resmi yang diakui pemerintah Hindia Belanda.

Bangkit Menuju Indonesia Emas

Tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sangat menarik untuk dikupas, yaitu bahwa bangsa Indonesia memasuki percaturan global serta di tengah perubahan zaman yang serba digital ini maka bangsa ini mau tidak mau harus bangkit dari tidurnya.

Kita menyadari bahwa kita masih jauh tertinggal baik dari ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, maupun yang lainnya, sehingga saat ini kita belum seutuhnya berdaulat dalam politik, ekonomi, sehingga kita masih tergantung dengan negara lain. Maka yang harus dilakukan para pemangku kebijakan baik itu presiden, wakil presiden, para wakil rakyat, kaum cerdik pandai (cendikiawan), para agamawan, para pakar di semua bidang harus bersatu bersama-sama untuk bangkit. Dengan memposisikan potensi masing-masing, jangan sampai masing-masing ahli di bidangnya mati kepakarannya atau "The Death of Expertise" yaitu yang hanya menurut ego pribadi maupun kelompok tetapi mengorbankan atau menjual harga diri kita dengan sesuatu yang sesaat. Sehingga dengan demikian kita akan menjadi

Semoga para pemimpin terpilih yang akan memangku mulai bulan Oktober mendatang benar-benar mampu membawa bangsa ini lebih maju, bermartabat serta semoga menjadi bangsa yang benar-benar berdaulat di segala bidang dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di tengah era disrupsi yang serba canggih dan cepat ini. Aamiin.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Memegang Mushaf Al-Qur'an saat Shalat Tarawih Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unive....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Wawasan

Menelisik Islam Progresif Perspekif Abdullah Saeed Oleh: Sutopo Ibnoris, PC IMM AR Fakhruddin Kota ....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Wawasan

Baiti Jannati, Menciptakan Suasana Surga dalam Rumah Oleh: M. Rifqi Rosyidi, Lc., M.Ag., Mudir Pond....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Wawasan

111 Tahun Muhammadiyah: Bergerak Nyata, Berkontribusi untuk Indonesia dan Dunia Oleh: Asyraf Al Far....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Wawasan

Oleh: Abdul Rohman, Mahasiswa Institut Agama Islam Al Ghuraba Jakarta Media sosial saat ini sudah t....

Suara Muhammadiyah

7 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah