Sekolah yang Dinamis
Oleh; Daryono
Kepemimpinan Visioner
Penciptaan bumi dan seisinya membutuhkan proses selama miliaran tahun. Padahal Allah Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Semesta raya yang begitu komplek dapat sangat mudah diciptakan langsung sesuai kehendak-Nya. Artinya sungguh bahwa Allah Swt mencintai sebuah proses.
Begitu pula kita sebagai makhluk-Nya ketika diberi amanah sebagai pemimpin pada lembaga pendidikan di Muhammadiyah. Semua dilakukan tanpa instan, dibutuhkan sebuah proses sesuai kaidah persyarikatan dan berpikir growth mindset.
Saat ini kita memiliki rekan kerja, guru baru yang lahir abad 21. Namun realitanya kita bimbing dan membina mereka dengan pola abad 20 bahkan abad 19. Sehingga akan terjadi offside pola pikir yang tidak sejalan diantara kita dan berakibat stagnasi atau mungkin terjadi kemunduran.
Untuk itu sebagai pemimpin dimanapun kita berada, wajib lakukan update diri menghadapi zaman era 4.0 bahkan 5.0. Terkadang kita masih menyalahkan keadaan, menyalahkan guru atau kepala sekolah kita sebagai "kambing hitam" karena sekolah tidak maju dan berprestasi.
Pemimpin yang visioner, tangguh, memiliki aqidah yang kuat, tidak mudah "baper" namun senantiasa berperan untuk kemajuan sekolah dan madrasah Muhammadiyah sebagai sarana syiar Islam. Yang dapat cintai oleh warga sekolah. Lebih utama tentunya dicintai sang kholiq, sehingga rahmat Allah Swt akan hadir di tengah kita semuanya.
Maka tidak menjadi alasan sekolah kita terburuk berkepanjangan dan termenung dengan sesekali bertanya; mengapa sekolah ditinggalkan guru kita kerja di tempat lain atau mendaftar PPPK dan CPNS? Sudah saatnya kita bangkit, jadikan semua kejadian yang ada di sekolah kita adalah sebuah tantangan. Perbaiki sistem kerja dan naikan gaji guru maupun karyawan. Tingkatkan pelayanan, kedisiplinan kerja dan nilai religius sekolah kehidupan sehari-hari.
Membuka lowongan kerja dengan sistem mutasi guru yang yang jelas. Memiliki kekuatan hukum yang diketahui oleh pimpinan di Persyarikatan Muhammadiyah. Standar penerimaan kompetensi yang bagus, memiliki tenaga pendidik yang memiliki keterampilan unggul dari lembaga perguruan tinggi yang berkualitas.
Setelah kita melakukan penerimaan tenaga pendidik dan kependidikan. Selanjutnya lakukan akselerasi guru baru dengan program pemagangan kerja di sekolah lain. Sekolah dengan sistem dan habit kerja yang baik. Pembelajaran yang berkualitas tinggi dan sekolah Muhammadiyah yang memiliki keunggulan serta berkemajuan.
Menjaga ethos guru yang pulang dari program pemagangan adalah keniscayaan. Memodifikasi hasil produk pemagangan dengan program sekolah asal dan kultur masyarakat pengguna pelayan kita adalah ruang kreativitas warga sekolah itu sendiri. Sebagaimana yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah Adiwerna (Musawerna). Dalam rangka menjaga kepercayaan sebagai sekolah yang religius dan berprestasi.
Setiap sekolah memiliki cara tersendiri untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat. Dengan mempertahankan prestasi sekolah maupun siswa. Seperti MIM Karanganyar, SDM Plus Salatiga, SDM Koottabarat Surakarta, SDUG Gemolong Sragen, SMPM 2 Cilacap, SMPM Plus Salatiga, SMP/SMAM Cilongok, SMAM 1 Wonosobo dan SMKM Majenang, SMAM TREINSEIN Sragen, SMAM Klaten.
Membangun gedung sekolah tanpa mengesampingkan prestasi siswanya untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Seperti MIM Unggulan Suruhkalang Karanganyar, SDM Birrul Walidain, SDIT Muh. Al Kautsar Sukoharjo, SDM 1 Purbalingga, MIM Ajibarang, SDM Slawi, SD BUMIMU Adiwerna, SMPM Colomadu, SMPM 2 Kebumen, SMAM 2 Bobotsari dan SMKM Kramat.
Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah di Jawa Tengah masih banyak lagi yang dapat kita jadikan rujukan dan sister school. Seperti pondok pesantren Ahmad Dahlan di Tegal, PPMTQ Darussalam Slinga Purbalingga, MBS Zam-Zam Banyumas, Ponpes Hj. Zaenab Masykur Adiwerna Tegal dan lainnya.