PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Riau (FH Umri) dalam peringatan Milad ke-10 tahun menggelar Tasyakur dan Seminar Nasional pada Selasa (21/1/2025) bertempat di Auditorium Kampus Utama Umri Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru.
Kegiatan Seminar Nasional dengan tema “KPK; Past – Present and Future” menghadirkan dua pembicara utama yaitu Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Hikmah Dr H M Busyro Muqoddas SH MHum, serta Akademisi dan Praktisi Hukum Dr Erdianto SH MHum, yang diikuti dua ratusan peserta terdiri dari mahasiswa, akademisi, serta praktisi hukum.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Badan Pembina Harian (BPH) Umri, Rektor beserta Wakil Rektor III Umri, Hj Azlain Agus SH MH, Datuk Dr Hj Zuraida, Direktur Walhi Riau, Kepala Biro dan Dekan Fakultas selingkungan Umri, Organisasi Advokad, Lembaga Bantuan Hukum, Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Riau, serta Ikatan Alumni Fakultas Hukum Umri.
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Hukum Umri, Dr Raja Desril SH MH, menegaskan bahwa Fakultas Hukum Umri merupakan Fakultas pertama di lingkungan Umri yang berhasil meraih Akreditasi Unggul dan juga di Provinsi Riau. Seminar ini bertujuan untuk membahas perjalanan regulasi KPK di masa lalu, masa kini, dan prospeknya di masa depan.
Tambahnya lagi, ada tiga indikator utama untuk menilai kualitas hukum di suatu negara yaitu, Substansi hukum atau Regulasi yang ada, Struktur hukum, yakni bagaimana hukum dijalankan, serta Budaya hukum, yang mencerminkan perilaku masyarakat terhadap hukum.
“Kehadiran narasumber dalam seminar ini sangat penting untuk mengupas tuntas pengetahuan dan pengalaman KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia,” ujar Dr Raja Desril.
Rektor Umri, dalam sambutannya menekankan pentingnya seminar ini. Ia menyebutkan bahwa narasumber yang hadir memiliki idealisme tinggi yang bisa menjadi teladan bagi mahasiswa.
“Dari beliau, saya belajar hakikat harta berasal dari idealisme. If you lose your money, you lose nothing. If you lose your health, you lose something. But if you lose your idealism, you lose everything,” ujar Dr Saidul Amin.
Rektor berharap seminar ini tidak hanya menjadi ajang transformation of knowledge tetapi juga transformation of belief, sehingga mahasiswa semakin berani membela kebenaran dengan penuh integritas.
Sebagai penghormatan, Wakil Rektor III Umri memberikan cenderamata berupa tanjak kepada narasumber. Dalam sambutannya, Rektor menjelaskan makna filosofis tanjak yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Filosofi Melayu ini menekankan bahwa tujuan akhir kehidupan adalah Tauhid, yakni pengakuan bahwa laa maujud illa Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Allah.
Dalam sambutannya, Ketua PP Muhammadiyah Dr H M Busyro Muqoddas berkesempatan mengucapkan selamat atas Milad Ke-10 Fakultas Hukum Umri. Ia mengapresiasi tema yang diangkat, yang relevan dengan penguatan peran akademisi dalam mendukung pemberantasan korupsi.
Pada pemaparan Seminar Nasional, Ketua PP Muhammadiyah ini mengatakan tema yang diangkat menggambarkan spirit orang Islam yang berdasar pada Qur’an Surat Al Hasr ayat 18. Islam memiliki karakter pada umatnya untuk selalu melakukan koreksi dan evaluasi dimasa di dalam kehidupan.
“Mengelola bangsa dan negara ini jika tidak menghadirkan nilai-nilai iman yang terintegrasi dengan ilmu yang dimiliki, dengan produknya amal soleh, atau dengan kata lain iman, ilmu, dan amal, maka bangsa ini akan dikorbankankan dengan berbagai cara,” ujar Dr H M Busyro Muqoddas.
Melalui seminar ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat peran akademisi dalam membangun sistem hukum yang lebih baik di Indonesia. (Syae)
