Sumpah Pemuda dan Krisis Identitas
Oleh: Asman, Wakil Ketua Riset, Teknologi, dan Manajemen SDM Pemuda Muhammadiyah Kota Kendari
Pemuda dalam berbagai perspektif dikatakan sebagai lokomotif dari gerakan perubahan. Pemberian label sebagai lokomotif gerakan, tidaklah berlebihan melihat catatan Sejarah yang tertulis dalam lembaran kertas peradaban hidup manusia. Di Indonesia, sebagaimana negara lainnya, telah menuliskan gerakan pemuda sejak 28 Oktober 1928 yang kini diperingati setiap tahunnya.
Gerakan pemuda di Indonesia yang kemudian disebut sebagai sumpah pemuda, adalah sumber persatuan dari identitas pemuda Indonesia. Rasa kepemilikan yang sama terhadap sebuah negara yang masih mengumpulkan simpul-simpul persatuan. Simpul yang berbedah inilah yang kemudian membentuk negara Indonesia yang majemuk, tanpa ada yang paling merasa berjasa. Melihat simpul-simpul ini yang turut membangun Indonesia, Muhammadiyah menyebut Indonesia sebagai negara consensus atau kesepakatan bersama.
Sebagai generasi saat ini, tentunya tantangan yang dihadapi akan sangat jauh berbeda dengan zaman dahulu. Dulu, para pemuda bersepakat atas dasar hidup sepenangunggan terhadap penjajahan kolonialisme. Persatuan seluruh elemen bangsa patut di simpulkan agar membentuk persatuan, bangsa dengan budaya bangsa yang menjadi ciri khas dari Indonesia.
Namun akan sangat berbeda dengan keadaan saat ini. dimana, perkembangan zaman yang kian maju, membentuk peradaban dan cara pandang yang berbeda bagi sebuah bangsa. Globalisa telah membuat batas-batas tidak lagi membatasi seseorang untuk mengetahui ruang dan waktu. Budi Winarno (2008) menjelaskan bahwa globalisasi telah membawa berbagai perubahan baik bersifat kemajuan maupun ketimpangan.
Sumpah pemuda di ibaratkan sebagai kumandang adzan. Sebuah panggilan atau seruan untuk semua pemuda di Indonesia bahwa negara kita memiliki budaya dan identitas yang menjadi nilai filosofis negara ini terbentuk. Sumpah ini adalah bentuk kerja sama agar setiap generasi di Tengah tantangan yang dihadapi generasi saat ini. Bagi setiap generasi untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan memupuk rasa cinta tanah air.
Krisis Identitas
Tidak bisa dipungkiri, identitas generasi saat ini cenderung terkikis dari sumber utama ajaran bangsa ini. banyak factor yang mempengaruhi identitas bangsa mulai hilang. Diantaranya, media sosial, budaya asing, keluarga dan sebagainya. Menurut Ghaitsa Zahra Kathrina Sanjaya dkk (2025) media sosial menjadi factor utama perubahan itu terjadi. Dimana generasi saat ini harus menampilkan citra diri yang sempurna, mengikuti tren, dan mendapatkan pengakuan dalam bentuk likes, komentar, atau jumlah followers.
Krisis identitas yang terjadi saat ini, disebabkan kurangnya pemahaman generasi terhadap sejarah yang membentuk perstuan bangsa ini. Kurangnya pemahaman mengenai Sejarah perjuangan pemuda menjadi penyebab berkurangnya kesadaran nasional dikalangan pemuda.
Kurangnya kesadaran terhadap hasil konsensus sumpah pemuda setidaknya telah menghilankan tiga hal penting dalam kehidupan generasi saat ini, yang menjadi fondasi penting dalam menjaga identitas sebuah bangsa.
Pertama, hilangnya identitas bangsa. Nilai-nilai lokal bangsa tercerabut dari akarnya disebabkan pemahaman yang tidak utuh terhadap identitas bangsa. Identitas yang membentuk nilai bangsa tercerabut dari akarnya dan membuat generasi tidak memahami jati diri bangsanya.
Kedua, tidak adanya kebanggaan terhadap bangsa. pernah suatu waktu, di Indonesia viral dengan tagar di media sosial kabur aja dulu. Walaupun tagar ini adalah bagian dari kritik, namun memunculkan spekulasi bahwa generasi saat ini tidak bangga dengan keadaan Indonesia saat ini.
Ketiga, berkurangnya rasa nasionalisme. Salah satu wujud dari sumpah pemuda ialah membangun nasionalisme dikalangan pemuda saat itu. Realitas yang kita temukan saat ini justru berbanding terbalik. Bagaimana tidak, perngorbanan para pendiri bangsa justru diacak-acak dengan tindakan yang amoral. Korupsi, gaya hidup hedonism, membanggakan budaya luar menjadi persoalan yang serius.
Kesadaran akan realitas bangsa ini, yang kehilangan identitas ditengah perkembangan zaman, menjadi tantangan yang penting untuk disegera di perbaiki. Semua komponen bangsa haruslah bersatu dalam kesadaran kolektif untuk bersama-sama memperbaiki keadaan ini.
Membangun Identitas Lokal Bangsa
Persoalan utama yang perlu dilakukan ialah bagaimana cara membangun identitas lokal bangsa dapat mandarah daging di sanubari setiap generasi. Karena tantangan setiap generasi berbeda-beda, sehingga membutuhkan metode yang tepat dalam proses penerapannya.
Kita masih ingat budaya Indonesia yang disebut “gotong royong” telah hilang bersama dengan majunya peradaban. Karena sikap individualism dan skeptisme terhadap nilai-nilai yang diakibatkan tergerus oleh budaya luar menjadikan nilai ini perlahan hilang. Maka peran pendidikan menjadi penting untuk memberikan pemahaman dan stimulus.
Membangun indentitas yang tergerus diakibatkan modernisasi dapat dilakukan dengan Kerjasama yang terbentuk dari kesadaran kolektif. Tanpa adanya keasadaran dari semua komponen, mustahil penguatan identitas pada generasi selanjutnya dapat dilakukan. Karena jembatan penghubungnya telah terputus oleh ego sectoral. Olehnya itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki ini semua.
Pertama, melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam proses pelestarian identitas lokal bangsa. Termasuk pemuda sebagai generasi pelanjut perlu dilibatkan dalam proyek penanaman nilai-nilai bangsa. Dengan melibatkan generasi muda, mereka mampu memahami akar budaya, ini dapat membangun rasa memiliki dan tanggung jawab untuk melestarikannya.
Kedua, membangun kesadaran dan kepedulian terhadap nilai-nilai bangsa. Sebagai generasi saat ini, menjaga nilai-nilai bangsa, adalah tugas para orang tua ataupun pemerintah. Agar identitas ini tidak hilang, maka kesadaran perlu dibangun sejak dini kepada setiap generasi.
Ketiga, membuat program pendidikan dan pelatihan untuk melestarikan identitas bangsa secara massif dan terstruktur. Hal ini dilakukan agar warisan identitas bangsa ini tidak hilang digerus oleh zaman. Olehnya itu, memberikan edukasi kepada generasi saat ini, akan memberikan nyawa baru kepada keberlangsungan generasi bangsa.
Sumpah pemuda dapat menjadi sumber inspirasi dalam membangun identitas yang sedang mengalami krisis. Olehnya itu, kita perlu membangun kesadaran ini kepada generasi saat ini, agar identitas persatuan, nasionalisme, rasa bangga terhadap bangsa dapat kita pertahankan ditengah gempuran budaya luar yang semakin menggila.


