Tantangan Dakwah Muhammadiyah
Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/LPPA PWA Kalbar
Akhir-akhir ini banyak mata melihat ke arah organisasi Islam terkategori terbaik dan terkaya dunia, aset mencapai triliunan, belum termasuk yang tidak bergerak jika dinominalkan. Sorotan semakin tajam dan nyaris menghujam jantung para kader persyarikatan, sebab isu dan bola liar semakin panas. Bak bara api tak ada habis-habisnya. Celah apapun dari Muhammadiyah-'Aisyiyah akan dimanfaatkan segelintir kelompok lain mengatasnamakan persyarikatan.
Saat itu sempat kita lena, tidak menyadari bahwa virus tersebut hampir membuat rusak tatanan berpikir dan beragama. Mengutip pendapat dari guru besar Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Akhsanul In’am yang juga Pembina Asosiasi Doktor Muhammadiyah Indonesia (ADMI) saat kegiatan rutin via zoom (Senin, 17 Juni 2024), mengatakan perlu usaha preventif agar kejadian serupa tidak lagi terjadi, sebab lanjut Prof. In'am celah sekecil apapun akan menyebabkan masalah besar.
Syukurlah kini Muhammadiyah telah sadar, dan kesadaran ini semoga tidak akan membuat para kader Muhammadiyah ditingkat pengabdian manapun jatuh untuk kedua kalinya. Pengalaman harus menjadi pijakan terbaik bagi persyarikatan. Muhammadiyah harus terus tegak lurus sebagai organisasi Islam, berkemajuan dan menjadikan Amr maruf nahi Munkar orientasi gerakan yang di bulan Dzulhijjah ini tepatnya 8 Dzulhijjah berusia 115 tahun. Angka yang tak biasa untuk sebuah keberadaan organisasi Islam yang semakin berumur semakin bermanfaat dan bermartabat.
Dakwah Muhammadiyah
Berdakwah dengan cara dan medan apapun tidak akan selalu tegak lurus dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Pasti selalu ada batu, kerikil, atau hanya sekedar debu yang akan menghalangi. Sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah identitas Muhammadiyah nyata terpatri di hati generasi ke generasi.
Sejatinya inilah keunggulan Muhammadiyah yang tidak dimiliki oleh organisasi keagamaan lain. BerMuhammadiyah bukan arena mengejar prestasi, bukan semata karena materi, tetapi berbuat terbaik untuk agama dan bangsa. Hal ini menurut Jabal Tarik Ibrahim, Guru besar UMM saat silahturahim bersama pimpinan dan anggota PWM-PWA Kalimantan Barat (28 September 2023), tidak dapat dipisahkan dari identitas Muhammadiyah. Dakwah di Muhammadiyah adalah saat siapun kita dengan kemampuan yang dimiliki telah dapat memberikan kebaikan kepada umat, dan yang terberat adalah menjaga harmonisasi untuk terus tegak, sigap, cermat saat diperlukan.
Tantangan Dakwah
Menjaga harmonisasi berdakwah dengan segala dimensinya bukanlah pekerjaan mudah. Berdakwah membutuhkan setumpuk semangat dibaluri keikhlasan yang harus terus dijaga. Muhammadiyah dalam perjalanannya, menjadikan dakwah kultural yang tidak semata-mata menggunakan seni budaya lokal sebagai objek tetapi terus memperkuat landasan budaya masyarakat disegala sisi kehidupan untuk membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (MIYS). Setidaknya ada empat tantangan dakwah yang akan dihadapi oleh seorang dai saat berdakwah di masyarakat, yakni : kemudahan akses, kemajemukan tokoh, kemajemukan kultur, serta dinamisasi berpikir kritis masyarakat.
Contoh kasus bagaimana dakwah yang dilakukan oleh kader Muhammadiyah menjadi bola liar diskusi yang tidak pernah habis. Saat Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Adi Hidayat dibully habis-habisan karena pendapatnya mengartikan kata "Asy-Syuara". Bullyan, cenderung hinaan pun dilontarkan, yang secara pribadi menyerang UAH dan juga siapa UAH dan organisasinya.
Pertanyaan sederhana pun muncul mengapa hal demikian terjadi ?. Jawabannya tentu saja begitulah dakwah, medan dakwah sesungguhnya medan perang yang harus siap dihadapi dengan kondisi apapun. Menyerah bisa menjadi pilihan, tetapi alangkah baiknya mengokohkan hati adalah bukti bahwa sebagai hamba Allah, sebab istiqamah berdakwah sesuai kemampuan Allah ganjar dengan kebaikan dan termasuk hambaNya yang beruntung. Dalam surat Ali Imran ayat 104 Allah SWT berfirman : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung".