YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto mendorong Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) harus menjadi gerakan yang berkualitas.
Hal ini diutarakan saat Stadium General Musyawarah Cabang (Muyscab) XX Pimpinan Cabang IMM Djazman Al-Kindi Kota Yogyakarta, Ahad (5/10) di Aula Islamic Center Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Untuk menuju gerakan yang berkualitas, sebut Agung, tolok ukurnya terletak pada aspek prosesnya. “Bagaimana proses gerakan berkhidmat dalam IMM. Ini bisa dilihat dari kegiatan-kegiatannya, agenda-agendanya, program-programnya, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Termasuk, outputnya. Yang mendasari dari seluruh matarantai program-program yang telah disusun dan ditetapkan. “Apakah punya impact tertentu atau tidak,” sebutnya. Di samping itu, yang terpenting, output pasca-IMM.
“Alumni-alumni IMM ini akan ke mana, menjadi apa. Di situ kita akan melihat apakah gerakan ini berkualitas atau tidak,” imbuhnya.
Untuk masuk ke ranah itu, merujuk pada mars IMM, “Kitalah cendekiawan berpribadi.” Artinya, kader IMM sebagai sosok cendekiawan berpribadi. Di situ tolok ukurnya, Susila cakap takwa kepada Tuhan.
“Cendekiawan itu berkutat pada ilmu pengetahuan, tetapi berharap ilmu pengetahuannya bisa memberikan maslahat untuk umat manusia. Cendekiawan arahnya harus seperti itu,” tekannya.
Dari kader IMM yang menjelma sebagai cendekiawan, bisa berkontribusi mencerdaskan kehidupan. “Dari manusia yang belum paham dengan ilmu pengetahuan, bisa tercerahkan,” ucapnya. Yang tentu, ditopang dengan konsistensi dan komitmen keumatan dan kebangsaan.
“Cendekiawan harus punya konsentrasi, komitmen, untuk membesarkan dan membangun umat,” urainya.
Agung mengingatkan, sosok cendekiawan yang kaya dengan ilmu, jangan terjebak pada kemilaunya semata. Tetapi, bagaimana aktualiasi yang kemudian bisa ditransferkan kepada kehidupan secara totalitas.
“Kita belajar ilmu oke. Tapi, tidak cukup hanya dengan ilmu. Ilmu harus kita lihat dalam konteks keindonesiaan, kebangsaan, lalu kemudian apa yang bisa kontribusikan—dengan ilmu kita—untuk penguatan keumatan dan kebangsaan,” tegasnya.
Di samping itu, bersambung dalam mars tersebut, “Pewaris tampuk pimpinan umat nanti.” Dalam konteks ini, kader IMM harus menyiapkan diri sebagai estafet keberlanjutan kepemimpinan umat di masa depan.
“Yang menjadi calon pimpinan di masa yang akan datang adalah anda semua,” ucapnya. Sebab, di dalam jiwa mereka, melekat kader Persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. “Tiga ini saling menyatu dalam individu setiap kader IMM,” lanjutnya.
Dan yang lebih substansial, kader IMM harus memiliki hal-hal baru untuk memajukan bangsa. Karena itu, kehadiran IMM sebagai secercah harapan bagi masa depan bangsa menuju bangsa unggul dan berkemajuan. (Cris)